KyuHeyna_Scene) #8 “MARRIED LIFE”

May, 15th 2014 at Yogjin Medical University…

*Author Pov*

Tampak seorang yeoja tengah duduk termenung disalah satu bangku taman seraya menatap objek kecil dalam genggaman tangannya. Dalam diam, ia mulai membaca informasi yang terdapat pada belakang kotak berbentuk persegi panjang tersebut.

“Eotthokeh?” gumam Heyna setelah selesai membaca informasi. Nafas berat terhembus keluar dari hidung mancungnya begitu hal yang telah menganggu fikirnya hampir 2 minggu ini kembali menyeruak masuk.

Tanpa ia ketahui, seorang yeoja dengan perawakan tinggi berjalan mengendap-endap dari balik punggungnya. Dengan senyum evil yang tersungging di bibir manisnya, Jihyo mengangkat kedua tangannya tepat dibelakang heyna berniat mengejutkan sang sahabat. Namun, mendadak gerakannya berhenti setelah melihat objek dalam gengaman tangan Heyna yang seketika membuat kedua bola matanya membelalak lebar.

Dengan cepat, Jihyo merampas benda berbentuk persegi panjang dari tangan Heyna yang sontak membuatnya berbalik dan berteriak karena terkejut.

“YAK! Ya..kau gila ya?” seru Heyna seraya berusaha merebut kembali benda yang dirampas Jihyo.

“Pil KB?” tanya Jihyo dengan suara pelan setelah membaca keterangan yang tertera pada objek dalam gengamanya tersebut.

“Ani!” balas Heyna singkat seraya memasukan obat yang pagi tadi ia beli di apotek ke dalam tasnya. Seraya melancarkan death glare miliknya pada yeoja yang kini menyipitkan mata padanya, Heyna kembali duduk dibangku dan melipat kedua tanganya didepan dada. ” Ya, apa yang kau lihat Nona Hwang?”

“Jangan balik bertanya, Nyonya Cho! Katakan padaku untuk siapa pil KB itu?” jawab Jihyo seraya duduk disamping Heyna dengan tatapan menyelidik.

“Itu titipan temanku.”

“Teman yang mana, hah?”

“Kau tidak kenal, Hyo-ya! Ia satu jurusan denganku.” bohong Heyna.

“Geotjimal! Lantas kenapa saat ini kau berusaha keras menghindari tatapan mataku, Nyonya Cho? Kau fikir aku bisa termakan tipuanmu, hah? Aku sudah mengenal baik dirimu sejak SMP, Pabo!” ucap Jihyo seraya menjitak kepala sahabat baiknya tersebut.

“YAK! Kenapa kau memukul kepalaku?!

“Tentu saja karena kau bodoh! Cepat jelaskan padaku, apa lagi yang sekarang ada di otak lugu dan bodohmu itu!” ucap Jihyo dengan nada menuntut.

Untul sesaat Heyna tampak terdiam seraya menatap sebal yeoja disampingnya. Dalam benak yeoja berparas cantik tersebut tengah menimang-nimang apakah dia akan tetap mengelak atau berkata jujur pada sahabatnya sekaligus meminta pendapatnya tentang masalah yang tengah menganggu fikirannya tersebut.

“Ya, kenapa kau malah diam saja? Cepat beberkan padaku! Kau tau, saat ini kau terlihat seperti ahjumma yang tengah binggung.”

“Mwo? Ahjumma? Neo michiseo? Wajah muda dan cantik sepertiku kau sebut ahjumma? Kau rabun ya?” balas Heyna seraya menoel kening lebar yeoja dihadapannya.

“Sudahlah, kau tak perlu berbelit-belit Na-ya! Cepat katakan padaku kenapa kau membeli pil KB, hah? Apa kau belum siap memiliki anak?” tanya Jihyo. ” Atau…jangan-jangan Kyuhyun-oppa tidak menginginkannya?” lanjut Jihyo yang segera direspon gelengan kepala oleh Heyna.

“Ani, tapi entahlah. Aku juga tidak tau, kami berdua belum pernah sekalipun membahas tentang keturunan.” beber Heyna. Pada akhirnya ia memilih untuk membagi kekhawatirannya saat ini pada sahabat baiknya tersebut.

“Kenapa kau tidak bertanya? Tanyakan saja, jadi semua akan beres.” saran Jihyo yang direspon rengan hembusan nafas panjang oleh Heyna.

“Wae, wae? Kenapa kau menghembuskan nafas panjang? Jangan bilang kau juga malu untuk membahas tentang keturunan dengan suamimu seperti beberapa minggu lalu saat kau malu tentang bahasan hubungan intim, Nyonya Cho?” lanjut Jihyo yang segera dihadiahi dengan jitakan oleh Heyna.

“YAK, appo! Kenapa kau malah menjitakku?” rintih Jihyo seraya mengusap puncak kepalanya.

“Yak, kau gila ya? Kecilkan suaramu, pabo! Apa menurutmu pemberitaan miring tentangku dan Kyuhyun masih kurang, hah?” balas Heyna dengan sengit.

“Mian, aku lupa kalo kau ini masih menjadi musuh ribuan yeoja pengemar namja bernama Cho Kyuhyun karena telah menikahi dan mencurinya dadi pengemar setianya.” ucap Jihyo seraya nyengir dan memberikan V singn.

“Sekarang kau sudah sadar, hah?”

“Baiklah, jadi bagaimana? Sebenarnya apa yang sekarang kau risaukan? Dan apa rencanamu dengan pil KB itu?” tanya Jihyo kembali.

“Molla…”

“Kau ini kenapa sih?”

“Entahlah, aku binggung Hyo-ya. Kau tau sendirikan berapa usiaku sekarang?”

“Ya, lantas kenapa? 21 tahun itu sudah masuk usia orang dewasa. Baik kau dan Kyuhyun oppa sama-sama sudah dewasa dan kalian sudah menikah. Jadi apa yang membuatmu binggung?”

“Kau tau kan, Ahra noona memiliki anak kembar?”

“Lantas?”

“Kau tau juga kan jika Kyuhyun sangat menyayangi 2 keponakan laki-lakinya itu.”

“Terus?”

“Sudah jelaskan kan, berati dia pasti juga menginginkan anak.” jawab Heyna.

“Berarti dengan begini beres kan? Kenapa juga kau bing..tunggu sebentar. Jadi sebenarnya kaulah yang tidak menginginkannya, Nyonya Cho?”

“Ani…bukan begi..” belum selesai Heyna membalas pertanyaan, Jihyo kembali melontarkan petanyaan.

“Ya, apanya yang bukan? Wah..kurasa eomma, kakekmu dan Kyuhyun oppa pasti akan kecewa mengetahuinya.

“Ani, dengar dulu penjelasanku, Nona Hwang! Jangan seenaknya menyimpulkan sesuatu.” tutur Heyna. “Aku juga menyukai anak-anak, dan aku juga ingin memiliki sosok mini seperti diriku atau Kyuhyun. Tapi..”

“Tapi apa? Jangan katakan jika kau mengidap penyakit? Itu tidak benar kan, Na-ya?” potong Jihyo yang kini tampak khawatir.

“Ani, aku sehat Hyo-ya!”

“Syukurlah, kufikir kau tengah sekarat.”

“Ya…kau mau mati?”

“Ani, bukan ingin mati. Tapi ingin mendengar alasanmu. Jadi, apa masalahnya?” tanya Jihyo kembali.

“Kau tahu kan, saat ini aku masih kuliah.” awali Heyna yang segera direspon anggukan oleh Jihyo. “Bagaimana jika aku sampai hamil sebelum menyelesaikan kuliahku?” lanjut Heyna.

“Tidak masalahkan? Banyak mahasiswi yang masih tetap kuliah saat mereka hamil.” tutur Jihyo.

“Ara, aku tau itu. Tapi mereka bukan aku Jihyo-ya.”

“Maksudmu?”

“Kau tau sendiri kondisiku, aktifitasku. Selain kuliah, aku juga adalah pewaris satu-satunya kakekku. Usia kakekku sudah melewati batas pensiun, Hyo-ya. Aku tidak bisa menundanya lagi untuk segera mengantikannya.” jelas Heyna.

“Kau benar, Na-ya.” ujar Jihyo yang sekarang perlahan mulai paham permasalahan sahabatnya tersebut.

“Tentu saja aku juga ingin memiliki anak, tapi tidak sekarang. Aku tidak mau anakku harus tumbuh dengan kurangnya kehadiranku dan kasih sayang karena aku masih harus menyelesaikan kuliahku dan membantu kakekku disaat bersamaan. Jelas aku tidak akan sanggup menangani ketiga hal tersebut dan dapat membagi waktuku secara adil. Setelah kuliah aku harus menuju ke rumah sakit dan mulai bekerja membantu kakek sampai sore hari bahkan terkadang sampai malam. Dan setelahnya aku harus memgerjakan tugas-tugas kuliahku ketika pulang ke rumah. Jadi jika aku punya anak bagaimana aku bisa mengasuhnya? Aku tidak mau anakku harus menjadi korban ketidakmampuanku. Aku takut bagaimana jika nanti dia akan tumbuh besar seperti Minho? Kita tau sendiri bagaimana dingin, tertutup dan sedihnya Minho yang dibesarkan dengan kondisi kurangnya perhatian dan kehadiran orang tuanya.” jelas Heyna.

“Ara, kau benar Na-ya.”

“Meskipun setelah itu ia berubah menjadi sosok yang hangat setelah bertemu kita. Tetap saja aku tidak mau jika anakku harus merasakan hal tersebut. Sungguh seorang ibu yang tidak bertanggung jawab sekali jika aku hanya melahirkan anakku tanpa menemani masa perkembangannya.” lanjut Heyna.

“Ara, sekali lagi kau benar Na-ya.” timpal Jihyo.

“Selain itu, kau tau sendiri aku kuliah di jurusan kedokteran. Bagaimana aku bisa mengikuti kelas praktik radiologi jika aku sedang hamil. Jelas itu berbahaya untuk janin.”

“Kau benar, Na-ya.”

“Karena itu, kufikir jika ingin memiliki keturunan. Paling tidak aku harus menyelesaikan dulu kuliahku sampai aku mendapatkan gelar spesialis. Dengan begitu setelahnya aku hanya memiliki satu tugas untuk mengantikan kakekku. Di saat itu, murasa aku bisa membagi waktuku antara pekerjaan dan anak. Karena itulah, tadi pagi aku memberanikan diri untuk membeli pil KB. Tapi…” ucapan Heyna terhenti. Sekali lagi hela nafas panjang terhembus dari hidungnya.

“Waegurae, Na-ya?” tanya Jihyo.

“Aku takut, Hyo-ya.” jawab Heyna.

“Apa yang kau takutkan?”

“Bagaimana pendapat Kyuhyun tentang pemikiranku ini. Apakah dia akan bisa menerimanya? Kau tau sendiri ia sangat menyukai anak kecil. Bagaimana jika ia kecewa dengan keputusanku?”

“Coba bicarakan baik-baik dengannya, Na-ya. Mungkin Kyuhyun oppa akan bisa memahami kekhawatiranmu.”

“Kau tau semenjak kami menikah, Kyuhyun sekalipun tidak pernah memintaku ataupun menuntutku untuk mengikuti kemauanya. Justru akulah yang pernah memintanya seperti berjanji untuk tidak menyentuhku sebelum selesai kuliah. Dan yang kau tau ternyata itu teramat berat baginya hingga ia berusaha menghindariku untuk mengendalikan dirinya. Tapi, sekalipun ia tidak pernah mengeluh, meminta, ataupun menyerah untuk memenuhi janjinya. Baginya, jika ia bisa melakukan sesuatu yang bisa membuatku bahagia, itu sudah cukup. Karena dia merasa tidak bisa memberikanku kehidupan pasangan yang normal mengingat statusnya sebagai idol. Dan sekarang, apakah aku harus memintanya kembali untuk menuruti permintaanku? Apakah itu adil baginya? Mungkin dia akan setuju, tapi bagaimana jika sebenarnya ia kecewa padaku? Aku binggung sekali, Hyo-ya.”

“Tetap saja kau harus membagi pemikiranmu ini dengan Kyuhyun oppa, Na-ya. Ia berhak tau dan ikut memutuskan masa depan kalian. Komunikasi adalah kunci segalanya. Apa kau ingat bagaimana kacaunya aku, Minho, dan kau saat kita saling menyembunyikan perasaan masing-masing yang justru malah membuat kita tersiksa?” ucap Jihyo mengingatkan kondisi mereka beberapa tahun lalu. “Dengar, apapun nanti tanggapan Kyuhyun-oppa. Kalian harus tetap berkepala dingin. Dan kurasa, Kyuhyun oppa akan bisa menerimanya.” balas Jihyo.

Heyna tampak terdiam sejenak setelah mendengar saran sahabatnya tersebut. Dalam benak yeoja tersebut, masih menimang-nimang tindakan apa yang sebaiknya ia pilih.

“Hyo-ya, bagaimana jika karena harus selalu menuruti kemauanku membuat kyuhyun melayangkan gugatan cerai padaku?” ucap Heyna yang sontak membuat yeoja dihadapannya mendaratkan jitakan diatas kepalanya.

“YAK! Appo, kenapa kau malah menjitakku Nona Hwang!” seru Heyna seraya mengusap puncak kepalanya.

“Kau itu benar-benar bodoh ya? Kemana otak cerdas mantan siswi no.1 di seluruh penjuru Korea Selatan ini, hah? Apa perlu aku mengingatkan padamu seberapa besar suamimu mencintaimu,hah? Ingat bagaimana usaha dan pengorbannya untuk bisa berdiri disampingmu saat ini? Bahkan ia hampir kehilangan nyawanya karena menentang kakekmu. Tidak mungkin ia bisa menjauh darimu, Nyonya Cho.” tutur Jihyo.

“Ya, itu bisa saja terjadikan jika aku terus-menerus memintanya mengikuti kemauanku. Dan kau tau, aku tidak bisa jika harus kehilangan setan labil itu. Meskipun kami seringkali beradu argumen, dan saling menjahili bahkan berkelahi seperti anak kecil. Tapi aku sangat menyukainya, Hyo-ya. Jadi, aku sangat takut jika nantinya ia meninggalkanku. Eothokeh?” balas Heyna.

“Wah tak kusangka seorang Cho Heyna yang sangat mandiri dan memiliki kadar gengsi tingkat tinggi dalam dirinya mengakui jika ia takut kehilangan seseorang karena terlalu menyukainya.” ucap Jihyo seraya bertepuk tangan.

“Ya, kau jangan memperolokku Nona Hwang!”

“Pokoknya, kau coba diskusikan dulu dengan Kyuhyun Oppa. Bagaimana nanti tanggapannya kita diskusikan lagi. Ingat kau memiliki sahabat baik dengan kecerdasan tingkat tinggi sepertiku. Dan tentunya juga sangat cantik.” ujar Jihyo seraya menyibakkan rambutnya yang sukses membuat mulut Heyna mengangga lebar.

“Kau mau kutemani ke bangsal psikiatri? Kuliahku baru akan mulai 1 jam lagi.” ucap Heyna yang sukses membuat Jihyo membelalakan kedua bola matanya.

“Ya, kau fikir aku gila!”

“Syukurlah jika kau sadar, Nona Hwang!”

“YAK! Neo!”

“Ara, kau memang cantik Hyo-ya. Aku akui itu.” ucap Heyna seraya meberikan V sign.

“Nappeun!”

“Hyo-ya!

“Wae?”

“Gomawo, chingu-ya. Kau tau, aku sedikit merasa lega setelah bisa membagi kekhawatiranku padamu.”

“Sama-sama. Kau tau, kau selalu bisa mengandalkanku Na-ya!” balas Jihyo seraya tersenyum lembut pada sosok Heyna yang segera ikut meyunggingkan senyum manisnya.

“Kajja, aku lapar sekali Nyonya Cho!”

“Hari ini aku yang bayar, Nona Hwang!”

“Aye, Roger!”

Berdua, yeoja berambut panjang tersebut melangkah beriringan menuju tempat dimana mereka bisa menghilangkan rasa lapar.

*Author POV End*

 

07.35 at Kyuheyna Apartement PH Floor…

*Heyna POV*

            Kutatap punggung namja yang saat ini tengah duduk didepan layar TV menekuni game PS. Sesekali ia beseru kegirangan ketika hero yang ia mainkan berhasil membunuh musuh.

“Kyuhyun-ah, kau mau strawberry?” seraya meletakkan piring terakhir yang telah selesai ku cuci dan ku lap kedalam lemari penyimpanan. Beberapa saat lalu pada akhirnya kami bisa makan malam bersama setelah seminggu lebih kami absen dengan rutinitas tersebut. Dalam sebulan, bisa dihitung dengan jari berapa kali kami bisa makan malam bersama. Schedule Kyuhyun yang luar biasa padat bisa membuatnya hampir selalu pulang diatas pukul 11 malam bahkan tidak pulang sama sekali karena harus terbang ke luar kota ataupun luar negeri.

“Ani, aku sudah terlalu kenyang.” balas Kyuhyun tanpa menoleh dan tetap fokus menghabisi musuh yang hampir saja memukul kepala hero yang ia mainkan.

“Apa sebaiknya ku katakan sekarang?” ucapku pelan mengingat hal yang tadi siang telah ku diskusikan dengan Jihyo. Perlahan aku melangkah mendekati namja yang kini sudah 8 bulan lebih menjadi suamiku.

“Duduk kemari, Nona labil!” pinta Kyuhyun seraya menepuk pahanya yang kini tengah duduk bersila. Namja ini tiba-tiba sering sekali berprilaku romantis padaku setelah malam dimana kuserahkan diriku seutuhnya padanya.

“Apa yang kau lihat, ppali kemari!” perintahnya seraya menepuk pahanya kembali.

“Apa kau tidak akan terganggu jika aku duduk dipangkuanmu? Bisa-bisa heromu kalah karenanya.” balasku.

“Kau terlalu memandang rendah seorang master game sepertiku , Na-ya. Ingat, aku ini Cho Kyuhyun. Namja dengan tingkat kecerdasan rata-rata dan tentu saja sangat tampan, mana mungkin aku akan kalah hanya karena kau duduk dipangkuanku.” deklarasi Kyuhyun yang sontak membuatku berdecak.

“Cih, sampai kapan kau akan selalu menolak kunjungan ke bangsal psikiatri? Penyakit narsismu itu sudah tidak tertolong, Tuan labil.” balasku.

“Yak, kau mau mati Nona labil!” ucap Kyuhyun seraya melirik sengit padaku

“Ani, aku mau duduk diatas pangkuan suamiku.” balasku datar seraya melepas sandal rumahku dan duduk diatas pangkuanya.

“Hmmm..harum sekali.” ucap Kyuhyun seraya memelukku dan meletakkan dagunya diatas pundak kananku. “Kau tau, aroma tubuhmu benar-benar khas dan membuatku ketagihan dan selalu merindukannya.” lanjutnya seraya tetap memainkan jemari tangannya diatas stik PS.

Untuk beberapa saat aku terdiam menimang-nimang kapan waktu yang tepat untuk mendiskusikan tentang keturunan dengan Kyuhyun.

“Kau kenapa? Apa yang sedang kau fikirkan di otakmu saat ini? Jangan ragu, cepat katakan padaku, Nona labil.” tutur Kyuhyun yang sontak mebuatku menoleh kebelakang.

“Whoa, bagaimana kau bisa tahu?”

“Kau lupa suamimu ini, Nona Labil! Perlu ku ingatkan lagi jika aku ini namja dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata! Tertulis dengan jelas di keningmu jika kau sedang bimbang, Nyonya Cho!” balas Kyuhyun.

“Cih, dasar narsis!”

“Jadi cepat, ungkapkan semua apa yang menganggu difikiranmu!” pinta Kyuhyun seraya meletakkan stik PS dalam gengamannya.

“Ehm..Kyuhyun-ah.”

“Wae?”

Perlahan aku turun dari pangkuan Kyuhyun dah duduk bersila tepat dihadapanya.

“Kyuhyun-ah, kau tau..jika..” awalku.

“Wae?”

“Kau tau, sekarang kita sudah…sudah..melakukan..melakukan itu..”

“Melakuakan itu apa?”

“Itu..yang sering kau minta jika malam.” balasku seraya menduduk karena malu.

“Ah, maksudmu peperangan diatas kasur?” tutur Kyuhyun seraya terkekeh. “Ya, sampai kapan kau akan bertingkah malu seperti ini jika tengah membahas hal dewasa.” lanjut Kyuhyun seraya mengacak pelan rambutku.”

“Entahlah, aku ini gadis Tuan labil! Tentu saja aku memiliki rasa malu!”

“Ya, kau itu sudah bukan gadis Nyonya Cho! Ingat, aku sudah menidurimu!” timpal Kyuhyun dengan nada seduktif

“Ya…kau tidak perlu memperjelasnya Tuan Cho! Aish!”

“Sudahlah, apa sebenarnya yang ingin kau katakan. Ungkapkan semuanya dan tidak perlu takut. Kau tau, aku akan mendengarkanmu Nyonya Cho.” ucap Kyuhyun seraya kembali mengacak pelan rambutku.

“Berjanjilah untuk tidak marah setelah mendengarnya, ani jika kau mau marah itu juga tidak apa-apa, sejujurnya kau memang pantas marah.”

“Ya..ya..apa maksudmu? Apa kau diam-diam mengerjaiku? Atau jangan-jangan kau berbuat gila dibelakangku, Nona labil!”

“Ya, aku bukan yeoja serendah itu Cho Kyuhyun!”

“Ara, aku hanya bercanda. Jadi apa yang seharusnya membuatku marah itu?”

Untuk ke sekian kalinya aku kembali terdiam seraya mengumpulkan keberanian untuk mengemukakan keganjalan dalam hatiku pada namja dihadapanku.

“Katakan saja, aku janji tidak akan marah.”

“Ani, kau berhak marah Kyuhyun-ah. Sudah sepantasnya kau marah.” jawabku pelan seraya kembali menundukkan kepalaku. Saat ini aku terlalu takut menatap kedua bola matanya.

“Kubilang aku janji tidak akan marah, Nona labil. Jadi jangan menundukkan kepalamu dan cepat katakan apa yang kau sembunyikan dariku.”

“Kau tau, kita sudah melakukan hubungan intim kan. Dan kau pasti tau konsekuensi dari aktivitas tersebut.” Kyuhyun sontak membulatkan kedua bola matanya sebagai respon dari ucapkanku.

“Na-ya, apakah kau hamil?” ucap Kyuhyun yang segera kurespon dengan mengelengkan kepalaku.

“Ani, tapi apa yang ingin kudiskusikan ini ada kaitannya dengan konsekuensi dari hubungan itu.” balasku.

“Apa kau ingin menunda untuk memiliki anak?” tebak Kyuhyun yang sukses membuat jantungku berdegup kencang.

“Kau tau, saat ini aku masih berkuliah. Aku juga masih harus membantu kakek. Jadi..jadi kurasa aku belum siap jika harus memiliki anak. Aku tidak bisa jika harus menunda kuliah dan menunda mengambil alih usaha kakek. Beliau sudah seharusnya pensiun. Jika aku memiliki anak sekarang, aku takut tidak bisa menemani tumbuh kembangnya kelak karena kesibukanku. Aku tidak mau menjadi sosok orang tua yang tidak bertanggung jawab. Aku takut jika nantinya ia tumbuh menjadi pribadi yang dingin seperti Minho dulu. Aku tau pasti efek pertumbuhan anak jika kekurangan perhatian dan kehadiran orang tuanya melalui Minho. Setidaknya, aku harus menyelesaikan kuliahku dulu. Dengan begitu, aku tidak akan terlalu sibuk dan dapat membagi antara pekerjaan dan rumah.” jelasku seraya menatap takut Kyuhyun.

“Aku tau, kau sangat menyukai anak-anak. Dapat terlihat bagaimana kau sangat menyukai anak Ahra-noona. Tapi, posisiku saat ini..”

“Ya, apa kau bodoh!” potong Kyuhyun. Perlahan ia menarik jemariku dan mengenggamnya. “Kau takut aku akan marah karena hal ini?” lanjutnya.

“Ne, kau kan sangat menyukai anak-anak. Tapi, kau tidak beruntung menikahi yeoja sepertiku yang memiliki tanggung jawab yang berat ini. Mianhae Kyuh…” ucapanku terhenti saat dengan cepat Kyuhyun menempelkan jari telunjuknya pada bibirku.

“Jangan pernah mengatakan hal seperti itu Na-ya! Dengarkan baik-baik. Aku hanya akan mengatakannya sekali dan camkan itu.” potong Kyuhyun.

“Menikah denganmu adalah keputusan terbaik yang pernah kubuat dalam hidupku. Sebuah keberuntungan yang sangat besar karena aku bisa memilikimu dalam hidupku. Memiliki yeoja yang dapat selalu melengkapi segala kekurangan yang kumiliki tanpa aku harus memintanya. Dan yang akan selamanya menjadi rumahku untuk kembali.” lanjut Kyuhyun.

“Tapi, aku selalu membuatmu harus menerima keinginanku sepihak bahan terkesan memaksakanya padamu. Aku..”

“Na-ya, dengar! Aku tidak pernah sekalipun merasa terpaksa ataupun  tertuntut karenamu. Aku paham betul akan posisimu dan posisiku. Memang benar aku sangat menyukai anak-anak. Apalagi jika itu adalah anakku sendiri. Sangat menyenangkan melihat versi mini dirimu ataupun diriku dalam kehidupan kita. Tapi, seperti halnya dirimu. Aku tidak mau menjadi orang tua yang tidak bertanggung jawab dan egois karena kesibukanku. Dengan schedule pekerjaanku hingga 5 tahun kedepan, teramat sulit bagiku untuk menemani tumbuh kembang seorang anak. Seperti hal nya yang kau fikirkan, aku tidak mau anakku kelak harus kekurangan kehadiranku. Aku ingin selalu ada dan bisa diandalkan oleh istriku kelak saat ia tengah mengandung anakku. Aku ingin setiap malam bisa menyanyikan lagu atau mebacakan dongeng pada anakku. Dan untuk sampai pada tahap itu, setidaknya aku harus menyelesaikan masa kontrak kerjaku yang masih 5 tahun lagi. Aku ingin memperbarui kontrak dengan kegiatan yang tidak terlalu padat agar bisa memiliki waktu yang cukup untuk menemani keluarga kecilku.” jelas Kyuhyun yang sukses membuat air mataku mengalir pelan dadi kedua pelupuk mataku karena terharu dan lega.

“Wae, kenapa kau menangis?” ucap Kyuhyun seraya mengusap air mataku.

“Kufikir kau akan marah. Kau tau, 1 minggu lebih aku selalu mengkhawatirkan hal ini. Setiap aku ingin mengatakannya, selalu kutelan kembali kata-kataku karena takut akan membuatmu marah.” jawabku.

Dengan lembut, Kyuhyun menarik lenganku dan membimbingku untuk kembali duduk dipangkuannya. Dengan kedua lengan kekarnya, ia merengkuh tubuhku kedalam pelukan hangatnya yang selalu sukses membuatku merasa tentram dan aman.

“Pabo, bagaimana aku bisa marah jika yang kuhadapi anak labil sepetimu. Kau tau, aku sangat mencintaimu Na-ya. Dari saat aku megucapkan janji suci pernikahan kita,disaat itu pula aku berjanji akan menerimamu dalam segala kondisi apapun. Aku tau pasti posisi dan tanggung jawab beratmu. Justru aku yang merasa menuntutmu untuk menerima keadaanmu. Karena status dan schedule ku sebagai seorang Idol, aku tidak bisa mengajakmu berkencan dengan bebas seperti pasangan sebagaimana mestinya. Aku sering meninggalkanmu seorang diri dirumah karena harus terbang keluar kota ataupun keluar negeri. Bahkan, hanya untuk sekedar makan malam sederhana dirumah bersama pun aku jarang sekali bisa mewujudkannya. Bagaimana bisa aku memaksakan untuk memiliki anak disaat untuk bisa menemanimu aku hampir tidak bisa. Sungguh egois dan kurang ajar sekali jika aku memaksakan untuk memiliki anak.”

Kulingkarkan kedua lenganku pada leher Kyuhyun dan menyadarkan kepalaku pada dada bidangnya.

“Ani, kau bukan namja egois ataupun kurang ajar. Kau adalah seorang namja bertanggung jawab yang telah kunikahi.” ucapku. “Kau tau, aku juga sangat mencintaimu. Karena itulah, aku takut jika apa yang kuminta akan membuatmu marah dan menceraikanku nantinya.” lanjutku yang dengan segera dihadiahi jitakan oleh Kyuhyun.

“Yak, pabo. Apa sih isi otakmu? Bisa-bisanya kau berfikir tentang perceraian! Jangan pernah berfikir dan menyebut kata itu selama aku masih hidup, Nyonya Cho! Aku tidak akan pernah melepaskanmu sekalipun kau lari dariku. Camkan itu!” ujar Kyuhyun seraya kembali mejitak kepalaku dengan gemas.

Perlahan dapat kurasakan kekhawatiran yang telah mengangguku 1 minggu lebih ini meniggalkan fikiranku.

“Kau tau, tadi pagi aku pergi ke apotek dan membeli pil KB, tapi aku terlalu takut untuk meminumnya. Aku takut bagaimana tanggapanmu tentang hal ini sampai-sampai aku membuangnya tadi sore.”

“Ya, kenapa kau membuangnya. Kau kan bisa menyembunyikannya dulu. Kau itu bodoh ya?”

“Ani, kaulah  yang bodoh karena mencintai orang bodoh ini.” balasku tak mau kalah. Namun tak urung detik berikutnya seulas senyum tersungging  dibibirku saat kurasakan kecupan lembut mendarat dipuncak kepalaku.

“Ne, kau benar. Aku sangat mencintai anak bodoh ini.”

“Aku tau, kau tidak akan mungkin bisa menghindar dari pesonaku, Tuan labil.”

“Ara, aku tidak akan bisa menyukai orang lain jika dia bukan dirimu.” ucap Kyuhyun seraya kembali megacak rambutku dengan gemas.

“Kau harus berjanji padaku, jika kedepanya ada hal yang menganjal dihatimu. Kau harus segera mendiskusikannya denganku. Jangan berusaha memendamnya terlalu lama, Nona labil. Kau jangan takut dan segera komunikasikan padaku.” lanjut Kyuhyun.

“Ne, aku janji.”

“Nice!”

“Kyuhyun-ah.”

“Em?”

“Gomawo.” ucapku seraya menegakkan kepalaku. Detik berikutnya kekecup singkat pipi sumaiku tersebut.

“Apakah hanya ini yang kudapat setelah deklarasi panjangku tentang bagaimana aku mencintaimu, hah?” protes Kyuhnyun.

“Ah, baiklah. Bagaimana dengan ini.” jawabmu seraya mendekatkan wajahku pada Kyuhyun dan mengecup bibirnya. Tepat disaat aku mulai menarik bibirku. Dengan cepat ia segera memegang belakang kepalaku dan mulai menciumku.

Untuk beberapa saat bibir kami saling bertautan. Dapat kurasakan jemari tangan Kyuhyun mulai menyusup masuk kedalam kaosku. Dan perlahan mengusap lembut perutku.

“Aku tidak tahan lagi. Ucap Kyuhyun mengakhiri ciuman kami. Detik berikutnya ia berdiri seraya membopong tubuhku ala bridal style. “Ayo kita pindah ke kamar.” lanjutnya

“As your wish, Tuan Cho.”

Dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya. Ia segera berjalan ke kamar seraya kembali mendaratkan ciuman dibibirku. 

*HEYNA POV END.”

27th May, at Kyuheyna Apartement PH Floor….

*KYUHYUN POV.*

“Ini aneh.” ucapku pelan seraya memeriksa mundur rekening koran yang dikirim ke emailku 8 bulan kebelakang. “Aneh, kenapa hanya ini?” ucapku kembali saat mendapati semua pengeluaran yang tertera pada rekening koran yang baru saja kuperiksa kurang lebih sama. Sekarang, hampir 9 bulan aku dan Heyna menikah. Sejak awal kami tinggal bersama, aku memberikan pada Heyna salah satu debit card yang kumiliki untuk ia gunakan memenuhi kebutuhan kami dan membayar semua tagihan yang ada. Setiap bulan secara rutin aku selalu mentransfer ke rekening tabunganku yang Heyna pegang debit card-nya tersebut, dengan jumlah yang lumayan besar. Karena tentu saja sebagai seorang suami yang bertanggung jawab aku harus memberikan nafkah yang sesuai dengan kebutuhan istriku. Dari sejak menikah aku sama sekali tidak pernah mengecek rekening koran dari rekening tabungan yang kuberikan pada Heyna. Karena aku yakin dan percaya, yeoja itu adalah tipe yang bertanggung jawab dan tidak suka menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting. Entah, karena penasaran aku membuka email dari bank tempatku menabung yang baru saja masuk hari ini. Dan aku terkejut, bukan karena anak labil itu memboroskan uang, justru karena kecilnya pengeluaran bulanan yang ia keluarkan. Bahkan direkening tersebut kini banyak tersisa uang yang jumlahnya besar.

“Aneh sekali, seharusnya pengeluarannya lebih dari ini.” ucapku kembali. Kutatap yeoja yang saat ini tengah memasukan Ipad kedalam ranselnya seraya bersenandung kecil. “Na-ya!” panggilku dari atas ranjang.

“Wae?” jawab Heyna singkat disela-sela kegiatannya memasukan buku-buku kuliah yang akan dibawanya pagi ini.

“Aku ingin bertanya sesuatu.” uacapku seraya berjalan menghampiri istriku dan duduk diatas kursi didepan meja rias. Merespon pertanyaanku, Heyna segera mendekat dan kini berdiri tepat dihadapanku.

“Waeyo?”

“Baru saja aku melihat rekening koran yang dikirimkan oleh bank ke emailku. Itu rekening tabungan yang debit cardnya kuberikan padamu.” infoku.

“Wae, apakah ada yang salah?”

Kusodorkan ponselku pada yeoja yang kini menerimanya dan mulai membaca informasi yang tertera pada layar ponselku.

“Tidak ada yang salah?”

“Itu salah, Nona labil.” balasku seraya mengambil kembali ponselku dari tangan Heyna yang kini tampak binggung.

“Apa yang salah? Aku mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan.”

“Disitu hanya tertera pengeluaran untuk belanja bulanan, belanja bahan makanan setiap minggu, tagihan air, gas, listrik, keamanan, kebersihan dan transfer gaji untuk Han ahjumma setiap akhir bulan.” jawabku.

“Lantas, apa yang salah Tuan labil?”

“Banyak sekali.”

“Mwo? Apanya yang salah? Aku sama sekali tidak menghamburkan uang Kyuhyun-ah.”

“Katakan padaku, dimana pengeluaran untuk biaya kuliahmu, biaya sehari-harimu diluar rumah, dan setelah ku ingat lagi kau pernah ke Perancis dan Irlandia. Dimana biaya untuk pembelian tiket pesawat  dan biaya apapun yang kau keluarkan saat disana? Dan tentu saja segala barang yang kau beli dan buku-buku kuliahmu yang sangat banyak itu dari semenjak kita menikah sampai saat ini.” beberku.

“Ah itu aku membayarnya dengan uangku sendiri. Kau membuatku takut saja, kufikir aku melakukan kesalahan.” jawab Heyna seraya kembali merapikan isi ranselnya.

Kutatap punggung Heyna yang kini membelakangiku. Kurasa ia sama sekali tidak sadar akan kesalahannya. Aku masih ingat betul ucapan ibu mertuaku tentang sifat dan kepribadian Heyna lebih dalam yang beberapa ada yang belum ku ketahui sebelum kami menikah. Salah satunya dimana ia terlalu mandiri, dan karena itu ia selalu berusaha menyelesaikan masalahnya seorang diri alih-alih mengandalkan orang lain. Bahkan jika itu adalah ibunya sendiri yang kata eommonim sering membuatnya sedih dan merasa manjadi ibu yang tidak berguna. Seperti segala kejadian saat kami masih pacaran, saat dia melakukan semuanya seorang diri. Menerima segala sakit dan kesusahannya seorang diri, berusaha melindungi orang-orang yang ia sayangi tanpa memperdulikan dirinya sendiri dan berlagak seoalah semuanya baik-baik saja. Hingga semuanya meledak dan mebuatnya terpuruk. Dan sekarang, setelah menjadi istriku. Ia masih berusaha untuk mengatasi masalahnya seorang diri alih-alih mengandalakanku sebagai suaminya. Aku tau pasti, jika apa yang ia lakukan saat ini bukan karena tidak menghargai keberadaanku. Tapi karena sifat mandirinya itu yang tidak ingin merepotkan orang lain. Tapi aku sekarang adalah suaminya. Sudah kewajibanku untuk menafkahinya dan menjadi seseorang yang bisa ia andalkan seumur hidupku. Dan dengan pemikirannya itu membuatku dapat merasakan apa yang eommonim rasakan dahulu saat menghadapi sosok mandiri Heyna. Dan entah mengapa hal itu sedikit melukai harga diriku. Kurasa aku harus memberinya pelajaran.

“Kau ingatkan jika sekarang kau sudah menjadi istri seseorang.” ucapku yang sontak membuat Heyn berbalik dan menatap heran padaku.

“Tentu saja, bukankan kita bersama saat ini?”

“Ne, kita memang bersama. Tapi itu hanya menurutmu, Nyonya Cho.”

“Apa maksudmu?” ucap Heyna yang kini mimik wajahnya berubah menjadi serius.

“Apakah seorang yeoja yang sudah menikah harus membiayai dirinya sendiri alih-alih mengandalkan suaminya?”

“Ya, kau masih mempermasalahkan hal itu. Dengar, aku tidak ada maksud apapun Kyuhyun-ah. Kau sudah mengeluarkan uang untuk kebutuhan kita sehari hari bahkan membayar gaji Han ahjumma. Tidak ada salahnya kan jika aku membayar biaya kuliahku dan hal-hal pribadiku. Aku tidak ingin terlalu membebanimu. Kau tidak perlu terlalu memikirkanya. Tenang, aku cukup memiliki tabungan untuk kebutuhanku dan aku juga mendapatkan keuntungan dari universitas & rumah sakit. Jadi kau tak perlu khawatir.”

“Kau masih belum paham ya?” balasku dingin. Entah mengapa aku mulai merasakan emosi timbul dalam diriku setelah mendengar jawaban Heyna.

“Ya, kau kenapa sih?”

“Aku tau kau memiliki cukup uang bahkan lebih. Tapi aku suamimu, kau adalah tanggung jawabku. Meskipun aku tau kau memiliki lebih dari yang kumiliki. Tapi, bisakah kau menghargai usaha dan niatku?” balasku.

“Ya, kenapa kau berkata seperti itu? Kubilang aku tidak ada maksud apapun Kyuhyun-ah. Aku tau kau adalah suami yang bertanggung jawab. Aku hanya ingin membantu saja. Bukankah kau bilang ingin membuka bisnis sendiri untuk masa depan kita. Apa yang kulakukan semata-mata hanya untuk membantumu saja. Dengan begitu kau bisa lebih cepat mengumpulkan uang dan membangun usahamu sendiri.”

“Aku masih mampu untuk membiayai hidup kita tanpa kau harus turun tangan. Apa yang akan orang lain fikirkan jika kau membiayai kebutuhanmu sendiri?”

“Kenapa kau mempermasalahkan pemikiran orang lain? Bukankah yang terpenting adalah kita berdua? Kau tidak usah..”

“Kau tau, sejak awal kita menikah aku telah berjanji kepada emmonim dan kakekmu untuk membahagiakanmu, memberikan semua yang kau butuhkan. Dan aku juga berjanji pada diriku sendiri akan hal tersebut. Aku juga menyetujui untuk tinggal di apartement mewah milik keluargamu ini karena alasan ketidaknyamananmu jika harus tinggal ditempat baru yang aku mampu untuk membelikannya. Tapi, apa yang kau lakukan? Diam-diam kau memutuskan semuanya seorang diri tanpa berdiskusi denganku? Kau membiayai dirimu sendiri disaat aku masih mampu melakukannya?” potongku

“Ara, aku tau Kyuhyun-ah. Aku bahagia, aku nyaman, dan kau benar-benar adalah suami yang bertanggung jawab bagiku. Kenapa kau membesar-besarkan masalah ini? Aku mengaku salah karena tidak mendiskusikannya denganmu terlebih dahulu. Tapi apakah hanya karena ini kau marah?” tanya Heyna yang kini tampak sangat frustasi dengan sikapku. Pada awalnya aku hanya ingin memberi pengertian padanya. Tapi, entah mengapa aku semakin merasakan emosi begitu mendengar pendapat-pendapatnya tersebut.

“Hanya karena ini? Jadi itukah yang kau fikirkan?” jawabku seraya berdiri dan meraih ransel milikku yang tergeletak diatas ranjang.

“Ya, Kyuhyun-ah. Kau itu kenapa? Apa yang…”

“Kau tau, kau telah melukai harga diriku.” ucapku dingin seraya melangkah keluar dari kamar dan meninggalkan Heyna yang tampak terkejut dengan kalimat yang baru saja kulontarkan.

*KYUHYUN POV END.*

 

29th at Kyuhyena Apartement PH Floor…

*AUTHOR POV*

Tampak seorang yeoja tengah duduk bersila seraya kembali menempelkan ponselnya ke daun telinganya. Meskipun ia sudah mengulangi panggilan itu sebanyak 3x, tapi sama sekali tidak diterima oleh seseorang yang ia ingin dengarkan suaranya tersebut. Sudah dua hari sejak ia bertengkar dengan Kyuhyun. Dan itu membuat perasaannya kacau. Baru kali ini kedua pasangan muda itu bertengkar. Selama ini mereka memang sering beradu mulut dan saling ejek. Namun itu hanyalah pertengkaran sepele seperti jika mereka tidak mau mengalah jika bermain game. Ataupun keributan yang terjadi karena aksi jahil mereka satu sama lain. Dan itu sama sekali akan berakhir dengan gelak tawa mereka pada akhirya. Namun, apa yang terjadi dua hari lalu sangatlah berbeda dari pertengkaran mereka biasanya.

“Kenapa ia sama sekali tidak mengangkatnya? Apakah dua hari merajuk belum cukup untuknya?” ucap Heyna pelan. Detik berikutnya ia segera mengerakkan jemarinya diatas layar I-Phone miliknya.

To: Cho Kyuhyun Pabo!

Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku?

Apakah kau sibuk? Apakah kau baik-baik saja?

Kapan kau pulang dari Daegu?

Untuk beberapa menit Heyna tampak menunggu balasan pesan yang baru saja ia kirimkan pada suaminya yang sejak dua hari lalu berada di Daegu untuk syuting variety show.

“Dia membacanya tapi sama sekali tidak membalas. Apakah kau semarah itu?” tutur Heyna lirih. Dapat ia rasakan kedua pelupuk matanya mulai memanas.

“Ya, kenapa aku menangis hanya karena hal seperti ini. Ya, Cho Heyna ingat kau adalah yeoja kuat. Fikirkan apa yang harus kau lakukan daripada menangis, pabo.” lanjut Heyna seraya menghapus tetesan air mata dari kedua pipinya.

Ditatapnya potret namja yang tersenyum riang seraya memeluknya dari belakang pada layar ponselnya. Jujur, saat ini ia merasa sangat merindukan sosok namja tersebut. Dan merasa sedih karena ia mengabaikannya. Selama dua hari ini ia mencoba berfikir dan menempatkan dirinya pada posisi Kyuhyun. Dan ia sadar bahwa apa yang ia lakukan telah melukai harga diri suaminya tersebut. Namun, ia melakukannya tanpa ada maksud buruk. Ia hanya merasa terbiasa mandiri. Merasa selalu ingin mengatasi segala masalah yang ia hadapi seorang diri tanpa menyusahkan orang lain. Tapi satu hal yang ia lupa, jika ia sudah menikah. Sudah seharusnya ia mulai mengandalkan suaminya alih-alih melakukan dan menyelesaikan semuanya seorang diri. Seperti janji pernikahan mereka untuk sama-sama bersama dalam suka ataupun duka, sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin.

Sejak awal mereka menikah. Kyuhyun selalu menyanggupi apapun permintaanya termasuk untuk tinggal di apartement milik ibunya yang telah ia tinggali sejak remaja. Ia akan susah tidur dan gelisah jika tinggal ditempat baru jika sendirian. Sendangkan Kyuhyun sering bepergian keluar kota bahkan keluar negeri karena scedulenya sebagai seorang idol. Heyna sama sekali tidak menyangka jika sebenarnya hal tersebut membuat Kyuhyun merasa kecil. Ia tidak menyangka jika Kyuhyun memiliki kekhawatiran tentang bagaimana pendapat orang lain padanya karena tinggal di apartement mewah milik keluarga istrinya. Dan sekarang, ia merasa harga dirinya terluka karena sikap mandiri Heyna yang bahkan memilih untuk mebiayayai pengeluaran pribadinya sendiri.

“Cho Kyuhyun, pabo! Apakah kau harus marah sebesar ini? Kenapa kau berkata dengan nada dingin padaku? Kau tau, itu sangat menyakitkan.” rutuk Heyna seraya menatap sedih potret Kyuhyun. Setetes air mata kembali mengalir dikedua yeoja berparas cantik tersebut.

“Ya, kenapa aku jadi cengeng seperti ini,” ucap Heyna seraya kembali mengusap air matanya. Dalam benak yeoja tersebut kini merasa bahwa dirinya belum cukup dewasa untuk memahami makna sebuah pernikahan. Ia masih berprilaku seperti sebelum ia menjadi istri seseorang. Sudah menjadi sifatnya selalu mandiri dan menangani masalahnya seorang diri, mengingat bagaimana dahulu ia hidup. Pertengkaran ibu dan kakeknya, kerinduannya akan seorang ayah yang ia tidak bisa miliki, dan segala masalah lainnya yang menempanya menjadi pribadi yang mandiri. Dan hal itu sekarag menjadi kebiasaan baginya seperti layaknya bernafas. Ia tidak tau jika hal tersebut dapat memicu ketidak harmonisan dalam rumah tangga. Ia fikir hal itu tidak akan menjadi masalah mengingat ia memang ingin membantu Kyuhyun mewujudkan mimpinya untuk membangun bisnisnya sendiri. Ia berfikir, dengan mengurangi uang yang Kyuhyun keluarkan maka akan membuat suaminya dapat segera mewujudkan mimpinya. Tapi ternyata hal tersebut justru melukai harga dirinya.

Beberapa saat kemudian, Heyna kembali mengerakan jemarinya diatas layar ponselnya.

To : Cho Kyuhyun Pabo!

Kyuhyun-ah, mianhae…

Detik berikutnya, yeoja yang saat ini belajar ilmu kedokteran tersebut terhenyak dari pikiranya saat daun telinganya mendengar bel apartementnya berbunyi. Dengan segera ia melangkah dan menuju pintu masuk apartement.

“Ahra eonni! ucap Heyna saat mendapati sosok kakak iparnya berdiri didepan pintu.

“Apakah aku menganggu kalian?” ucap wanita bertubuh pendek tersebut seraya memeluk hangat adik iparnya.

“Ani, aku sendirian. Kyuhyun sedang syuting variety show di luar kota.” balas Heyna seraya menutup kembali pintu dan mempersilahkan kakak iparnya tersebut masuk.

“Ini, eomma tadi datang kerumah dan membawa banyak sekali lauk pauk pendamping dan mandu. Ia ingin aku membaginya untuk kalian berdua.” jelas Ahra seraya menyodorkan tumpukan kotak makan yang tersusun rapi didalam tas besar.

“Whoa, kenapa eommonim harus repot-repot. Pasti ini enak sekali.” balas Heyna seraya menyungingkan senyum sumringah. “Eonni-ya, kau mau minum apa? Apakah eonni sudah makan malam? Bagaimana dengan si kembar? Apakah tidak apa-apa meninggalkannya?” lanjut Heyna seraya melangkah menuju ruang makan dan di ikuti oleh Ahra.

“Mereka sedang bersama suamiku dan kedua orang tuanya. Kebetulan hari ini mertuaku juga berkunjung dan ingin menginap satu malam.” jawab Ahra seraya duduk disalah satu bangku didepan meja makan. “Apakah ada sesuatu yang menyegarkan?” lanjut Ahra.

“Tentu saja.” jawab Heyna seraya mengeluarkan botol berisi juice strawberry buatan Han Ahjumma hari ini dari dalam lemari es.

“Kau pasti sering kesepian karena kesibukan bocah itu.” ucap Ahra setelah meneguk juice.

“Ani, aku juga memiliki banyak kesibukan. Jadi tidak masalah bagiku. Hanya saja…” ucapan Heyna mendadak terhenti begitu mengingat pertengkarannya saat ini dengan Kyuhyun.

“Wae, apakah ada masalah?”

“Aniyo eonni. Kami baik-baik saja.”

“Tapi kenapa mendadak tadi kau terlihat sedih? Dan, maaf entah itu benar atau tidak, kulihat matamu agak merah. Apakah kau habis menangis?”

Heyna tampak terdiam menanggapi pertanyaan kakak iparnya tersebut. Biasanya, jika ada seseorang yang menanyakan bagaimana perasaannya ia pasti akan segera menjawab bahwa ia baik-baik saja dan segera menyungingkan senyum. Namun, saat ini entah mengapa ia tidak ingin melakukannya mengingat jika hal tersebut telah membuat orang yang ia cintai merasa tidak berguna. Dalam benak yeoja yang kini bermarga Cho tersebut terbersit keinginan untuk mencoba merubah sifatnya dan mau sedikit berbagi tentang kesusahannya dengan orang-orang terdekat.

“Waeyo, Na-ya? Apakah bocah itu menyakitimu? Katakan pada eonni, akan kuberi pelajaran sekarang jug…”

“Aniyo, eonni.” potong Heyna seraya mengumpulkan keberanian untuk membagi permasalahnya dengan kakak suaminya tersebut. “Kyuhyun tidak menyakitiku, justru aku.” lanjut Heyna seraya menundukan kepala saat dirasanya kedua pelupuk matanya kembali memanas.

“Wae, uljimma Na-ya.” ucap Ahra pelan seraya mengenggam kedua tangan Heyna. “Ceritakan pada eonni, mungkin eonni bisa membantumu menyelesaikan masalah.” lanjut Ahra seraya mengusap pelan kepala Heyna.

Dengan perlahan Heyna mulai menceritakan pertengkarannya dengan Kyuhyun, pemikirannya dan kerinduannya pada sosok suaminya yang kini mengabaikan telepon dan pesannya.

Setelah mendengar cerita dari adik iparnya tersebut. Tampak Ibu dari anak kembar itu menyungingkan senyum lembutnya seraya kembali memegang kedua telapak tangan adiknya untuk menyalurkan kehangatan.

“Na-ya, kau tidak salah. Bocah itupun tidak salah. Hanya kalian kurang mengkomunikasikan apa yang kalian inginkan.” ucap Ahra memulai penjelasanya. ” Kau tau, menikah berarti menyatukan dua pribadi yang beda. Bukan untuk saling bersaing, tapi untuk melangkapi kekurangan masing-masing. Kau dengan sifat mandirimu dan Kyuhyun dengan sifatnya yang manja dan suka merajuk. Kalian tumbuh dari dua keluarga yang berbeda. Dia dengan kasih sayang yang melimpah dariku, eomma, dan appa. Dan kau, dengan segala problematikamu dahulu. Tentu saja itu memberikan efek yang berbeda dalam cara berfikir kalian. Tapi, apakah hal tersebut harus menjadi batu dalam pernikahan kalian?” lanjut ahra yang direspon Heyna dengan mengelangkan kepalanya.

“Dalam pernikahan, jika kita hanya selalu mementingkan pandangan dan pemikiran masing-masing. Hal itu tentu saja akan selalu menimbulkan kesalahpahaman dan pertengkaran. Menikah, berarti kita belajar menekan ego masing-masing setiap saat, belajar membuka diri satu sama lain, selalu mengkomunikasikan tentang apa yang tidak dan kita inginkan. Saling berbagi baik kebahagian maupun kesedihan. Pernikahan, bukan tentang satu orang. Melainkan dua orang, untuk itu kita harus selalu menyadari keberadaan pasangan kita masing-masing dengan perhatian, penghargaan dan kasih sayang. Kita tidak bisa berbuat semau kita sendiri seperti saat kita belum menikah. Harus selalu ada komitmen yang mengikat kita, dengan begitu akan membuat kita berfikir dua kali sebelum melakukan sesuatu. Apakah sesuatu yang akan kita lakukan akan membuat pasangan kita bahagia ataupun sebaliknya.” ucap Ahra yang Heyna dengarkan dengan seksama.

“Eooni-ya, gomawo. Senang sekali rasanya setelah bisa berbagi denganmu.” tutur Heyna seraya menyunggingkan senyum. “Selama ini, aku cenderung menutup diriku dan melakukan apapun dengan kemampuanku sendiri. Tapi sekarang, aku sudah sepenuhnya sadar dengan statusku sebagai seorang istri seseorang. Aku akan belajar untuk menjadi lebih baik lagi.” lanjut Heyna.

“Finghting, Na-ya!”

“Ne, Finghting!”

Bersama dua wanita cantik tersebut tersenyum dan saling menguatkan.

 

18.37 at Daegu Palace Hotel 302 room...

Jauh bermil-mil dari kediaman Heyna, Kyuhyun tampak diam seraya menatap kembali layar ponselnya yang memperlihatkan dua pesan dari Heyna untuk kesekian kalinya.

From : Nae Heyna

Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku?

Apakah kau sibuk? Apakah kau baik-baik saja?

Kapan kau pulang dari Daegu?

 

To : Nae Heyna

Kyuhyun-ah, mianhae…

 

Dalam benak namja yang kini berumur 26 tahun tersebut ingin sekali rasanya ia segera membalas pesan dari yeoja yang ia sanyangi tersebut. Tapi karena ego, ia kembali mengurungkan niatnya. Dalam fikirannya, ia ingin memberikan pelajaran bagi istrinya tersebut agak ia bisa menyadari kesalahannya. Meskipun ia tau betul jika Heyna sama sekali tidak memiliki maksud buruk. Hanya saja, ia merasa marah karena Heyna selalu melakukan apapun seorang diri alih-alih meminta bantuannya. Sebagai seorang suami, ingin agar istrinya mengandalkan dirinya. Sehingga ia bisa merasa berguna. Karena statusnya sebagai seorang idol papan atas Korea Selatan, ia tidak bisa melakukan hal bebas diluar dengan Heyna, bahkan hanya untuk sekedar jalan-jalan diluar mereka harus memakai penyamaran. Selain itu ia selalu bepergian keluar kota ataupun keluar negeri meninggalkan istrinya dirumah seorang diri. Jadi, jika ada hal yang ia bisa lakukan untuk membuat sang istri bahagia ataupun nyaman. Maka hal itu akan ia lakukan untuk membalas hal-hal yang tidak bisa ia berikan. Dan salah satu hal itu adalah dengan memberikan nafkah yang lebih dari cukup untuk istrinya. Tapi, ternyata sang istri tidak menerimanya dan malah mengeluarkan uang pribadinya sendiri untuk membiayai kebutuhanya. Jelas hal itu mebuatnya frustasi dan marah.

“Apa yang saat ini kau lakukan, Nona labil? Kau tau, sebenarnya aku sangat merindukanmu. Ingin rasanya aku merengkuh tubuhmu dan memeluknya dengan erat. Tapi, aku masih merasa marah karena perbuatanmu.” ucap Kyuhyun pelan seraya menatap foto cantik Heyna yang ia jadikan sebagai wallpaper di ponselnya.

Mendadak Kyuhyun terhenyak dari lamunannya saat benda persegi panjang dalam genggamanya bergetar.

Ahra noona calling…….

“Yobose..” belum lengkap Kyuhyun menyelesaikanya, wanita di ujung sambungan teleponnya tersebut segera memotong dan melontarkan ucapan sengit padanya.

“Yak, apa yang kau lakukan pada adik iparku tersayang, hah!”

“Apa maksudmu? Apakah Heyna bercerita padamu?”

“Ne, wae? Baru saja aku pulang dari apartement kalian.”

“Wae, kenapa kau kesana? Apakah terjadi sesuatu pada Heyna?” tanya Kyuhyun segera dengan nada khawatir. Meskipun ia marah, tetap saja ia sangat mencintai Heyna dan tidak ingin kehilangannya.

“Jika kau khawatir kenapa kau sama sekali tidak menerima panggilannya dan membalas pesannya? Kau lupa apa nasehat kakak sebelum kau menikahi anak orang, hah? Bisa-bisanya sifat merajukmu itu tidak kau ubah! Kau itu sudah bukan bocah Cho Kyuhyun, kau itu sudah berumur 26 tahun! Kau mau mati, ya!” jawab Ahra sengit.

“Kau kan sudah tau alasanya, katamu tadi anak labil itu sudah bercerita padamu. Coba noona ada diposisiku, pasti noona juga akan marah!” balas Kyuhyun tak kalah sengit.

“Ara, tapi kau ini namja yang berusia lebih tua dan tentunya diharapkan menjadi sosok yang lebih dewasa. Bukannya merajuk jika menemui pertengkaran.”

“Aku hanya ingin memberinya pelajaran saja!”

“Apakah pelajaran yang kau maksud dengan merajuk seperti ini? Mengabaikan istrimu yang menunggumu dengan sedih dirumah hingga menangis?”

“Mwo? Kau jangan membohongiku, noona! Mana mungkin ratu evil itu menangis hanya karena bertengkar denganku. Dia itu wanita yang kuat dan pantang menangis apalagi hanya karena pertengkaran.”

“Terserah padamu! Yang jelas kuberitahu padamu, jangan berusaha kabur dari permasalahan. Sebelum kau memberikan pengertian pada seseorang seharusnya kau memikirkan latar belakangnya dahulu! Bukan malah merajuk seperti anak kecil!”

“Apa maksudmu?”

“Kau itu bodoh ya! Kau tidak ingat Heyna tumbuh besar hanya dengan ibunya? Mana tau ia bagaimana kehidupan suami istri yang nyata. Dalam tumbuh kembangnya ia hanya melihat ibunya yang selalu berjuang sendiri untuk membesarkannya. Dengan barbagai problematika dalam keluarganya, ia sudah terbiasa menatap segala sesuatunya seorang diri tanpa ada saudara untuk berbagi. Ia tidak pernah melihat bagaimana kehidupan sebuah keluarga utuh dalam kesehariannya. Ia tidak pernah tau bagaimana pasangan saling mengkomunikasikan hal-hal dalam rumah tangganya. Bagaimana harus mengambil tindakan, bagaimana harus belajar mengandalkan pasangan, dan bagaimana menjaga dan memahami komitmen pernikahan. Tidak seperti kau yang hidup dalam keluarga harmonis dengan orang tua yang utuh. Kau tau bagaimana wujud sebuah pernikahan yang harmonis. Wujud bagaimana pasangan yang semestinya.” jelas Ahra yang membuat Kyuhyun tertohok.

Dalam benak magnae suju tersebut terbersit perasaan bersalah pada istrinya. Ucapan kakaknya barusan seperti air dingin yang diguyurkan pada kepalanya yang beberapa saat lalu masih memanas karena ego dan pemikiran tidak dewasanya. Ia tau betul bagaimana Heyna tumbuh dimasa kecil hingga masa remajanya. Ia juga tahu betul problematika yang ada dikeluarga nya sebelum akhirnya kakeknya tersadar akan kesalahannya. Seharusnya ia bisa mendidiknya dengan sabar, bukan malah marah dan mendiamkannya selama dua hari ini.

“Kau benar, noona. Bodoh sekali aku melupakan hal itu.”

“Hah, akhirnya kau sadar juga! Kasihan sekali adik perempuanku itu harus menangis karena kebodohanmu!”

“Apakah ia benar-benar menangis?”

“Kalau kau mau tau, kau lihat saja sendiri bagaimana merah dan bengkaknya mata istrimu! Cepat telepon dia dan segera minta maaf,atau aku akan menelepon eomma dan mengadukan sikap bodohmu ini!”

“Ne, arraseo!” balasku. Detik berikutnya aku segera mencari nama wanita yang kucintai tersebut dalam daftar kontakku dan segera meneleponnya.

“Kenapa tidak tersambung sama sekali? Apakah ponselnya mati?” ucap Kyuhyun seraya kembali melakukan panggilan. Namun untuk kedua kalinya pangilanmya tidak terhubung.

“Apakah tidak ada sinyal.” ucapnya seraya memeriksa koneksi pada ponselnya.

“Tidak ada masalah pada sinyal. Heyna tidak pernah mematikan ponselnya jika aku tidak dirumah meskipun sedang mengisi daya.” ucap Kyuhyun seraya kembali mencoba menghubungi sang istri. Namun nihil, panggilannya tetap tidak terhubung.

“Apakah jangan-jangan terjadi sesuatu? Ahra noona bilang ia menangis sampai kedua matanya bengkak? Apakah jangan-jangan ia pingsan karena terlalu banyak menangis hingga dehidrasi?” tutur Kyuhnyun yang kini mulai khawatir berlebihan.

“Andwae aku harus segera pulang!” seru Kyuhyun seraya berlari keluar kamar menuju kamar PD acara variety show yang saat ini tengah ia bintangi.

“Hyung, apakah benar-benar sudah tidak ada lagi syuting untuk besok?” tanya Kyuhyun pada sosok paruh baya yang tengah berdiri diambang pintu kamar hotel.

“Ne, besok pagi kita akan kembali ke seoul dengan pesawat pukul 7pagi, jadi sebaiknya kau tidur Kyuhyun-ah.

“Bisakah aku pulang sendiri malam ini?”

“Wae, apakah terjadi sesuatu?”

“Ne, ada sesuatu hal yang mendesak dan penting.”

“Ah, baiklah itu tidak masalah. Pulanglah terlebih dahulu dengan manajermu.

“Ne, kamsahamnida!” ucap Kyuhyun. Detik berikutnya ia segera melangkah ke kamar hotel lain tempat manejernya berada.

“Hyung, ayo kita kembali ke seoul malam ini juga.” tutur Kyuhyun segera setelah pintu kamar hotel didepannya terbuka dan menampakan sosok tinggi namja yang merupakan manajernya.

Setelah memberikan alasan yang masuk akal pada sang menejer, Kyuhyun segera kembali ke kamar hotelnya dan mulai mengepak barang bawaanya kedalam ransel.

“Na-ya, tunggu aku!”

 

21.13 KST At Kyuheyna Apartement PH Floor….

Kyuhyun segera melangkah keluar dengan cepat begitu pintu lift terbuka di lantai penthouse. Dengan perasaan was-was yang tidak pernah meninggalkan benaknya sejak 2 jam lalu ia segera menuju pintu apartement tempat ia tinggal dan istrinya. Beruntung baginya bisa mendapat penerbangan kembali ke seoul malam ini sebelum 15 menit pesawat yang tersedia akan lepas landas.

Jemarinya segera menekan rangkaian password dan menarik gagang pintu begitu kunci apartement tersebut terbuka. Dengan tergesa ia melepas sepatu dan mengantinya dengan sandal rumah berwarna hitam miliknya. Seraya melangkah, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan depan apartement yang tidak menunjukan sama sekali adanya kehidupan selain dirinya sendiri.

“Na-ya!” seru Kyuhyun sembari melangkah menuju kamar. Diputarnya knop pintu dihadapannya dan segera melangkah masuk. Namun nihil, sosok yang ia cari juga tidak terlihat dikamar. Diketuknya pintu kamar mandi berharap sang istri berada dalam ruangan tersebut. Merasa tidak mendapatkan jawaban, ia membuka pintu kamar mandi dan memeriksa kedalam ruangan.

“Dimana dia?” ucap Kyuhyun yang sekarang semakin panik. Dengan cepat ia segera mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mulai mencari kontak orang-orang terdekat sang istri sembari berjalan keluar kamar menuju dapur.

Langkah namja berumur 26 tahun itu terhenti ketika mendengar isak tangis saat melintas didepan kamar gadis istrinya dahulu. Dengan cepat ia segera membuka pintu dihadapannya. Tampak sosok yang hampir membuatnya mati ketakutan jika harus kehilangannya tersebut tengah tidur meringkuk seraya memeluk erat boneka teddy bear berukaran besar hadiah dari sang suami sebelum mereka menikah.

Hela nafas lega terhembus dari kedua lubang namja tampan tersebut. Perlahan, Kyuhyun melangkah menghampiri sang istri. Ditatapnya wajah Heyna yang kini tampak sembab karena menangis. Detik berikutnya, ia mulai duduk disamping sang istri dan mengusap lembut puncak kepalanya. Merespon sentuhan sang suami, Heyna segera membuka matanya dan menatap terkejut sosok yang kini tiba-tiba duduk disampingnya.

“Kyu..kau sudah pulang.” ucap Heyna seraya bangun dari posisi tidurnya dan duduk.

“Apakah kau menangis dari tadi?” tanya Kyuhyun pelan sembari mengusap lembut kedua pipi Heyna. Ia tidak pernah menyangka jika Heyna akan menangisinya seperti ini mengingat sifat sang istri yang sangat mandiri dan kuat tersebut sampai ia melihat sendiri sosok Heyna yang tampak kacau.

“Aku merasa bersalah padamu.” ucap Heyna seraya menundukan kepalanya. “Kau tau, aku sama sekali tidak memiliki niatan apapun, aku hanya ingin membantumu agar dapat segera mewujudkan mimpimu membangun bisnis sendiri. Dan sekarang aku sadar jika itu adalah hal salah karena tidak mengkomunikasikannya terlebih dahulu denganmu. Harusnya aku bersikap lebih terbuka padamu. Sesaat, aku lupa jika menikah berarti aku harus menghormati komitmen dan janji pernikahan yang kita buat. Tidak seharusnya aku memutuskan segalanya seorang diri tanpa memberitahumu. Tapi, kau tahu aku sama sekali tidak ada niat untuk melukai harga dirimu. Mana mungkin aku melukai seseorang yang sangat penting bagiku. Tapi, kau..” lanjut Heyna yang kini terhenti  Kedua bulir air mata tampak mengalir pelan dari kedua bola matanya.

“Na-ya, ulljimma.” ucap Kyuhyun seraya kembali mengusap lembut kedua pipi Heyna.

“Tapi, kau pergi begitu saja dan membuatku takut. Kau tau, nada dingin yang kau berikan padaku sebelum pergi itu sangat menakutkan dan menyakitkan. Aku lebih suka kau memarahiku ataupun memperolokku seperti biasanya. Bukan nada dingin seperti kemarin.” lirih Heyna yang kini membuatnya terisak kembali.

“Hshshsshshshs….ulljima Na-ya, mianhae. Aku yang salah.” balas Kyuhyun seraya menarik tubuh Heyna kedalam dekapannya. Saat ini, Kyuhyun merasa sadar tentang ketidakdewasaanya. Ternyata, ia pun masih harus belajar untuk menjadi suami yang baik. Ia merasa sangat bersalah karena telah membuat seseorang yang ia cintai menangis karena ulah tidak dewasanya. Ia tidak pernah menyangka jika Heyna akan menangisinya seperti.

“Uljimma, Na-ya. Mianhae, ternyata aku juga belum sepenuhnya memahami makna pernikahan. Tidak seharusnya aku meninggalkanmu dan mengabaikanmu. Sampai-sampai membuat dirimu menangis karena ulah bodohku. Seharusnya aku memandang semuanya dari dua sudut pandang yang berbeda. Bukan dari sudut pandangku seorang. Maafkan aku karena sudah tidak dewasa.”

“Ani, kau tidak salah. Aku yang seenaknya memutuskan seorang diri.”

“Ani, kau tidak sepenuhnya salah Na-ya. Kau tau, Ahra noona tadi mendapratku habis-habisan lewat telepon.”

“Eonni?”

“Ne, tapi justru hal itu membuatku menyadari akan kesalahanku. Kau tau, aku melupakan satu hal penting. Aku lupa bagaimana kehidupan istriku sebelumnya. Kau hidup dengan keluarga yang tidak utuh ditambah segala problematika dalam keluargamu. Kau tidak pernah menyaksikan secara langsung kehidupan pernikahan. Bagaimana pasangan yang sudah menikah sebenarnya. Bagaimana mereka saling mengkomunikasikan sesuatu untuk mencapai keharmonisan. Kau tidak pernah melihat itu. Saat itu yang kau tahu adalah sosok orang tua tunggal yang berjuang sekuat tenaga untuk membahagiakan orang tersayangnya. Sosok yang melakukan apapun seorang diri dan sangat kuat lewat eommonim. Dan itu terpatri jelas dalam fikiranmu dan membuatmu mencontoh sosok pahlawan dalam hidupmu tersebut.” jelas Kyuhyun seraya mengusap lembut punggung Heyna yang kini masih dalam dekapan hangatnya.

“Seharusnya, aku membimbingmu alih-alih mninggalkanmu dan mengabaikanmu. Karena itu, apakah kau mau memaafkan suamimu yang ini?” lanjut Kyuhyun seraya menegakkan tubuh Heyna. “Na-ya, mianhae. Aku berjanji mulai sekarang akan menjadi suami yang lebih baik dan lebih dewasa lagi. Aku akan selalu berusaha membahagiakanmu dan menjadi tempat teraman bagimu.” lanjut Kyuhyun.

“Ne, tapi kumohon jangan pernah melontarkan nada dingin lagi padaku. Kau tau, aku benar-benar takut. Kau seperti bukan Cho Kyuhyun yang ku kenal. Aku tidak suka itu, aku tidak ingin kehilangan Cho Kyuhyunku yang hangat.” jawab Heyna.

Merespon ungkapan sang istri, Kyuhyun segera meraih jemari Heyna dan mengenggamnya. “Ne, aku berjanji. Kedepan, jika kita menemui kondisi serupa, aku akan berusaha menjadi sosok yang lebih dewasa lagi, sehingga tidak menyakiti istriku yang cantik ini.” ucap Kyuhyun seraya tersenyum lembut.

“Tapi, kau juga harus berjanji padaku Na-ya. Jangan mengunakan uang pribadimu. Sekarang kau adalah istriku. Dan sudah menjadi kewajibanku untuk memenuhi semua kebutuhanmu. Kau harus mempercayai suamimu ini. Aku masih mampu untuk memberikan segalanya bagimu. Sekalipun jika aku jatuh miskin, aku akan selalu bekerja keras dan tidak akan membiarkanmu hidup susah.”

“Ani, kau tidak boleh seperti itu. Jika sampai kau jatuh miskin, ingat kau masih memiliku. Ijinkan aku membantumu jika saat itu terjadi. Bukankan menikah berarti saling memberi dan menerima. Menikah berarti kita berkerjasama untuk mencapai satu tujuan yang sama. Jadi, kau tidak boleh menanggung kesulitan seorang diri. Kau harus berjanji padaku untuk menerima bantuanku jika suatu saat hal itu terjadi. Ne?” timpal Heyna seraya menatap serius sosok namja dihadapannya.

“Baiklah, hanya jika aku tidak mampu lagi. Selama aku mampu, maka aku akan selalu menjadi pihak yang memberi, dan kau sebagai pihak yang menerima. Aratchi?”

“Ne, arraseo!” balas Heyna.

Berdua, pasangan muda tersebut menyunggingkan senyum dan kembali membagi pelukan mereka satu sama lain.

“Ah,benar. Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi?” tutur Kyuhyun teringat hal yang beberapa saat lalu membuatnya khawatir.

“Ponselku? Tidak kok.” jawab Heyna seraya melangkah dan mengambil IPhone miliknya dari meja belajar. “Ah, ternyata mati karena kehabisan batere!” lanjut Heyna seraya terkekeh.

“Ya, kau itu bodoh ya! Walaupun kau terlalu merindukan suamimu yang tampan ini hingga menangis, kau harus tetap mengecek sesekali ponselmu! Kau tau, aku hampir mati ketakutan karena tidak bisa menghubungimu dan langsung meminta ijin pulang lebih dulu pada Pd-nim!” ucap Kyuhyun seraya melangkah turun dari ranjang. “Dan sampai rumah, kau tidak ada dikamar kita! Hampir saja aku menelepon eommonim! Lagian kenapa sih kau kemari alih-alih ke kamar kita.” lanjut Kyuhyun seraya menoel kepala yeoja dihadapanya yang kini menatap kesal padanya.

“Itukan salahmu! Karena ulahmu aku jadi melupakan semuanya. Dan aku kemari karena ingin memeluk tuan beruang besar alih-alih orang yang memberikannya!” balas Heyna seraya berganti menoel kepala Kyuhyun.

“Wah, kau itu ternyata sangat menyukaiku ya. Sampai-sampai kau melupakan segalanya karena merindukanku.” ucap Kyuhyun seraya meyilangkan kedua lengannya didepan dada dan menyunggingkan senyum puasnya.

“Tentu saja aku sangat menyukai suamiku. Dia kan namja yang ditakdirkan untukku.” jawab Heyna yang seketika membuat Kyuhyun keheranan.

“Ya, apakah kau benar Lee Heyna?”

“Ani, kau lupa sekarang aku sudah menjadi Cho Heyna! Apa kau lupa sudah menikahiku, Tuan labil!”

“Wah, sejak kapan Cho Heyna yang memiliki gengsi setinggi langit sekarang secara gamblang mendeklarasikan bahwa ia sangat menyukai Cho Kyuhyun.”

“Kau tau, itu karena sekarang aku sedang menjadi Heyna yang manja.”

“Mwo? Whoa, jadi beginilah sosok Heyna yang manja?” tanya Kyuhyun seraya terkekeh. Namun, tak urung hal itu membuatnya sangat senang karena bisa mendengar deklarasi cinta dari sang istri.

“Ne, terkadang aku juga ingin menjadi sosok Heyna yang manja.” jawab Heyna seraya memasang wajah polosnya.

“Whoa, kau tau. Aku sangat menyukai Heyna yang manja ini.”

“Jeangmalyo? Kalo begitu peluk aku!” pinta Heyna dengan nada manja yang sukses membuat namja dihadapannya kegirangan

“Dengan senang hati, Nona Labil!” ucap Kyuhyun seraya merengkuh tubuh Heyna kedalam dekapannya.”

“Hangat sekali. Saranghae, nae husband.”

“Whoa, kau tau jika kau terus menerus mendeklarasikan rasa cintamu padaku aku jadi merindukan sosok Heyna yang seksi.” bisik Kyuhyun yang sukses membuat yeoja dalam pelukannya melepaskan diri.

“Andwae, dikamar ini hanya boleh ada Heyna yang manja. Jangan menodai kesucian kamar gadisku, Tuan labil!”

“Mwo? Menodai kesucian kamar gadismu? Dasar aneh!”

“Sesukaku!”

“Jadi, kalo dikamar lain kau bisa menjadi Heyna yang seksi?” ucap Kyuhyun dengan nada seduktif seraya melangkah mendekati Heyna.

“Hanya jika kau bisa menangkapku, Tuan labil!” seru Heyna dan segera berlari keluar kamar.

“YAK, JANGAN KABUR CHO HEYNA!” teriak Kyuhyun seraya berlari mengikuti jejak sang istri.

Gelak tawa terdengar kembali memenuhi apartement yang sempat tampak sunyi tersebut. Berdua, pasangan muda tersebut melewatkan malam dengan semakin memahami sosok mereka masing-masing, belajar hal baru tentang arti kedewasaan, saling berusaha menjaga dan mewujudkan komitmen serta janji suci pernikahan yang mereka ikrarkan. Menikah bukan berarti kau melakukan segalanya seorang diri. Menikah adalah dimana dua insan akan selalu berjalan berdampingan dan bergandengan. saling memberi dan menerima kasih sayang. Dan akan selalu menjadi rumah bagi masing-masing untuk kembali.

*END*

Thankyou for reading, and see you at Kyuheyna scene 9  ^_^

 

 

 

 

(KyuHeyna_Scene) #7 “MISSING YOU”

Title                            : {KyuHeyna_Scene} #7 MISSING YOU

Author                       : Sazshika_DeVya

Main Cast                  : Cho KyuhyunCho Heyna (Lee Heyna )

                                     : Cho Heyna (Lee Heyna )

Another Cast           : All member Suju lainnya, Lee Eunji (oc), Hwang jihyo (oc), Jung Minho (oc), Lee Yongjin (oc),  Han Sora(oc)

Genre                         : Romance, Comedy, Friendship and Family

Rating                        : PG 21

Leght                          : Scene

 

“Merindukan Cho Kyuhyun  bagiku sama halnya seperti menunggu kembalinya matahari untuk mengusir kegelapan malam. Setiap hari aku akan selalu berdoa agar keesokan hari kedua bola mataku dapat terbuka, sehingga aku dapat melihat sinar terang sang matahari, yang secara ajaib akan selalu membuat sudut-sudut bibirku terangkat membentuk senyuman, mengusir seluruh kegelapan dan menghadirkan kehangatan.”  Lee Heyna.

   “Merindukan Heyna bagiku sama halnya seperti memainkan level terendah starcraft, teramat mudah hingga aku dapat mengulangi kemenanganku kembali dalam hitungan menit. Karena tentu saja tidak ada satupun alasan yang membuatku untuk tidak mencari sosok mungilnya, sosok yang kutahu akan selalu membuat kedua sudut bibirku terangkat dan membuat hidupku terasa lengkap.”  Cho Kyuhyun.

 

Priview Scene Sebelumnya. . .

“YAK! KAU MAU KEMANA? AKU BELUM SELESAI BERBICARA, NONA LABIL!”

“TIDUR! SEBELUM AKU GILA DAN MUNTAH KARENA MENDENGARKAN DEKLARASI NARSISMU!” teriakku dengan nada kesal dan terus melangkah. Meskipun demikian, tak urung kedua sudut bibirku terangkat dan membentuk sebuah senyuman.

“Kurasa, setelah ini segalanya akan kembali normal dan akan terasa lebih menyenagkan. Benar begitu bukan, Tuan labil?” dengan perasaan lega dan langkah yang lebih ringan, kembali kutarik kedua sudut bibirku hingga membentuk senyuman yang lebih lebar. Sebuah senyum kebahagian yang selalu merekah karena seorang setan bernama Cho Kyuhyun.

“YAK, JANGAN HARAP KAU BISA TIDUR SEBELUM KAU MENEPATI KATA-KATAMU BEBERAPA MENIT LALU! MALAM INI AKU TIDAK AKAN MELEPASKANMU, NONA LABIL! YAK, BERHENTI JANGAN HARAP KAU BISA LARI DARIKU, NYONYA CHO! YAK!”

“HIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! HARABOEJI, EOMMA, SIAPAPUN SELAMATKAN AKUUUUUUUUUUUU!”

*****************

May, 2nd 2014 at KyuHeyna’s Aparthement PH floor. . .

*Author Pov*

Kamar bernuansa biru langit tersebut masih terkesan sepi, hanya detak jam dinding yang mengalun dengan irama tetap mengisi kekosongannya.

Ditengah ruangan berbentuk persegi tersebut, hampir 10 menit lamanya dua bola mata jernih seorang yeoja menatap sebuah obyek disampingnya yang kini masih tampak mengarungi mimpi indahnya.

“Sebaiknya aku segera menyingkir sebelum ia bangun. Jangan sampai. . .aish na eotthokeh?” bisik yeoja tersebut seraya berusaha menggeser tubuhnya ke ujung ranjang dengan rona merah yang terpatri jelas diwajah manisnya. Diangkatnya pelan-pelan lengan namja bernama Cho Kyuhyun yang masih memeluk pinggangnya.

“Jangan bangun, Cho Kyuhyun jangan bangun…jangan bangun sebelum aku bisa menyembunyikan diriku…aratchi. . .tetaplah tidur Tuan labil. .whusaaaa…whusaaaaa…..” gumam yeoja bernama lengkap Cho Heyna tersebut dengan gaya seperti seorang peramal yang tengah merapal mantra.

“Sedikit lagi…Cho Heyna…tenang dan jangan menimbulkan banyak gerakan…hana…dul…se. .KYAAAAAAAAAAAAAAAA!”

Teriak Heyna saat mendadak sebuah lengan kekar merengkuh kembali pingangnya dan menariknya hingga ia kembali terlentang diatas ranjang.

“Apakah kau bermaksud kabur dari suamimu tercinta sebelum kau memberikan ciuman selamat pagi untukku, Nona Labil?” ucap Kyuhyun seraya tersenyum evil.

“YAK, kenapa kau bangun? Bukankah aku sudah mengirimkan mantra tidur padamu? Cepat tidur lagi!” balas Heyna seraya mengedip-ngedipkan kedua bola matanya. Suatu ciri khas yeoja berusia 21 tahun tersebut jika ia tengah merasa terdesak.

“Mwo? Mantra tidur? Ya, apakah yang terjadi kemarin malam sudah membuat otakmu ka. . .”

“Yakkkkkkkk, jangan dilanjutkan aratchi? Sekarang cepat lepaskan tanganmu dari pingganku dan berbaliklah!” potong Heyna.

“Mwo? Wae?”

“Aigoo, neo aish..sudah jelaskan aku mau ke kamar mandi tapi..kau tau kan saat ini aku …” jelas Heyna terputus seraya menaikan selimut yang menutup tubuhnya yang tidak terbungkus selembar kainpun hingga sebatas leher.

Untuk beberapa detik Kyuhyun tampak mengerutkan keningnya namun, detik berikutnya seulas senyum evil kembali merekah diwajah magnae super junior tersebut.

“Wae, kenapa aku harus berbalik?” ucap Kyuhyun dengan nada seduktif yang segera membuat Heyna kembali mengeser tubuhnya ke ujung ranjang.

“Jangan bertanya, aku tahu pasti jika kau mengerti dengan apa yang kumaksudkan Cho Kyuhyun, dan kumohon berhenti menyungingkan senyum evil itu. Kau tahu, bulu kudukku berdiri semua saat melihatnya!” timpal Heyna seraya mengengam erat-erat ujung selimut yang masih menyelubungi tubuhnya.

“Begitukah? Keurae, akan kulepaskan pelukanku.” ucap Kyuhyun singkat yang kini berganti tidur menyamping dengan bertopang pada lengan kanannya seraya menatap sosok Heyna.

“Cepat berbalik!” perintah Heyna.

“Wae? Aku kan sudah melepaskan pelukanku, kenapa sekarang aku juga harus berbalik?” protes Kyuhyun.

“Aish, pabo tentu saja karena aku…aku…”

“Mwo?”

            “Karena tentu saja ini memalukan! Cho Kyuhyun aku masih belum memakai apapun! Jadi cepat balikan tubuhmu!”sahut Heyna yang seluruh wajahnya kini tampak merah padam.

            “Waeyo? Kenapa kau harus malu? Bukankah kemarin malam aku juga sudah melihatnya dengan je. . .”

*Pletakkkkk. . .

            “Yak, kenapa kau memukulku?”

            “Apa lagi jika bukan untuk menghentikan ucapan melanturmu? Pabo!”

            “Apanya yang melantur? Bukankah memang benar kemarin malam aku sudah melihat tubuhmu dari atas hingga baw. . . . .”

    “YAKKKKKKKK Jangan dilanjutkan! Aratchi, lebih baik cepat balikan tubuhmu! Aku ada kuliah pukul 9 dan bukankah kau juga ada scedule?  Jadi, cepat berbaliklah!” potong Heyna.

Untuk sejenak Kyuhyun tampak terdiam seraya menatap gerak-gerik lugu istrinya yang sebenarnya hampir membuat tawanya meledak keluar. Bagaimana mungkin seorang yeoja yang kemarin malam telah memberikan hal yang berharga miliknya masih terlihat malu dihadapannya.

“Keurae, aku akan berbalik. Tapi, aku hanya akan berbalik selama 10 detik. Jadi, jika dalam 10 detik kau belum sampai dikamar mandi, jangan salahkan aku jika aku melihatmu.” ucap Kyuhyun seraya menyerigai evil.

“Yak, shireo! Kenapa hanya 10 detik, aku mau perpanjangan waktu Kyuhyun-ah!”

“Shireo, aku hanya akan memberikan waktu 10 detik. Dan mulai dari sekarang! One. . .two. .. . .” hitung Kyuhyun seraya membalikan tubuhnya.

“Mwo? Yak, aish! Yak, Cho Kyuhyun hitung pelan-pelan dan awas jika kau berbalik!” rutuk Heyna seraya berkutat dengan selimut tebal yang sebelumnya menutupi tubuhnya.

“six. . .seven. . .”

“Yak, kubilang hitung pelan-pelan Cho Kyuhyun! Dan jangan berani-berani berbalik sebelum aku sampai ke kamar mandi atau kau akan mat. . .”

“TEN, TIME’S UP!” seru Kyuhyun seraya membalikan tubuhnya. Tanpa aba-aba ia segera merengkuh tubuh Heyna yang hampir berhasil turun dari ranjang dan mengelitik tubuh mungil istrinya.

“KYAAAAAAAAAAA! Yak, Cho Kyuhyun..YAK…AAAAAAAAA HAHAHAHAHAHHAHAH BERHENTI MEGELITIKKU! KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!” seru Heyna ditengah tawanya.

Untuk beberapa saat suasana riuh dan tawa tampak mengalir dari bibir dua makhluk yang saling bergelung dan mengelitik di atas ranjang berukuran king size tersebut, hingga perlahan namun pasti, tawa dan seruan tersebut menghilang dan berganti dengan tautan-tautan lembut dari keduanya. Tanpa memperdulikan segala rutinitas yang tengah menunggu, kedua makluk tersebut kembali mengulang hal indah seperti yang kemarin malam mereka bagi satu sama lain untuk pertama kalinya.

 

6 Hours later at Yongjin Medical University. . .

*Author Pov*

“Arrgggggggggggghhhhh…kuliah hari ini benar-benar melelahkan!” seru Heyna seraya merengangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku setelah 4 jam lamanya duduk dan memasang konsentrasi penuh pada slide-slide yang berisi penjelasan tentang anotomi manusia.

            “Apa yang kau lihat, Nona Hwang?” tanya Heyna saat mendapati Jihyo tengah menyipitkan kedua bola matanya dan menatapku dalam diam. Mendadak, ia segera mengeser kursi yang tengah ia duduki kearah Heyna dan mengapit erat lengan kanannya saat  ia dan kursinya sudah tepat berada disebelahnya.

            “Yak, apa maumu, hah?”

            “Bagaimana?” ucap Jihyo singkat menimpali.

            “Yak, kenapa kau malah balik bertanya? Dan lagi apa maksudku dengan, bagaimana?”

            Jihyo segera berdecak kesal begitu mendengar balasan sahabatnya tersebut. Tanpa melongarkan sedikitpun apitan tangannya pada lengan Heyna, ia kembali mengeser letak kursinya hingga kini posisi mereka saling berhimpitan.

            “Jangan pura-pura tidak tahu, Nyonya Cho! Bukankah pertanyaanku sudah jelas?   Jadi, bagaimana? Cepat katakan padaku!”

            “Aish, yak apa sih maksudmu? Apanya yang bagaimana?” balas Heyna seraya mengeser kursinya menjauhi yeoja yang kini tampak sebal. Bukannya tidak mengerti tentang pertanyaan yang saat ini tengah diajukan sahabat baiknya itu, Heyna paham betul kemana arah pertanyaan Jihyo, tapi tentu saja dia masih waras dan memiliki rasa malu untuk membagi pengalaman pertamanya dengan Kyuhnyun kemarin.

            Jihyo mulai sebal dengan tingkah sahabat didepannya saat ini. Seraya melipat lengannya didepan dada, Yeoja yang saat ini juga sudah berusia 21 tahun tersebut kembali membuka mulutnya. “Pilih yang mana, kau mau ku jitak sekuat tenaga, ku adukan ke eomma tentang kebodohanmu kemarin, atau kau segera menceritakan bagaimana misi kita kemarin? Dan jangan berusaha melarikan diri, Nyonya Cho.” ucap Jihyo seraya menekan bahu Heyna agar dia kembali duduk manis dikursinya.

            Seraya menelamn ludah, Heyna mamandang ngeri yeoja dihadapanya yang kelihatanya siap memangsa dirinya kapanpun saat ini. “Ya..hyo-ya waegurae, apakah kau lapar? Kau tau, saat ini kau terlihat kelaparan dan siap memangsa apapun dihadapanmu.” balas Heyna masih berpura-pura tidak paham dengan pertanyaan sahabatnya tersebut sembari menyibakkan rambutnya kebelakang karena merasa kepanasan.

            Diluar dugaan, bukanya murka dan memangsa objek dihadapanya, Yeoja yang sekarang berstatus sebagai yeoja chingu Jung Minho tersebut menyunggingkan senyum evilnya yang sudah pasti sukses membuat Heyna bergidik ngeri. Beberapa saat lalu ia melihat sesuatu dileher sahabatnya tersebut yang sudah pasti cukup memberi jawaban jelas tentang pertanyaanya beberapa saat lalu. “Kau tidak perlu menjawab pertanyaanku lagi, Nyonya Cho sayang.” ucap Jihyo yang kini mulai terkikik geli.

            “Ya, apa kau sudah gila? Beberapa saat lalu kau murka, menit berikutnya kau tersenyum seperti ratu setan, dan sekarang kau terkikik seperti orang gila.” balas Heyna.

            “Terserah apa katamu Na-ya, kau tidak perlu lagi menjawab pertanyaanku tadi, aku sudah mendapatkan jawabanya sekarang.” ucap Jihyo seraya tersenyum geli.

            “Mwo? Ya..apa maksudmu, Nona Hwang?”

            “Maksudku sudah jelaskan, 9 atau 10 bulan lagi aku akan memiliki keponakan yang lucu. Benar begitu bukan, nae chingu?” balas Jihyo yang sukses membuat Heyna membelalakan kedua matanya.

            “Mw..mwo? Ya apa maksudmu Hyo-ya?” jawab Heyna dengan tergagap.

            Masih dengan senyum usilnya, Jihyo mengeser kursi yang ia duduki mendekati Heyna hingga sekarang kembali dua yeoja berparas cantik tersebut berhimpitan. “Apa aku perlu menununjukan alasanya, Nyonya Cho?” bisik Jihyo.

            “Ya…jangan mengarang cerita, Nona Hwang. Kau..” belum selesai membalas ucapan sahabatnya itu, Heyna segera mengeser kembali kursinya menjauhi Jihyo yang beberapa saat lalu mendadak menyibakkan rambutnya yang tergerai bebas dan menyentuh lehernya. “ Ya..apa yang kau lakukan? Aku masih normal Jihyo-ya!” ucap Heyna seraya menatap ngeri yeoja yang kini kembali melipat kedua lengannya didepan dada dengan senyum geli yang masih setia tersungging di wajahnya.

            “Aku juga masih sama normalnya denganmu, chingu ya! Jangan berfikir yang bukan-bukan! Kau tau, kurasa kemarin kalian melewati malam yang panas dan panjang. Benar begitu bukan?” balas Jihyo yang kini kembali terkikik geli melihat respon terkejut Heyna dihadapannya.

            “Mw..mwo? Ya..a..apa maksudmu, Jihyo-ya? Kubilang jangan mengarang sesukamu.” ucap Heyna dengan tergagap. Dalam benak Heyna, bagaimana sahabatnya bisa mengetahui hal tersebut.

            “Apanya yang mengarang hah? Bukankah buktinya sudah terpampang nyata, Nyonya Cho?”

            “Mwo? Bukti? Apa maksudmu, Jihyo-ya?” jawab Heyna yang kembali bergidik ngeri saat mendapati sahabatnya tersebut kembali menyungingkan senyum evilnya.

            Seraya berdiri, Jihyo menghampiri Heyna yang kini tampak kelabakan. Dipengangnya bahu sahabantnya tersebut seraya mendekatkan bibirnya ke telinga pewaris satu-satunya Yongjin Corp. “ Apa kau tak tau dan tak sadar, bekas gigitan dan kecupan suamimu tersebar banyak di area lehermu?” bisik Jihyo yang sukses membuat Heyna membeku ditempatnya disertai air mukanya yang seketika memerah seperti tomat. “ Dan kau jangan mencoba menyangkal bahwa itu adalah bekas gigitan nyamuk atau serangga, Na-ya. Hewan-hewan itu tidak akan meninggalkan bekas merah kebiruan sebesar itu, Nyonya Cho. Terlebih lagi aku tau pasti karena aku juga pernah memilikinya karena perbuatan Minho.” lanjut Jihyo yang sontak membuat Heyna berteriak dan segera menjauh seraya mengosok-gosok telinganya.

           “Ya.aaa.a..apa maksudmu?” gagap Heyna. Kembali seraya berusaha menutupi lehernya dengan rambut. Bisa-bisanya dia lupa dan malah memperlihatkan kreasi yang dibuat dengan bangga oleh Kyuhyhun tersebut. “ Ais benar-benar mamalukan!”rutuk Heyna dalam hati.

            “Sudahlah tidak usah menyangkalnya, Na-ya. Hal itu bukanlah sesuatu yang tabu bagi wanita dewasa yang normal seperti kita.” ucap Jihyo. “Kau tau, aku sangat senang dan puas saat ini. Berarti rencana kita untuk membuatmu menjadi istri sepenuhnya berhasil, Nnyonya Cho.  Yassa!!” lanjut Jihyo setengah berseru yang dengan cepat segera dihadiahi jitakan sengit oleh Heyna.

            “Yak, neo!” seru Jihyo seraya meringis kesakitan.

            “Mwo? Neo michisseo? Kita sedang ditempat umum, Nona Hwang? Bisakah kau mengecilkan suaramu? Apa kau mau besok namaku dan Kyuhyun menjadi headline berita?” ucap Heyna seraya menarik yeoja didepannya yang masih meringis kesakitan karena jitakannya tersebut. Dengan segera ia menyeret Jihyo keluar dari perpustakkan tanpa memperdulikan beberapa pasang mata yang mengawasi mereka dengan penasaran.

            “Ku katakan padamu Nona Hwang, jangan bertanya apapun lagi dan jangan menggodaku. Apa kau tidak malu mendiskusikan hal seperti…” belum selesai Heyna mengatakan

kalimatnya, Jihyo segera memotongnya seraya tersenyum geli.

            “Hal seperti apa, Nyonya Cho? Ya, kau tak usah berpura-pura lugu Na-ya setelah apa yang kau lalui kemarin malam.” ucap Jihyo yang kini bahkan tengah terkikik geli seraya memegangi perutnya. “Kau tau, tampangmu saat ini, sebentar kurasa aku harus mengabadikannya dan memperlihatkannya pada Minho nanti.” lanjut Jihyo secara mengeluarkan I-Phone miliknya yang segera dengan cepat direbut Heyna.

            “Yak, neo michisseo?” seru Heyna sekali lagi tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya tersebut yang hanya direspon dengan ledakan tawa Jihyo. “Hais, neo jinjja! Awas saja kau berani menceritakannya pada Minho! Apa kau tak malu? Hais!” lanjut Heyna seraya melancarkan death glare pada yeoja yang saat ini masih terkikik geli.

            “Ara, tenang saja! Aku hanya mengodamu, Nyonya Cho. Kau tau, tampangmu saat ini benar-benar daebak! Tak kusangka seorang Cho Heyna bisa tak berkutik dan merah padam seperti sekarang. Dan intinya misi kita benar-benar 1000% berhasil kekeke!” balas Jihyo seraya betepuk tangan. “Kau tau, saat ini kurasa kita sudah benar-benar menjadi wanita dewasa. Biasanya kita membahas tentang tampan dan kerennya idola kita ataupun rencana nakal kita untuk mengerjai seseorang, sekarang kita sudah membahas tentang hal seperti itu.” lanjut Jihyo.

            “Ya, geumanhae! Kau tau ini sangat memalukan, Hyo-ya! Bisa-bisanya kau malah terang-terangan mengatakan padaku bahwa kau dan Minho sudah melakukan..melakukan..”

            “Hubungan intim?” potong Jihyo yang segera membuat yeoja dihadapannya menutup kedua telinganya seraya mengeleng-gelengkan kepalanya. “Mwo? Kau tak usah terlalu mendramatisir, Nyonya Cho! kita sekarang hidup di era modern dan kita sudah berada di usia yang dewasa secara fisik dan mental. Sudahlah kau tak perlu malu seperti itu! Lantas bagaimana? Apakah dengan ini kalian akan memutuskan untuk memiliki anak? “ lanjut Jihyo.

            Untuk beberapa detik Heyna terdiam memikirkan ucapan sahabatnya barusan. Ia paham betul konsekuensi dari aktivitasnya kemarin malam dan tadi pagi dengan Kyuhyun. Walaupun hal tersebut bisa dicegah dengan beberapa cara, namun ia merasa takut dan tidak berani memutuskannya sendiri, mengingat statusnya sekarang sebagai istri dari seseorang. Bagaimana pendapat Kyuhyun tentang kehadiran seorang anak? Apakah ia akan setuju dan senang? Ataukah sebaliknya. Ia tau pasti bahwa Kyuhyun tulus mencintainya. Tapi tentang memiliki keturunan, mereka berdua belum pernah sama sekali membahas tentang hal tersebut. Dan yang jelas apakah mereka berdua bisa mengemban tugas merawat anak? Secara umur mereka berdua yang masih terbilang muda. Heyna masih belum menyelesaikan kuliahnya disamping tugasnya membantu bisnis keluarga yang benar-benar menyita waktunya. Dan Kyuhnyun tentu saja berkutat dengan scedule-nya yang sangat padat dan tak jarang membuatnya sangat kewalahan.

            “Entahlah, aku tidak tau. Aku masihlah seorang mahasiswi tahun ketiga, Nona Hwang.” balas Heyna.

           “Wae…kenapa tidak? Kau tahu, kami benar-benar sudah menatikannya, Na-ya!”

            “Kalau kau sangat menantikannya, kenapa bukan kau saja yang membuatnya dulu dengan Minho, hah?”

            “Itu karena kami belum menikah, pabo!” balas Jihyo tak mau kalah. “Sedangkan kau kan sudah, jadi tidak masalah jika kau memiliknya.” lanjut Jihyo.

            “Kau ini, sudah tau belum menikah tapi sudah berhubungan intim dengan Minho! Kau mau mati, hah? Bagaimana jika orang tua kalian tau?” balas Heyna.

            Dengan percaya diri yeoja yang merupakan mahasiswi kedokteran gigi tersebut mengibaskan tanganya didepan wajah Heyna. “Kau tak perlu khawatir, paling-paling jika para orang tua mengetahuinya, rencana pernikahan kami akan segera di ajukan. Dan itu tidak menjadi masalah bagiku dan Minho. Toh kita saling mencintai dan memang akan segera menikah.” ucap Jihyo seraya menyungingkan senyum gilanya.

            “Hais, neo yeoja!” balas Heyna seraya mengeluarkan I-Phone dari dalam saku celannya saat dirasakan benda berbentuk persegi panjang tersebut bergetar.

 

            From: Nae Husband

            Apakah kau sudah makan siang? Pukul

            Berapa kuliahmu hari ini selesai, Nona labil?

 

            “Siapa?” tanya Jihyo seraya mengintip ponsel Heyna. “Ea..ternyata Kyuhyun Oppa.” ucap Jihyo seraya tersenyum jahil.

            “Tunggu dulu kau mau menjawab apa, Nyonya Cho.” lanjut Jihyo.

            “Tentu saja menjawab sesuai yang ditanyakan, apa lagi?”

            “Andwae, katakan pada Kyuhyun oppa jika selesai kuliah kau ada rencana denganku hingga malam. Kita berdua harus merayakan keberhasilan 1000% misi kita.” perintah Jihyo.

            “Mwo? Kapan dan dimana aku setuju, hah? Dan kenapa kita harus merayakannya? Neo michiseo? Aku tidak punya waktu!.”

            “Ani, kau punya waktu Na-ya! Aku tau sekarang eomma ikut terjun membantu kakekmu. Jadi untuk sementara kau tidak harus berkutat sepenuhnya dengan urusan usaha keluargamu. Jadi aku tidak menerima penolakan, Nyonya Cho. Kita berdua akan pergi ke mall, berbelanja,  makan, karaoke dan apa lagi ya..” potong Jihyo yang sukses membuat Heyna menganga lebar.

            “Ah kau tau, aku mengetahui toko lingerie yang bagus. Aku akan mengantarmu kesan. Jadi, nanti malam kau bisa memamerkannya pada Kyuhyun oppa. Kujamin 1000% ia akan bersemangat sekali.”

            “Gila, benar-benar gila!” rutuk Heyna dalam hati seraya memandang ngeri sahabatnya tersebut. Tanpa memperdulikan sahabatnya yang kini masih memgungkapkan rencana perayaan keberhasilan misinya tersebut, ia kembali menatap layar ponselnya dan segera mengetikkan balasan untuk Kyuhyun.

            To: Nae Husband

            Na, sedang mendengarkan kicauan gila miss paparazzi. Kau tau, saat ini dia benar-                       benar sedang gila. Jika tidak mengingat bahwa ia adalah sahabat baikku, kurasa aku      sudah akan menengelamkannya disungai Han saat ini juga! Aku masih ada kuliah lagi       jam 3 sampai jam 5 sore. Setelah itu, Jihyo ingin menyeretku ke mall sampai malam hari.    Apakah aku boleh menuruti keinginan yeoja gila itu? Kau tau, jika aku menolaknya ia            

            akan melancarkan hal gila lainya padaku T_T.

           

            Tak selang beberapa detik kembali           ponsel Heyna bergetar kembali

 

            From : Nae Husband

            Kekekeke, memangnya kenapa dengan miss paparazzimu? Apa dia salah             makan?             Pergilah jika kau ingin  pergi, Nona labil. Hari ini aku mungkin selesai sekitar jam 10             malam. Daripada kau sendirian di apartement, lebih baik kau bermain dengan            miss             paparazzimu.

            Ps.Kau tau, entah mengapa aku saat ini sangat merindukanmu, Nona labil.

 

            “Ei…tak kusangka Kyuhnyun oppa romantis juga.” ucap Jihyo yang sontak membuat Heyna terkejut.

            “ Yak, sajak kapan kau berdiri di belakangku, hah? Bukanya kau tadi sedang berkicau tak jelas diseberangku?” balas Heyna seraya menjauhkan ponselnya dari jarak pandang Jihyo.

            “Sejak kau tersenyum sendiri begitu membaca ungkapan kerinduan suamimu, Nyonya Cho. Ais dasar kalian membuatku iri saja. Kapan Minho kembali ke korea, aku jadi tidak bisa bersaing keromantisan denganmu.” ucap Jihyo dengan raut memdramatisir. “ Kau tau, pasti Kyuhyun oppa seperti berada di awang-awang saat ini mengingat kemarin kalian sudah..”

            Ucapan Jihyo segera terpotong setelah dengan sigap Heyna menutup mulutnya dengan telapak tangannya. “Geumanhae, kubilang jangan bahas itu lagi, Hyo-ya. Kau tau, aku..aku sangat..ais!” potong Heyna yang sekarang wajahnya kembali merah padam karena malu.

            “Ya, kenapa pula kau malu, hah? Akui saja kau juga menikmatinya kan?”

            “Yak, Hwang Jihyo, ais!”

            “Mwo? Ada apa, nyonya Cho. Kau itu tidak perlu malu, nanti juga akan terbiasa.” balas Jihyo.

            “Begitukah? Kau tau, bahkan pagi ini aku tidak berani menatap mata Kyuhnyun setelah kejadian itu. Justru sekarang aku yang berusaha menghindarinya. Aku terlalu malu, Hyo-ya! Eottokeh?” tanya Heyna seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang sukses membuat Jihyo terkekeh geli.

            “Kekekee, akhirnya kau mengakuinya, Nyonya Cho. Kau tak perlu binggung. Itu hal yang biasa kau tau. Aish, kau tau aku benar-benar tidak bisa menentukan kau itu sebenarnya lugu atau bodoh, Nyonya Cho. Bisa-bisanya kau malu dan malah binggung seperti ini.” jawab Jihyo, masih dengan kekehan gelinya.

            “Justru karena aku normal, nona Hwang! Makanya aku bertingkah seperti ini!”

            “Jadi menurutmu aku tidak normal, hah? Neo, jinjja!”

            “Aish, geumanhae! Cukup sampai disini bahasan tidak masuk akal kita. Sekarang katakan padaku! Kapan kau dan Minho akan mengelar pernikahan kalian, apa dia masih sangat sibuk? Kapan dia kembali dari Jepang? Sudah lama kita bertiga tidak berkumpul.” potong Heyna.

            “Menurut rencana orang tua kami, sebelum akhir tahun ini. Tapi Minho keberatan dan minta mereka mengajukan rencananya.” jawab Jihyo, seraya memandang cincin berlian yang melingkar cantik di jari manis kirinya tersebut.

            “Whoa, ternyata minho sama saja dengan Kyuhyun. Mereka berdua sangat tidak sabaran. Kekeke..!”

            “Ne, tapi terlepas dari itu, menurutnya mempercepat pernikahan adalah cara dan penyelesain satu-satunya agar kami dapat sering bertemu. Setidaknya, jika kami menikah lebih cepat, setiap malam kami dapat bersama, berbagi keluh kesah dan segalanya. Ia merasa bersalah dengan kondisi kami yang tidak dapat sering bersama saat ini karena kewajibanya. Ia tajut jika aku berfikir dia tidak memperlakukanku sebagai oramg yang dicintainya sebagaimana mestinya. Ia takut jika aku berfikir dia tidak memperhatikanku karena jarang bisa menemaniku. Dan..” Sejanak Jihyo terdiam seraya memandang Heyna dengan raut wajah sedikit takut. “Dan..ia takut jika aku mengira bahwa di tidak benar-benar mencintaiku dan hanya menjadikanku sebagai pelarian agar bisa melupakanmu.” lanjut Jihyo yang kini memilih memandang kembali cincin pertunangannya dengan Minho, 1 bulan lalu.

            Untuk beberapa detik Heyna tampak mencerna semua ungkapan sahabatnya tersebut, namun tak berselang lama, ia meraih kedua bahu Jiihyo dan memaksanya menatap lurus ke kedua matanya. “Hyo-ya, dengar! Aku tidak bermaksud sombong ataupun merasa paling mengerti tentang Minho, tapi  satu hal yang dapat aku pastikan padamu. Jika seorang Jung Minho sudah memiliki rasa takut kehilangan. Dan karena rasa takutnya itu ia mulai berbicara melantur dan menerka-nerka apa yang difikirkan oleh seseorang yang tengah ia takut akan kehilangan tersebut bahkan sampai melakukan tidakan yang terkesan tidak sabar,  maka sudah dapat dipastikan jika orang itu adalah sosok terpenting dalam hidupnya. Seseorang yang ingin ia genggam tanganmya untuk selamanya. Minho  tau pasti bagaimana rasanya kesendirian saat ia tidak memiliki seseorang yang dapat ia percayai dan ia jadikan sandaran. Karena itu, ia akan sangat menghargai dan menjaga sebaik mungkin ketika ia menemukan seseorang yang penting dalam hidupnya yang akan menemaninya mengusir kesendiriannya. Bukan sebagai pelarian, melainkan itu adalah cara ia membuktikan dan memperlihatkan pada orang yang ia cintai bahwa ia benar-benar mencintainya, dan tidak bisa jika harus kehilangan orang tersebut. Meskipun tingkahnya sama gilanya dengan kita, ia benar-benar seorang namja dengan hati yang murni dan lugu. Karena keluguannya-lah maka ia bertindak terlalu over seperi itu. Karena itu adalah satu-satunya cara yang bisa ia fikirkan melalui otak lugunya.” jelas Heyna seraya tersenyum lembut pada yeoja dihadapanya yang kini perlahan juga perlahan menyungingkan senyuman.

            “Dan satu hal yang perlu kau tahu, jangan merasa tidak percaya diri seperti ini, Hyo-ya! Kau adalah yeoja yang dicintai Minho. Bukan sebagai pelarian dariku. Tapi karena Minho benar-benar menyukaimu. Kaulah pelabuhan sebenarnya dan terakir bagi Minho. Aku bisa maenjamin hal itu satu juta persen.” lanjut Heyna.

            “Jeongmalyo?” tanya Jihyo perlahan

            “Ne, aku bisa menjaminya. Apakah kau tau, bagaimana lembutnya saat Minho menceritakan tentang dirimu? Apakah kau tau bagaimana bersemangatnya ia saat menyusun rencana untuk melamarmu ketika ia bertanya padaku dan Kyuhyun. Dan apakah kau sadar bagaimana sorot mata Minho saat memandangmu sekarang? Kau tahu, saat ia mencaritakanmu, ketika menyusun rencana melamarmu, dan bagaimana saat ia menatapmu sekarang lebih dari cukup untuk membuatku bernafas lega dan sangat bahagia melihat kalian. Minho, pada akhirnya ia menyadari keberadaanmu lebih dari seorang sahabat. Dan hal tersebut menjadikannya kuat setiap harinya untuk menghadapi segala hal dalam kehidupanya. Karena ia memilikimu sebagai seseorang yang ingin ia genggam seumur hidupnya. Jadi, mulai sekarang jangan berfikir yang bukan-bukan, Hyo-ya. Percayalah pada Minho sebagaimana sekarang ia sangat mempercayaimu sebagai seseorang yang ia jadikan rumah baginya. Seseorang yang sangat penting bagi hidupnya.” jawab Heyna.

            Setetes air mata mengalir perlahan dari kedua pelupuk mata yeoja dihadapan Heyna tersebut. “Ne, arraseo!” ucap Jihyo perlahan seraya menyeka air matanya.

            “Ya, wae..kenapa kau malah menangis, Nona Hwang? Seharusnya kau bahagia, dan segera memdeklariskan dirimu sebagai yeoja dengan kecantikan yang luar biasa yang mampu mebuat mata dan hati namja manapun terpesona saat melihatmu seperti yang biasa kau sambongkan “ ucap Heyna seraya memberikan sapu tangan miliknya pada sahabatnya yang kini terkekeh pelan.

            “Na, jeongmal haegbokkeh, Na-ya. Aku benar-benar bahagia saat ini. Baik kau, aku dan Minho, kita bertiga benar-benar bisa bernafas lega sekarang. Kita bertiga bisa menjalani kehidupan kita tanpa adanya beban perasaan seperti dahulu. Maafkan jika aku tadi sedikit merasa tidak percaya diri dan masih menyangka jika aku hanyalah pelarian darimu. Kau tahu, aku sadar. Ternyata hanya dirikulah yang masih berjalan ditempat yang sama, sedangkan kau dan Minho sudah melangkah maju dan menungguku didepan gerbang kebahagian kita. Na jeongmal paboya!” ucap Jihyo seraya tersipu malu.

            “Ne, neo jeongmal pabo!” balas Heyna seraya menjitak pelan kepala sahabat baiknya tersebut. Berdua, dua yeoja tersebut terkekeh geli. Detik berikutnya mereka berdiri dan melangkah bergandengan saat bunyi bel yang menandakan pukul 3 sore mengema di yongjin medical university.

            “Baiklah, kita bertemu lagi diparkiran jam 5 sore, otte?” ucap Jihyo sebelum berbelok ke koridor sebelah kanan menuju ruangan dimana kuliahnya akan berlangsung.

            “Otte!” jawab heyna singkat seraya berbelok ke sebelah kiri.

            Perlahan kedua yeoja tersebut terpisahkan jarak ketika menuju ruangan kuliah mereka masing-masing. Dalam diam Heyna kembali tersenyum saat mengingat kembali wajah bahagia Jihyo beberapa saat lalu. “Ah benar, hampir saja aku lupa membalas pesan suamiku tersayang.” ucap Heyna pelan seraya mengeluarkan I-Phone miliknya dari saku celana. Namun, detik berikutnya yeoja tersebut bergidik ngeri saat ia menyadari kata apa yang barusan terlontar dari bibirnya.

            “Ya, a..apa yang barusan ku katakan, bisa-bisanya aku memangilnya dengan sebutan suami tersa…aish, wah bagaimana bisa kata itu terlontar begitu saja dari bibirku, apakah ini efek dadi aktivitas kemarin malam dan tadi pagi?” lanjut Heyna seraya mengeleng-gelengkan kepalanya. Bisa-bisanya ia menjadi gadis labil yang berlagak romantis seperti barusan. Namun selang beberapa detik senyuman lembut kembali tersunging dikedua bibirmya saat kembali membaca pesan suaminya yang berkata jika ia merindukannya.  Sejujurnya, setiap hari ia selalu merindukan magnae super junior tersebut. Hanya saja rasa gengsi membuatnya berlagak seolah-olah ia sama sekali tidak merindukan namja yang kini sudah menjadi suaminya hampir 8 bulan tersebut. Fikiran akan sosok Kyuhyun selalu muncul disetiap waktu. Ia akan selalu berpura-pura menonton tv sampai larut malam ataupun mengerjakan tugas kuliahnya diruang tamu seraya menunggu kepulangan Kyuhyun setiap malam. Ia ingin menjadi seseorang yang akan selalu Kyuhyun lihat begitu ia melangkah kedalam tempat tinggal mereka bedua dan memberikan senyuman yang hangat pada sosoknya yang tengah lelah setelah seharian bergelut dengan schedulenya. Karena Heyna tahu, senyumnya mampu membuat suaminya tersebut kembali mendapatkan energi dan kehangatan. Dan terlebih dadi itu, karena ia merindukanya, merindukan sosok Kyuhyun setiap harinya.

            Masih dengan senyum lembut yang tersungging dibibirnya, dengan lincah Heyna segera memainkan jemarinya dilayar I-Phone miliknya.

 

            To : Nae Husband

            Assa, apakah kau membutuhkan atau menginginkan sesuatu, aku bisa membelikannya             nanti di mall.

            Ps.Nado, bogoshippo tuan labil.

 

            “Merindukan Cho Kyuhyun  bagiku sama halnya seperti menunggu kembalinya matahari untuk mengusir kegelapan malam. Setiap hari aku akan selalu berdoa agar keesokan hari kedua bola mataku dapat terbuka, sehingga aku dapat melihat sinar terang sang matahari, yang secara ajaib akan selalu membuat sudut-sudut bibirku terangkat membentuk senyuman, mengusir seluruh kegelapan dan menghadirkan kehangatan.”

            Dengan ringan, yeoja berparas cantik tersebut kembali melangkah menuju ruang kuliahnya.

*Author Pov End.*

 

06.35 pm at S’ment building

*Kyuhyun Pov.*

            From : Nyonya Cho Kyuhyun

            Assa, apakah kau membutukan atau menginginkan sesuatu, aku bisa membelikannya             nanti di mall.

            Ps.Nado, bogoshippo tuan labil.

 

            Seketika aku tersenyum membaca balasan yeoja yang tengah kurindukan saat ini. Bukan karena apa yang terjadi kemarin malam dan tadi pagi membuatku merindukannya. Tapi memang hampir setiap menit aku merindukan sosok manisnya. Namun entah mengapa saat ini perasaan tersebut berkali lipat lebih kuat dari biasanya. Segera kumainkan jemariku diatas I-Phone milikku.

 

            To.Nyonya Cho Kyuhyun

            Jinjja, bagaimana kalo itu, kau tau sesuatu yang berwarna hitam atau warna gelap                lainnya, yang terbuat dari bahan yang tembus pandang kekeke…

            Ps. Kau tahu, aku 1000x lebih merindukanmu, Nona labil. Untuk hal ini aku tidak mau             mengalah.

 

            Aku terkikik geli membayangkan raut wajah Heyna saat membaca balasan yang baru saja kukirimkan barusan. Anak itu benar-benar sangat mengemaskan tadi pagi, setalah apa yang kami lalui kemarin malam dan tadi pagi, ia berusaha keras menghindari tatapan mataku. Terlihat jelas ia tengah malu dan mencoba sekuat tenaga menghindariku. Yang justru membuatku semakin terus mengodanya dan mengikutinya kemanapun. Wajahnya yang bersemu merah membuatku ingin sekali mendekapnya selalu dan menghadiahinya dengan banyak kecupan manis. Aku masih tidak menyangka ia mengijinkanku untuk memilikinya seutuhnya kemarin malam. Meskipun sebenarnya aku masih mampu menunggunya hingga ia menyelesaikan kulihahnya. Tapi, entah dorongan dari mana ia meminta maaf padaku atas keputusan egoisnya karena membuat perjanjian denganku untuk tidak menyentuhnya sebelum ia lulus kuliah yang sebenarnya bukanlah egois menurutku mengingat usianya yang masih terbilang muda dimana ia seharusnya masih bisa bebas dan meraih hal-hal yang ia inginkan. Justru akulah yang egois karena telah mengikatnya terlalu cepat karena ketakutanku jika kehilangan sosoknya. Dan tentu saja karena aku sangat mencintainya. Tak kusangka yeoja tersebit malah meminta maaf padaku dan mengatakan bahwa mulai saat ini perjanjian itu telah selesai dan ia ingn menjadi sosok istri seutuhnya bagiku.

            Kurasakan I-Phone dalam gengamanku bergetar. Kembali aku terkekeh karena membaca balasan pesan dari istriku tersebut.

 

            From : Nyonya Cho Kyuhyun

            Ya, apa…apa yang kau maksud Tuan labil? Dasar kau ahjushsi mesum, selamat kau     sudah             berhasil mempermalukanku didepan Jihyo, yeoja gila itu mencuri lihat isi pesan             mesummu barusan, Dan kau tahu sekarang ia tertawa puas seperti orang gila, hah! Dan             dengan lantang ia berkata “Tenanglah wahai temanku, aku akan menemanimu             memborang lingerie yang sexy yang akan membuat suamimu tak berkutik saat     melihatnya!”

            Kau dan Jihyo benar-benar dua orang gila kau tahu, sialan! Rasanya aku ingin          menengelamkan diriku karena malu  menjadi tontonan pengunjung mall, untung             saja             aku memakai masker!

            PS. Silahkan kalo kau mau menang, saat ini yang aku fikirkan hanyalah bagaimana          menengelamkan  Jihyo kedalam sungai Han! Dan tentunya mengunduli kepalamu!

           

            To.Nyonya Cho Kyuhyun

            Kekekekekke, kau tau aku bisa membayangkan bagaiman raut wajahmu saat ini.             Temanmu benar-benar sangat pengertian, Nona Labil. Besok-besok aku harus    memperlakukannya dengan lebih baik lagi mengingat bagaimana dia berbaik hati             membantu temanya yang terlalu malu untuk memilih dan membeli lingerie sendiri. Dan    juga karena dia sangat mendukung hubungan kita.

            Ps.Aku benar-benar menantikan lingerie itu, Nona labil kekekeke..

 

            From : Nyonya Cho Kyuhyun

            Gila, benar-benar gila, kurasa kau dan Jihyo sudah benar-benar gila, aish Jinjja!             Sebaiknya kau berhenti mengodaku atau dapat kupastikan semua rambut dikepalamu                 akan hilang saat kita bertemu! Dasar ahjusshi mesum!

            Ps.sekali lagi kau mengetik tentang Baju L itu, kupastikan segengam brokoli masuk dengan paksa kedalam lambungmu nanti malam, Tuan labil!

 

            Aku terkekeh semakin keras membaca

pesan ancaman dari Heyna tersebut. “Jihyo-shi, neo jeongmal daebak!” ucapku disela tawaku membayangkan kembali bagaimana tampang Heyna karena ulah gila sahabatnya tersebut.

            “Ya, hyung kau lihat itu? Ia kembali duduk dipojokan dan terkikik geli.” dapat kudengar suara Eunhyuk yang kini berjalan perlahan mendekati Teuki hyung.

            “Sudah biarkan saja, pasti ia sedang meggoda istrinya. Siapa lagi yang bisa membuat raja setan itu tersenyum sendiri seperti orang gila.” ucap leader Suju tersebut yang segera membuatku melancarkan death glare milikku. Tapi selang beberapa detik kemudian aku kembali terkekeh geli membaca chat dari Heyna.

            “Wiii…benar-benar mengerikan, apakah ini ketenangan sebelum bencana datang?” ucap Ryewook yang kini ikut bergabung dengan Eunhyuk. Segera kulemparkan handukku ke arah ethernal magnae Suju tersebut.

            “Ya, kau mau mati!” seruku seraya kembali memasukan I-Phoneku kedalam ransel hitam milikku.

            “Ya, siapa suruh dari tadi kau bertigkah seperti orang gila seperti itu Kyuhyun-ah!” balas Ryewook yang segera di ikuti anggukan semua member Suju dalam ruang latihan dance saat ini. “Kau tau, sejak memasuki ruang latihan kau tersenyum-senyum sendiri seperti ahjusshi mesum.” lanjut Ryewook.

            “Mwo? Yak, sekali lagi kau mau mati!” rutukku yang sukses membuat Ryewook berlari dan bersembunyi dibalik punggung Leeteuk. “Bisa-bisanya namja tampan sepetiku kau sebut ahjusshi mesum, hah!” lanjutku seraya kembali melancarkan death glare.

            “Kau tau, kata-kata Ryewook memang benar, Kyu! Semenjak masuk kau tersenyum-senyum sendiri, disela-sela jeda latihanpun kau kembali tersenyum atau bahkan terkekeh geli sendiri seraya memandang keatas. Coba jelaskan padaku gejala apa itu?” sambung Eunhyuk.

            “Kalian tahu, ini bukanlah gejala orang gila. Tapi seseorang yang tengah dilanda kerinduan.” ucapku yang segera sukses membuat seluruh hyung didepanku mengangga lebar.

            “Wah, dia benar-benar sudah gila karena, Nona labilnya.” ucap Ryewook.

            “ Kau benar, anak itu membuatku gila karena merindukannya. Baiklah mulai sekarang merindukan istriku akan menjadi hobiku seumur hidup.” deklarasiku yang kembali membuat para hyung-ku mengangga lebar  secara berjamaah.

            “Semudah itukah kau merindukan Heyna hingga mejadikannya hobi seumur hidupmu?” tanya Donghae yang kini tersenyum geli.

            “Tentu saja, itu sangat mudah!” balasku.

            “Merindukan Heyna bagiku sama halnya seperti memainkan level terendah starcraft, teramat mudah hingga aku dapat mengulanginya kemenanganku kembali dalam hitungan menit. Karena tentu saja tidak ada satupun alasan yang membuatku untuk tidak mencari sosok mungilnya, sosok yang kutahu akan selalu membuat kedua sudut bibirku terangkat dan membuat hidupku terasa lengkap.”  lanjutku yang sukses membuat para member suju bersorak riuh.

            “Ya, sejak kapan raja setan ini berubah menjadi namja yang romantis seperti ini.” tutur Eunhyuk seraya terkikik geli

            “Kau mau tau? Menikahlah, maka kalian akan menemukan jawabanya.” jawab Kyuhyun seraya berlagak sombong.

            “Cih, setan itu mulai lagi. Hanya karena sudah menikah terlebih dahulu, ia berlagak seperti orang yang lebih mengerti dunia orang dewasa!” ucap Eunhyuk yang medapat respon anggukan berjamaah member deul.

            Tanpa memperdulikan ucapan dancing machine Suju itu aku segera melangkah menuju koreografer untuk lagu baru kami selanjutya yang kini kembali memasuki ruang latihan setelah mengambil jeda beberapa saat lalu. “ Hyung, apakah sudah selesai? Perutku sudah sangat lapar.”  tanyaku yang segera mendapat respon setuju dari semua member suju.

            “Ah, ne! Kita ulangi dulu satu kali lagi dari bagian awal hingga akhir. Setelah itu kita cukupkan sampai disini.” jawab namja dihadapanku. Dapat kudengar sorak bersemangat member deul yang kini segera memposisikan diri mereka kedalam formasi lagu baru kami. Mengikuti jejak mereka, aku segera memposisikan tubuhku seraya kembali tersenyum saat kembali merindukan sosok yeoja yang ku cintai.

            “Kurasa aku memang gila karenamu, Nona labil.” ucapku pelan. Detik berikutnya alunan irama energik terdengar membahana dalam ruangan yang membuat tubuhku segera bergerak menyertainya.

*Kyuhnyun Pov End.*

 

6.45 pm at Lotte Mall…

*Heyna POV.*

            Kembali kugelengkan kepalaku merespon pesan balasan gila dari raja evil tersebut. Dengan ganas segera kumainkan jemari diatas layar I -Phone milikku.

 

            To : Nae Husband

            Gila, benar-benar gila, kurasa kau dan Jihyo sudah benar-benar gila, aish Jinjja!             Sebaiknya kau berhenti mengodaku atau dapat kupastikan semua rambut dikepalamu     akan hilang saat kita bertemu! Dasar ahjusshi mesum!

            Ps.sekali lagi kau mengetik tentang Baju L itu, kupastikan segengam brokoli masuk dengan paksa kedalam lambungmu, Tuan labil!

 

            “Kau kenapa? Tampangmu saat ini seperti singa yang akan menerkam mangsanya.” tanya Jihyo yang segera kubalas dengan death glare.

            Segera kumasukan kembali ponselku kedalam saku celana. “ Kau masih bisa bertanya, hah?” sahutku ketus. “Kau dan Raja setan itu benar-benar sama gilanya. Bisa-bisanya kalian seharian kompak memperolok dan memgerjaiku!” lanjutku yang hanya dibalas dengan senyuman memyebalkan miss paparazzi dihadapanku yang kini tengah sibuk membolak balik buku menu ditangannya. “Atau jangan-jangan kalian memang bersekongkol dibelakangku, hah?” selidikku.

            Seraya mengibaskan tangannya didepan wajahku, Jihyo berkata. “Hai, Nyonya Cho! Tidak ada cerita aku dan Kyuhyun Oppa bersekongkol. Kau tau sendiri jika kami bertemu tak ada bedanya dengan dirimu dengan dia, hanya perdebatan gila dan tak masuk akal yang keluar dari mulut kami. Intinya aku tidak menyangka suamimu sungguh narsis dan sama gilanya denganmu. Hanya membuatku ingin sekali memukul kepalanya!”

            “Mwo? Jangan seenaknya mengatai suamiku, Nona Hwang! Ingat, hanya aku yang boleh mengatai dan menyiksa makluk narsis itu. Dan lagi, kau jangan lupa daratan Hwang Jihyo! Kau itu sama saja gila dan narsisnya dengan Kyuhyun! “ tegas Heyna dengan sengit.

            “Jangan lupa, bukan hanya aku dan dia Cho Heyna. Kau pun juga sama gila dan narsisnya seperti kami!” balas Jihyo seraya terkekeh. “ Ingat, sesama orang gila dan aneh akan selalu berkumpul.” lanjut Jihyo dengan mendramatisir yang tak ayal membuatku ikut terkekeh. “ Sudahlah cepat tentukan pesanamu. Aku yang traktir!”

            “Roger!” balasku singkat seraya membuka buku menu dihadapanku.

*Heyna Pov End.*

a few minute latter..

*Author POV.*

            Tampak dua yeoja berparas cantik

tengah duduk berhadapan disebuah restoran didalam Lotte mall. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan dihidangkan, dua sahabat karib tersebut asyik mengobrol membahas apapun yang ada dalam fikiran mereka.

            “Na-ya, tunggu sebentar. Aku harus

mampir ke butik langanan eomma. Dia memintaku untuk mengambilkan pesanannya minggu kemarin.” ucap Jihyo seraya bangkit dari kursinya. “ Butiknya ada dilantai 3.” lanjut Jihyo yang segera direspon dengan anggukan oleh Heyna.

            “ Makanlah dulu jika pesanan kita sudah datang! Tak perlu menungguku, Nyonya Cho!” seru Jihyo seraya berlari kecil menuju pintu keluar restoran. Tanpa sepengetahuan sahabatnya, yeoja berdahi lebar itu tengah merencanakan misi rahasianya sendiri untuk Heyna.

  “Kekekeke…Bagiku tolak ukur keberhasilan bukan 1000%, Nyonya Cho, melainkan harus menyentuh angka 1 juta persen. Jadi akan kubuat misi yang kita buat kemarin menyentuh angka 1 juta persen! Kekekeke…!” ucap Jihyo perlahan dari luar restoran seraya menatap dengan mata bersinar pada sosok Heyna yang kini tengah sibuk melihat ponselnya.

            Dengan langkah ringan, yeoja bermarga Hwang tersebut kembali melangkahkan kakinya menuju sebuah butik dilantai 3 langganannya di Lotte Mall. Setelah berjalan beberapa menit, Jihyo tampak memasuki sebuah butik pakaian dalam.

            “Selamat datang,..oh Hwang Jihyo-ssi, lama tidak berjumpa.” ucap salah seorang pramuniaga dibutik tersebut seraya membungkukkan tubuhnya yang dengan segera dibalas oleh Jihyo dengan gerakan serupa.

            “Eonni ya, aku membutuhkan sesuatu!” ucap Jihyo yang sudah cukup akrab dengan pramuniaga tersebut karena telah menjadi pelanggan ditempat itu sejak ia duduk di kelas 1 SMP.

            “Ne, dengan senang hati! Apa yang anda cari, Jihyo-ssi!” jawab sang pramuniaga dengan senyum.

            “Kau tau, aku ingin memberikan kado pada sahabatku yang baru saja menikah. Mungkin 3 buah lingerie. Apakah kau bisa membantuku memilihkannya?” ungkap Jihyo seraya menyungingkan senyum evil kebangaannya. Sang pramuniaga sontak terkekeh pelan merespon pesanan pelangan setia dihadapannya tersebut.

            “Jadi, bagaimana sosok sahabat anda tersebut? Dengan mengetahui kepribadiannya akan mempermudah kita untuk menentukan model lingerie yang sesuai.” balas sang pramuniaga.

            “Dia gadis dengan kepribadian ditengah-tengah antara lugu dan bodoh. Yang tidak cukup memiliki pengetahuan tentang hubungan intim suami istri.” tutur Jihyo yang sukses membuat kembali pramuniaga dihadapannya terkekeh. “Aku tidak berbohong, kau tau saking gemasnya aku ingin sekali kembali mejitaki kepalanya saat ini juga. Bisa-bisanya dia menganggap dirinya seperti wanita murahan diklub-klub malam hanya karena ia mendesah saat berhubungan intim dengan sauminya.” lanjut Jihyo mengingat apa yang diungkapan Heyna saat mereka berjalan memasuki Lotte mall beberapa saat lalu.

            “Jinjjayo?” tanya sang pramuniaga seraya tersenyum geli mendengar penuturan Jihyo.

            “Ne, maka dari itu kubilang dia ada ditengah-tengah antara lugu dan bodoh.”

            “Saya rasa sahabat anda mungkin adalah seseorang yang murni, yang selama ini berjalan lurus.”

            “Ani, dia tidak selurus itu! Yeoja bodoh itu sama evilnya seperti aku yang suka membuat kerusuhan disekolah kami dulu.” elak Jihyo. “ Hanya saja, untuk hal dewasa seperti ini memang dia minim sekali pengetahuan. Karena itu aku sebagai seorang sahabat yang baik ingin memberinya sedikit pengetahuan dengan membelikannya beberapa kostum perangi. Jika tidak,  sampai matipun dia tidak akan pernah membeli bahkan memakai kostum luar biasa ini.”lanjut Jihyo.

            “Kekekeke, baiklah saya rasa sudah cukup paham bagaimana kepribadian sahabat anda tersebut.” ucap sang pramuniaga seraya terkekeh. “Baiklah silahkan duduk disofa dahulu, Jihyo-ssi. Saya akan membawakan beberapa lingerie yang mungkin cocok untuk sahabat anda.”

            Setalah membungkukkan tubuhnya sang pramuniaga segera berbalik menuju jajaran produk butik yang banyak dipamerkan dan tergantung rapi dihampir seluruh ruangan butik tersebut. Selang beberapa saat, ia kembali menuju yeoja yang tengah duduk disofa yang disediakan bagi pelangan setia di salah satu butik yang menjual merk mahal pakaian dalam tersebut.

            “Bagaimana dengan ini, Jihyo-ssi.”     ucap pramuniaga tersebut seraya memamerkan 3 lingerie yang sontak membuat kedua bola mata Jihyo bersinar.

            “Whoa, unnie bungkus  segera 3 lingerie itu!” jawab Jihyo kegirangan.

            “Dengan senang hati.”

    “Kekeke….Dengan begini selesai sudah misiku membuatmu menjadi istri seutuhnya, Nyonya Cho.” ucap Jihyo pelan seraya mengikuti pramuniaga didepanya menuju kasir.

            Dua lantai dibawah butik tempat Jihyo tengah luas melancarkan senyum kemenangannya. Heyna tengah menyantap perlahan hidangan dihadapanya. “Kenapa Jihyo lama sekali, bukanya ia bilang hanya memgambil pesanan.” ucapnya serata melirik jam tangan yang melingkar dilengan kirinya.

            “Na-ya, maaf sudah membuatmu menunggu.” dengan terengah-engah Jihyo segera duduk dikursinya dan meminum jus apel dihadapannya. Beberapa saat lalu, yeoja tersebut berlari menuruni 2 lantai karena takut menyebabkan kecurigaan sahabatnya karena terlalu lama pergi.

            “Kau habis maraton ya?”

            “Ani.” balas Jihyo singkat. Detik berikutnya, ia segera menyantap hidangan dihadapannya. “Setelah ini ayo pergi melihat jam tangan. Aku ingin membeli jam tangan couple untukku dan Minho.” lanjut Jihyo.

            “Otte!”

            Bersama dua mahasiswi kedokteran tersebut melanjutkan santap malam mereka.

2 hours later..

            “Ahjussi selamat malam!” sapa Jihyo yang beberapa saat lalu turun dari porche putih miliknya setelah memastikan mobil Heyna tengah memasuki lahan parkir bawah tanah kawasan apartemen tempat ia tinggal bersama suaminya. Dengan sunyum sumringah Jihyo membungkukkan tubuhnya pada petugas keamanan apartemen dihadapanya.

            “Ah, Jihyo ahgasshi!” jawab petugas tersebut yang memang sudah hapal dan mengenal sahabat Heyna tersebut mengingat seringnya Jihyo mengujungi apartemen Heyna sejak mereka duduk dibangku SMA. “Baru saja Heyna ahgasshi memasuki basement.” info laki-laki berumur 40 tahunan tersebut.

            “Ara, aku baru saja menghabiskan waktu dengannya.” ucap Jihyo. “Ahjusshi bisakah aku minta tolong?” tanya Jihyo.

            “Dengan senang hati ahgasshi, apa yang bisa saya bantu.”

            “Tolong hantarkan ini ke apartement Heyna. Aku kemarin membelikannya oleh-oleh tapi lupa menyerahkan tadi. Kebetulan ada hal yang mendesak aku jadi harus segera pergi, sedang ahjusshi tau sendiri letak apartement Heyna berada  jauh menjulang diatas sana.” jawab Jihyo seraya menyodorkan paper bag berwana putih pada petugas dihadapannya.

            “Ah, tentu aja akan segera saya hantarkan pada Heyna ahgasshi.”

            “Jeongmal kamsahamnida, ahjusshi! Dan ini, silahkan ahjusshi berikan pada anak-anak ahjusshi dirumah nanti.” kembali Jihyo memyodorkan paperbag berisi aneka kue yang ia sengaja beli di mall tadi untuk petugas keamanan apartement Heyna sebagai salah satu seseorang yang ia bisa andalkan untuk menyukseskan rencananya.

            “Anda tidak perlu memberikan imbalan pada saya, ahgasshi. Tanpa imbalan saya akan dengan senang hati menghantarkannya.”

            “Ani, ini bukan imbalan ahjusshi, aku memang ingin memberikan ini untuk anak-anak anda dirumah. Jangan khawatir, aku masih memiliki banyak didalam mobilku.” jawab jihyo seraya menyodorkan kembali kudapan manis yang ia bawa pada lelaki dihadapanya.

         “Kamsahamida, ahgasshi.”

            “Ani, akulah yang harusnya berterimakasih pada anda karena sudah mau kurepotkan. Baiklah aku harus segera pergi. Anhyeong, ahjusshi!” lanjut Jihyo seraya melambaikan tanganya dan segera berlari kecil menuju mobilnya.

            “Kau berhutang banyak padaku, Kyuhyun oppa! Kekeke..!” ucap Jihyo riang seraya menjalankan mobilnya membelah jalanan malam kota seoul.

*Author POV End.”

 

21.15 at Kyuhena Apartement PH floor…

*Heyna POV*

           Kulangkahkan kakiku kedalam tempat tinggalku. Dengan cepat kuganti sepatu kets hijau milikku dengan sandal rumah dan kembali melangkah begitu kedua daun telingaku menangkap suara siaran TV dari ruang tamu. “Apakah Kyuhyun sudah pulang?” ucapku pelan.

            Tampak sosok yang setiap menit kurindukan tersebut tengah tertidur diatas sofa seraya memeluk boneka pinguin hadiah dari fansnya. “Bukannya dia bilang pulang sekitar jam 10,  kenapa ia sudah ada diapartement?” tanyaku dalam hati. Perlahan kuhampiri sosok Kyuhyun yang masih tertidur pulas tersebut dan berjongkok disampingnya seraya menatap wajah polosnya.. Tak butuh waktu lama, seulas senyum segera tersungging diwajahku. Tanpa Kyuhyun ketahui, menatap wajah polosnya saat tertidur sekarang menjadi salah satu hobiku setelah kami menikah.

            Kuusap pelan rambut namja yang hampir 8 bulan ini sudah berstatus sebagai suamiku. Setelah puas menatap wajahnya aku segera bangkit dari posisiku sebelumnya dan hendak melangkah menuju kamar yang segera terhenti saat tiba-tiba lengan kekar menarik pinggangku yang sontak membuatku berbalik dan jatuh mendarat diatas tubuh hangat Kyuhyun.

            “Yak!” seruku

            “Kau mau kemana, Nyonya Cho?!” ucap Kyuhyun seraya mengunci pergerakanku dalam upaya bangkit dari atas tubuhnya. “Kau tidak mau melanjutkan memandangi wajah tampan suamimu?” lanjut Kyuhyun.

            “Ya, kapan dan dimana aku memandangi wajahmu, hah? Jangan bermimpi, tuan labil!”

            “Kau tidak perlu mengelak, Nona labil! Akui saja hobimu itu!”

            “Silahkan bermimpi, Tuan labil! Yak,cepat lepaskan kedua lenganmu! Aku mau mandi, Kyuhyun-ah!”

            “Shireo sebelum kau memberikan ciuman padaku!”

            Dapat kurasakan wajahku mulai memanas mendengar penuturan Kyuhyun. “Gawat jamgan sampai ia melihat wajah meronaku, aku harus segera melepaskan diri” cercaku dalam hati. “Yak, dasar ahjussi mesum kau mati ya?! Ppali, lepaskan ak..” belum genap aku meyelesaikan kalimatku. Kyuhyun segera mencium bibirku dengan lembut. Untuk beberapa detik tubuhku menegang saat merasakan sapuan lembut bibir suamiku tersebut. Perlahan namun pasti aku mulai membalas ciumannya yang beberapa detik lalu memaksa bibirku untuk membuka akses agar lidahnya bisa bermain dengan leluasa dengan lidahku.

            Setelah beberapa saat aku mulai melepaskan tautan lembut diantar kami ketika paru-paruku merasa membutuhkan oksigen.

            “Kau tau, menunggumu pulang benar-benar membuatku tersiksa karena merindukanmu.” ucap Kyuhyun yang sukses membuat wajahku semakin memanas.

            “Cih, benarkah kau Cho Kyuhyun? Sejak kapan kau berubah menjadi namja romantis seperti ini?” balasku

            “Sejak aku mengenal yeoja labil sepertimu. Kau saja yang tidak tahu dan tidak mau memberikanku kesempatan untuk menunjukan bakat terpemdamku ini.”

            “Mwo? Aish sudahlah lepaskan aku! Aku mau mandi, Kyuhyun-ah!” balasku

            “Bagaimana jika kita lanjutkan aktifitas kita sebelumnya dan setelah itu kita bisa mandi bersama?”

            Sontak aku segera berteriak dan sekuat tenaga melepaskan diri. “Yak, dasar ahjusshi mesum! Kau..apa kau tidak malu hah? A..Apa katamu tadi? Man..mandi be..bersama? Yak, dasar ahjusshi mesum!”

            “Wae..apanya yang malu? Bukankah hal itu biasa bagi pasangan yang sudah menikah?”

            “Aish, terserah apa katamu! Jangan coba-coba lagi kau mengatakan hal mesum itu, tuan labil!” ancamku seraya melangkah meninggalkan namja yang kini tertawa terpingkal-pingkal. Belum genap 6 langkah, kakiku segera terhenti saat bunyi bel menyeruak masuk ke dalam apartement. “Nugu?” tanyaku seraya menatap Kyuhyun yang merespon dengan gelengan kepala.

            “Biar kubuka pintunya.” Ucap Kyuhnyun seraya bangkit dari sofa.

            Dapat kudengar suara Ahjussi petugas apartement yang kini tengah berbicara pada Kyuhyun. Menit berikutnya Kyuhyun kembali dengan paper bag berwarna putih.

            “Dari Jihyo, kata paman penjaga beberapa saat lalu ia mampir dan meminta tolong untuk memberikannya padamu.”

            “Ha, bukannya ini barang pesanan eomma-nya yang ia ambil tadi disalah satu butik Lotte mall? Aku ingat betul hanya dengan melihat paper bag-nya.” terangku seraya menerima paper bag putih yang diulurkan Kyuhyun padaku.

            Karena penasaran, aku segera membuka paper bag dalam gengamanku seraya melamgkah dan duduk di sofa. Kutemukan kartu ucapan berwarna merah diatas beberapa tumpukan kotak kertas didalam paper bag.

            To: Nyonya Cho yang lugu dan bodoh

            Karena aku adalah sahabat terbaikmu, tidak mungkinkan aku tidak meluruskan jalan    sahabatku yang kini tengah tersesat karena keluguan dan kebodohnya. So, silahkan          terima hadiah spesial dariku Nyonya Cho. Selamat bersenang-senang keekekkeke..!

            Ps.Pastikan aku memiliki keponakan 9 bulan kemudian!

           

            Aku hanya bisa ternganga setelah selesai membaca pesan tunangan Jung Minho tersebut.

            “Whoaa….” pekik Kyuhyun takjub yang segera membuatku menoleh dan menatap tak percaya pemandangan dihadapanku saat ini. Namja labil tersebut entah sejak kapan sudah membuka hadiahku dari Jihyo dan sekarang tengah menatap lingerie hitam yang ia buka dan rentangkan dengan kedua tangannya.

            “YAKKK!” teriakku seraya dengan cepat menyambar lingerie hitam dari tangan Kyuhyun.

            “Wae?” ucap Kyunyun berlagak polos, namun detik berikutnya serigai evil terpampamg sempurna diwajahnya. “ Whoa, kurasa kali ini fikiran miss paparazzi-mu benar-benar luar biasa. Apa katanya tadi? Meluruskan jalanmu yang tengah tersesat karena keluguan dan kebodohanmu?” lanjut Kyuhyun yang kini mulai terkekeh.

            “Aish, Hwang Jihyo! Gila, awas saja, akan kupastikan kau menerima balasanku besok!” rutukku. “Dan kau, berhenti tertawa, Tuan labil!” lanjutku seraya memasukan kembali kado Jihyo kedalam paper bag dengan cepat dan segera berlari menuju kamar.

*Heyna POV End.*

 

20 minute later…

*Author POV.*

            Kyuhyun kembali terkekeh mengingat

bagaimana lucunya expresi dan merahnya wajah Heyna karena kado istimewa kiriman Jihyo beberapa saat lalu sembari bergulung diatas ranjang king size dalam kamar.

            “Kekekekeke, bisa-bisanya dia tak berkutik seperti tadi. Kurasa aku harus mengucapkan terima kasih nantinya saat bertemu Jihyo.” ucap Kyuhyun disela tawanya.

            Selang beberapa detik, pintu kamar mandi di ujung ruangan tersebut terbuka dan menampakan sosok Heyna yang tampak segar berbalut piyama kotak-kotak senada yang dikenakan Kyuhyun.

            “Ya, kenapa kau tidak megenakan kado dari sahabatmu tadi? Itukan juga baju tidur.”  ucap Kyuhyun yang sontak membuat Heyna membelalakan matanya dan memunculkan kembali rona merah diwajah cantiknya.

            “Yak, geumanhae! Kau mau mati?!”

            “Ani, mauku kau mencoba lingerie hitam tadi, Nona labil!”

            “YAK, kubilang berhenti Tuan labil!”

            “Wae……???! Apa kau tidak penasaran?” tanya Kyuhyun kembali dengan nada seduktif seraya megeser tubuhnya hingga kini berhimpitan dengan Heyna yang tengah duduk di atas ranjang seraya memeriksa pesan di ponselnya.

                        “Tidak sama sekali, Tuan Cho!”

          “Wae….kenapa tidak, itukan Cuma baju tidur yang sedikit terbuka, bahkan aku sudah melihatmu telanjang bulat dadi atas kebawah. Jadi tidak masalahkan?”

            “YAK, Aish berhenti membahas itu Cho Kyuhyun!”

            “Wae..?? Bukankah itu fakta? Ayolah, Nyonya Cho. Aku ingin sekali melihatmu dengan kostum itu!”

            “Andwae! Jangan berharap, Tuan Cho!” balas Heyna seraya mendorong tubuh Kyuhyun. Ia benar-benar tak habis fikir. Bisa-bisanya namja disampingnya mengatakan hal intim yang terkesan mesum itu dengan mudahnya dan tanpa malu sama sekali.

            “Sekali saja, ya..ya..?” bujuk Kyuhyun kembali yang kini berganti duduk bersila dihadapan istrinya.

            “BIG NO!”

            “WAEEE…!”

            “Apa kau tidak malu sama sekali, hah?”

            “Wae, kenapa harus malu? Ini kan hal yang umum untuk pasangan yang sudah menikah? Katamu kemarin kau akan mulai menjadi istri seutuhnya bagiku?”

            “Ya, aish! Aku ini wanita,  Kyuhyun-ah! Tentu saja aku memiliki perasaan malu tentang hal-hal intim seperti itu. Appalagi..apalagi…mengingat bagaimana..bagaimana kemari aku..” tanpa melanjutkan kalimatnya, Heyna segara mengambil bantal dan menyembunyikan wajah merahnya dibalik bantal tersebut.

            “Ya..apa yang bagaimana, Nona Labil?”

            “Shireo, aku malu Kyuhyun-ah!”

            “Aish, cepat katakan padaku apa yang ada difikiran bodohmu itu!” ucap Kyuhyun seraya merebut paksa bantal yang menutupi wajah cantik istrinya.

            “Itu..itu..kau tau kemarin dan juga tadi pagi, saat kita..saat kita..”

            “Maksudmu saat kita berhubungan intim?” sahut Kyuhyun tidak sabar.

            Kembali Heyna mengambil bantal dalam gengaman Kyuhyun dan bersembunyi dibaliknya karena teramat malu bertatapan langsung dengan Kyuhyun saat membahas tentang hal intim.

            “Ya, kau ini! Cepat lanjutkan apa yang mau kau sampaikan, Nona labil!”

            “Janji tidak tertawa?”

            “Mwo?”

            “Kau berjanjilah dulu untuk tidak tertawa!”

            “Keurae, Yaksokhe! Jadi cepat jelaskan padaku!”

            Masih dengan menyembunyikan wajahnya dibalik bantal. Heyna menarik nafas dalam-dalam dan mulai mengemukakan apa yang ada difikiranya.

            “Kau tau, saat kita berhubungan intim. A..aku..aku bisa-bisanya men..mendesah te..terus menerus seperti wanita nakal diklub-klub malam. Itu sangat menjijikan Kyuhyun-ah! Bisa-bisanya aku bertingkah seperti mereka. Aish, sungguh memalukan!”

            Untuk beberapa detik keheningan menguasai ruangan bercat biru langit tersebut. Merasa tidak mendengar respon sama sekali dari lawan bicaranya, Heyna segera menyingkirkan bantal yang menyembunyikan wajahnya dan mendapati sosok Kyuhyun yang kini tampak mengangga memdengar pernyataan wanita yang ia cintai tersebut

            “ Ya, waegurae?” tanya Heyna masih dengan wajah merah padamnya.

            “Ya, apa kau selugu itu Nona labil? Ani, kau itu bodoh ya? Pantas saja Jihyo bersikeras ingin meluruskan jalanmu yag tersesat dalam keluguan dan kebodohanmu!”

            “Mwo? Apa katamu?” jawab Heyna seraya memukuli Kyuhyun dengan bantal dalam gengamanya karena ia kini telah melanggar janjinya dan mulai tertawa terbahak-bahak seraya bergulung-gulung diatas ranjang.

            “Ya, berhenti menertawaiku, Tuan labil!”

            “Kekekekke, kau..kau bisa-bisanya kau berfikir seperti itu, Na-ya.” balas Kyuhyun disela gelak tawanya. “Kau tahu, bahkan ratu ataupun putri kerajaaan, ani..semua wanita normal didunia ini pasti akan mendesah terus-menerus seperti dirimu saat berhubungan intim, pabo!” lanjut Kyuhyun.

            “Ya, berhenti menertawaiku Cho Kyuhyun!”

            “Kekekekeke, neo jinjja! Jadi karena alasan inikah sejak pagi tadi kau menghindar untuk menatap mataku?”

            “Ne, kau puas?! Aish!”

            “Ya, tak kusangka kau benar-benar selugu ini, nona labil!”

            “Tentu saja, aku adalah gadis baik-baik bukan ahjushhi mesum sepertimu, Tuan labil!”

            “Ralat ucapanmu, kau itu sudah bukan gadis lagi sejak kemarin malam, Nyonya Cho. Ingat aku sudah menidurimu!” balas Kyuhyun yang dengan segera dihadiahi lemparan bantal beruntun dari Heyna.

            “YAK, NEO! Dasar kau sama saja dengan Jihyo, bahagia sekali kalian ketika memperolokku!”

            “Jadi inikah yang membuat sahabatmu itu sampai harus ikut turun tangan dengan ide hebatnya mengirimkan kostum perang itu?”

            “ Molla, kalian sama saja! Bedanya kau tidak mejitaki kepalaku setelah mendengar pemikiranku tadi. Kau tau yeoja gila itu hampir seharian memperolokku dan menjitaki kepalaku dengan ganas.” beber Heyna yang kembali membuat Kyuhyun tertawa terpingkal-pingkal.

            “Aku bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajahmu seharian ini saat mendapat kuliah dari Jihyo.”

            “Aish, terserah kau saja!” ucap Heyna seraya beranjak dari ranjang. Namun hal itu segera terhenti saat Kyuhyun menarik tangannya dan membuatnya duduk kembali dihadapan suaminya.

            “Dengar, bagiku kau adalah wanita istimewa yang hanya ada 1 diantara 10rb, Na-ya. Bahkan dengan pemikiran lugu dan bodohmu itu. Justru itulah yang membuatmu berbeda dan istimewa. Dimana lagi aku bisa menemukan wanita unik seperti dirimu. Tingkah dan fikiran randommu inilah yang membuatku selalu ingin membuatmu senantiasa dalam jarak pandangku. Terkadang kau bisa menjadi sosok yang dewasa melebihi umurmu, disaat lain kau bisa terlihat seperti anak perempuan polos yang dulu ku tolong didepan pertokoan dipulau jeju. Menjadi gadis gila yang tidak mau mengalah padaku saat kita beradu argumen tentang hal yang konyol, ataupun menjadi sosok yang sexy saat bergelung diatas ranjang bersamaku.” ucap Kyuhyun dengan nada seduktif diakhir kalimatnya.

            “Ya, sudah bagus dari awal hingga Dipertengahan kalimat, kenapa nada bicaramu menjadi mesum di akhir, hah?” potong Heyna.

            “Wae, tentu saja. Kan aku bilang aku menyukai semua sosokmu, jadi kalimat terakhir tadi juga harus disertakan.” balas Kyuhyun. “ Pokoknya,ingat dan camkan ini baik-baik dalam fikiranmu, Nona labil! Entah itu Heyna yang dewasa, Heyna yang seperti anak kecil, Heyna yang gila, Heyna yang evil, Heyna yang sexy, dan Heyna-Heyna yang lainnya, ia akan selalu menjadi sosok istimewa bagiku. Yang selalu membuatku merasa kembali jatuh cinta dengan segala keluguan ataupun pemikiran bodoh dan randomnya.”  tegas Kyuhyun.

            “Jadi jika kau sudah paham, jangan merasa malu dan menganggap dirimu seperti wanita nakal karena mendesah terus-menerus saat berhubungan intim denganku, Nona labil. Tenang, itu normal.”

            “Jadi, intinya kau ingin mendeklarasikan padaku bahwa kau cinta matiku padaku, Tuan labil!” tutur Heyna.

            “Tentu saja, kenapa tidak?”

            “Mwo?” tanya Heyna tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Tidak biasanya namja dihadapanya mengiyakan argumen tentang pengakuan perasaannya barusan. Biasanya ia akan segera menyangkal mengingat tingginya kadar gengsi dalam tubuhnya.

            “Aku sangat mencintai wanita lugu dan bodoh dihadapanku ini. Dan sampai maut memisahkan kita, aku hanya ingin dan akan mencintaimu.” ucap Kyuhyun.

            Detik berikutnya magnae Suju itu segera mengecup lembut kening istrinya. Senyum lembut serentak tersungging di kedua bibir pasangan muda tersebut. Perlahan Kyuhyun menurunkan wajahnya hingga kini beradu dengan wajah cantik sang istri yang kembali bersemu merah. Dikecupnya bibir wanita terkasihnya tersebut dengan lembut, semenit kemudian kecupan lembut itu menjadi semakin intens. Diangkatnya tubuh Heyna hingga kini berada diatas pangkuan namja bermarga Cho tersebut tanpa melepaskan ciuman mesra diatara mereka.

            “Jadi, bolehkan aku melihatmu mengenakan lingerie hitam tadi?” bisik Kyuhyun yang sedetik lalu melepaskan bibirnya saat dirasanya Heyna hampir kehabisan nafas.

            Heyna nampak terdiam dan tersipu merespon pertanyaan suaminya tersebut. “Asal kau tidak menertawakanku saat melihatnya.” bisik Heyna seraya menunduk menghindari tatapan Kyuhyun.

            “Tentu saja tidak, kurasa aku hanya akan semakin terpesona saat melihatnya.”

            “Baiklah, tunggu sebentar.” Jawab Heyna seraya turun dari pangkuan sang suami dan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian dengan kado istimewa dari Jihyo hari ini yang ia sembunyikan dilemari handuk didalam kamar mandi.

            Selang beberapa menit, pintu kamar mandi terbuka yang segera membuat Kyuhyun kembali duduk setelah beberapa saat lalu berbaring diatas ranjang. Tampak kepala mungil Heyna menyebul dari balik pintu kamar mandi.

        “Kyu..kyuhyun-ah!”

            “Wae?”

            “Kau tau, ini benar-benar memalukan. Kau tahu, baju ini sangat transparan. Tubuhku terlihat jelas saat memakainya.” terang Heyna yang masih berusaha menyembunyikan tubuhnya dibalik pintu kamar mandi.

            Kyuhyun terkekeh pelan merespon pernyataan lugu istrinya tersebut. “Tentu saja itu transparan, Na-ya. Kan baju itu memang di desain untuk dikenakan didalam kamar tidur. Bukan untuk dipakai ditengah khalayak umum. “ ucap Kyuhyun seraya bangkit menghampiri istrinya.

            “Jangan kemari, aku malu Kyuhyun-ah.”

            “Wae, ijinkan aku melihatnya, ne?”

            “Baiklah..” jawab Heyna. Perlahan ia melangkah keluar dari kamar mandi. Tampak sosok Heyna yang kini terbungkus lingerie hitam yang melekat pas ditubuhnya sehingga membuat lekuk-lekuk tubuhnya terpampang indah yang suskes membuat Kyuhyun membelalakkan kedua matanya.

            “Ya, kenapa kau diam saja? Pasti terlihat jelekkan? Apa kataku, ini sangat memalukan. Lebih baik aku berganti piama lagi.” ucap Heyna seraya berbalik menuju ke kamar mandi kembali. Namun langkah yeoja berparas cantik itu segera terhenti saat mendadak Kyuhyun mengangkat tubuhnya dan kini mengendongnya ala bridal style.

            “Apanya yang jelek dan memalukan, kau benar-benar terlihat sangat cantik dan sexy, Nyonya Cho.” bisik Kyuhyun seraya tersenyum lembut pada yeoja dalam gendongannya. Detik berikutnya, ia segera melangkah kembali menuju ranjang dan meletakan tubuh Heyna perlahan diatasnya.

            Dikecupmya kening sang istri dengan lembut seraya memposisikan tubuhya diatas wanitanya tersebut.

            “Gomawo, Nyonya Cho.” Bisik Kyuhyun yang dibalas dengan senyuman lembut sang istri. “Saranghae, nona labilku.”

            “Nado, saranghae Tuan labilku.

            Detik berikutnya, kedua bibir pasangan tersebut kembali terpaut menuntaskan kerinduan mereka hari ini. Menjadikan malam ini menjadi malam spesial lainya bagi dua makhluk yang saling mencintai tersebut.

 

END

 

Halo, lama tidak berjumpa. Apakah masih ada yang mengingat cerita ini, wkwkwkkw. Setelah 10 tahun lamanya akhirnya author kembali melanjutkan karya yang tertunda ini. Banyak hal yang terjadi dari sejak terakhir author menulis di blog ini. Kufikir, aku sudah tidak akan lagi melanjutkannya sama sekali. Tapi entah mengapa sejak bulan lalu  author merasa rindu dengan kisah duo evil. Dan, well jadilah author mencoba untuk kembali menulis. Banyak ide cerita yang masih tersimpan dikepala gilaku kekekek..so..buat siapapun yang kebetulan membaca ataupun mampir diblog ini, sazshi ucapkan terimakasih banyak. Ayo, kita bernostalgia lagi dengan duo evil ! Annyeong

^_^

 

 

 

 

 

 

Author Announcement “All Protect Post, Is Open Now!”

Annyeong, yoroboun^^

Sazshi is back… To all KyuHeyna_Shipper or Reader setia KyuHeyna_World, jeongmal mianhae karena mendadak sazshi menghilang dari peredaran, ada beberapa hal dan masalah yang beberapa bulan kemarin tidak bisa sazshi tinggalkan n menguras seluruh pikiran sazshi sehingga bikin otak sazshi yang dasarnya udah eror malah tambah semakain eoror wkwkwkwkwkwkkkwkkw#plak

Ups, kembali ke maksud awal sazshi bikin post dadakan….

Nah, sesuai judul postingan kali ini, sazshi pingin kasih kabar bagus buat reader deul yang selama ini udah nunggu buat bisa baca kelanjutan Novel “My Perfect Girlfriend or Rival ?! Part 1” . Buat kalian semua yang udah pingin baca kelanjutan buku pertama FF ancur dua labil kita, sazshi udah buka semua postingan yang sebelumnya ter-protect…so…kalian udah bisa baca kelanjutannya di blog ini…dan buat reader yang dulunya belum pernah baca FF “My Perfect Girlfriend Or Rival?!” di blog sebelum sazshi protect keseluruhan postingan tersebut, sazshi kasih urut-urutan bacanya dech biar reader-deul bisa baca dengan urutan yang benar, n satu hal lagi yach,,,biar kalian enak bacanya, kalian bisa baca dari awal lagi karena banyak cerita yang sazshi cut n gak keluar di buku pertama hehhhehe…so…check it dot!!

FF “MY PERFECT GIRLFRIEND OR MY PERFECT RIVAL ?!”

PART 1  : First Meeting

PART 2  : One Step Closer

PART 3  : Now, You’re My Girlfriend, Aratchi?

PART 4  : The Answer

PART 5  : A Good Day

PART 6  : Falling Slowly

PART 7  : Listen, My First Love Story!

PART 8 : Coz We Are Same, Stupid!

PART 9  : Gift

PART 10 : Am I (Jealous?)

PART 11 : Only Hope

PART 12 : I Love XXX

PART 13 : You’re Not A Bad Girl

PART 14 : Final Examination

PART 15 : Choice

PART 16 : Wish

(My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival?!) TRILOGI PRIVIEW # 1 Heyna Memories

(My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival?!) TRILOGI PRIVIEW # 2 Dear My Diary

(My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival?!) TRILOGI PRIVIEW # 3 Seoul Daily Report

PART 17 : The Truth

PART 18 END : Promise You

Nah, itu urut-urutan baca FF My Perfect Girlfriend Or Rival?! Yach^^ and buat reader deul lainnya yang udah nunggu kelanjutan Kyuheyna_Scene and FF “HOPE” Don’t worry guys…coz sazshi sudah menyiapkan imajinasi gila lagi buat bikin cerita ancur tu duo setan labil kekekekekekekeekke…so…ditunggu yach^^

Kamsahamnida^^ #deep bow

-SaZsHiKa_DeVya-

tumblr_m69f2tJhBr1qehp59o2_500

 

 

{KyuHeyna_Story} HOPE # 4 The Dandelion & The Sunflower (Dandelion Part)

 

Pic Part 4

 

Title                             : {KyuHeyna_Story} HOPE # 4 The Dandelion & The Sunflower

: (# Dandelion Part)

Author                         : Sazshika_DeVya

Main Cast                    : Cho Kyuhyun

: Lee Heyna

Another Cast               :Lee Eunji (oc), Hwang jihyo (oc), Oh Jihoo (oc), Lee Shin (oc),Kang Minhyuk (oc), Kang Jinwoon (oc)

Genre                          : Romance, Friendship and Family

Rating                         : PG 15

Leght                           : Continue

Author Note               : Annyeong Yorobouen^^ jeongmal mianhae sazshi baru bisa publish ni ff sekarang. 2 minggu kemarin sazshi dalam kondisi badan yang mengharuskan sazshi untuk istirahat karena infeksi lambung T_T…so…so…mohon dimaapin yach eheheheheheh. Dan untuk part ke 4 ini, mungkin akan menjawab cukup banyak misteri yang selama ini masih sazshi sembunyikan tentang konflik dalam keluarga Heyna. Dimana disini sazshi akan membagi part 4 menjadi 2 bagian : Dandelion Part (Bagian pertama) & Sunflower Part (Bagian kedua). Okay, kayaknya gak perlu dech sazshi banyak bicara, langsung di read aja yach. Happy reading^^

 

“Seperti bunga dandelion, dia. . .mungkin tidak seanggun mawar dan tidak seharum melati, bahkan terlihat rapuh diluar dan mudah dihempaskan angin. Tapi, sedikitpun ia tidak akan pernah menyerah, ia akan selalu berusaha mencari celah untuk tumbuh kembali dimana angin menjatuhkannya setelah menerbangkannya. Meskipun jika itu diantara semak berduri, ditanah gersang, ataupun diantara himpitan bebatuan ditepi jurang. Ia tidak akan pernah takut dan akan tetap berjuang untuk kembali hidup, memberi warna untuk kehidupan barunya dan kembali menantang hembusan angin yang sewaktu-waktu akan kembali menghempaskannya. Dan dia. . .Lee Heyna. The Dandelion.”Cho Kyuhyun.
           “Seperti bunga matahari, dia. . .selalu tampak kuat dan memancar indah. Akan selalu berdiri tegak menantang dan berpegang teguh pada sang mentari yang diyakininya tanpa kenal lelah. Meskipun terkadang malam membuatnya kehilangan cahaya, tapi ia tidak akan pernah berpaling, ia akan tetap menghadap dan hanya memandang sang mentari, karena ia selalu tahu, cahaya yang diyakininya akan kembali muncul dan mengusir kegelapan. Memberi kehangatan dan melimpahkan sinar kepadanya, membuatnya semakin lebih kuat dan memancar indah. Dan dia. . .Cho Kyuhyun. The Sunflower.”- Lee Heyna.

  Continue reading

{KyuHeyna_Story} HOPE #3 Closer

Pic Part 3

 

Title                             : {KyuHeyna_Story} HOPE #3 Closer

Author                         : Sazshika_DeVya

Main Cast                    : Cho Kyuhyun

: Lee Heyna

Another Cast               :Lee Eunji (oc), Hwang jihyo (oc), Oh Jihoo (oc), Lee Shin (oc),Kang Minhyuk (oc), Kang Jinwoon (oc)

Genre                          : Romance, Friendship and Family

Rating                         : PG 15

Leght                           : Continue

 

“Bisakah kita mulai belajar menyadari keberadaan satu sama lain? Mungkin bukan sebagai saudara kembar ataupun sebagai sahabat. Hanya sebatas mengetahui bahwa kita berdiri bersama ditempat yang sama. Dengan begitu paling tidak kita mencoba untuk tidak menyakiti satu sama lain. Mianhae. . .Na-ya. .” Cho Kyuhyun.

 

“Dan bisakah kau menyisihkan sedikit tempat bagiku? Kau boleh memiliki segalanya,semua yang kau inginkan. Tapi, biarkan aku berdiri ditempat yang kumimpikan, tempat dimana aku bisa memperoleh kembali senyum hangat mereka yang selalu kuharapkan. . .”Lee Heyna.

Continue reading

TEASER {KyuHeyna_Story} HOPE # 3 CLOSER

“Bisakah kita mulai belajar menyadari keberadaan satu sama lain? Mungkin bukan sebagai saudara kembar ataupun sebagai sahabat. Hanya sebatas mengetahui bahwa kita berdiri bersama ditempat yang sama. Dengan begitu paling tidak kita mencoba untuk tidak menyakiti satu sama lain. Mianhae. . .Na-ya. .” Cho Kyuhyun.

 

“Dan bisakah kau menyisihkan sedikit tempat bagiku? Kau boleh memiliki segalanya,semua yang kau inginkan. Tapi, biarkan aku berdiri ditempat yang kumimpikan, tempat dimana aku bisa memperoleh kembali senyum hangat mereka yang selalu kuharapkan. . .”Lee Heyna.

Annyeong, mianhae karena minggu kemarin sazshi belum bisa publish FF ” Hope” ataupun “KyuHeyna_Scene # 7 Missing You” seperti yang dijanjikan,.sazshi baru dalam masa berkabung karena salah satu anggota keluarga sazshi pergi menghadap yang kuasa. Hope you will understand T_T

And now, For you guys, HOPE # 3 CLOSER will be publish on sunday night. Only On KyuHeyna_World^^

Kasahamnida# deep bow

0705251536516997

TEASER {KyuHeyna_Scene } # 7 MISSING YOU

large

TEASER

{KyuHeyna_Scene} # 7 MISSING YOU

 

Merindukan Cho Kyuhyun bagiku sama halnya seperti menunggu kembalinya matahari untuk mengusir kegelapan malam. Setiap hari aku akan selalu berdoa agar keesokan hari kedua bola mataku dapat terbuka, sehingga aku dapat melihat sinar terang sang matahari, yang secara ajaib akan selalu membuat sudut-sudut bibirku terangkat membentuk senyuman, mengusir seluruh kegelapan dan menghadirkan kehangatan. Lee Heyna.

 

Merindukan Lee Heyna bagiku sama halnya seperti memainkan level terendah starcraft, teramat mudah hingga aku dapat menyelesaikannya dalam hitungan detik. Karena tentu saja tidak ada satupun alasan yang membuatku untuk tidak mencari sosok mungilnya, sosok yang kutahu akan selalu membuat kedua sudut bibirku terangkat dan membuat hidupku terasa lengkap. Cho Kyuhyun.

 

Coming soon, Only On KyuHeyna_World^^

{KyuHeyna_Story} HOPE #2 Twin’s? What Should I Do?

Pic Part 2-fix

 

Title                             : {KyuHeyna_Story} HOPE #2Twin’s? What Should I Do?

Author                         : Sazshika_DeVya

Main Cast                    : Cho Kyuhyun

: Lee Heyna

Another Cast               :Lee Eunji (oc), Hwang jihyo (oc), Oh Jihoo (oc), Lee Shin (oc),Kang Minhyuk (oc), Kang Jinwoon (oc)

Genre                          : Romance, Friendship and Family

Rating                         : PG 15

Leght                           : Continue

 

“Just like a moon. Tampak besar dan berkilauan di mata setiap makhluk yang menatapnya dari kejauhan. Tapi, pada kenyataannya segalanya hanyalah sebuah kamuflase. Bersinar karena pantulan cahaya sang matahari dan berlindung pada kegelapan malam untuk menyembunyikan lubang-lubang dalam disetiap bagian tubuhnya.”Lee Heyna.

“Saudara kembar, ya? Memangnya apa yang salah jika kita kembar? Bukankah itu hal yang menyenangkan? Dengan begitu aku bisa mengerjaimu, memperolokmu ataupun mendiskriminasi ruang gerakmu lebih sering daripada yang sebelumnya dapat kulakukan. Tapi, entah mengapa sekarang separuh hatiku berkata yang sebaliknya. Apa yang terjadi denganku. . .”Cho Kyuhyun.

Continue reading

{KyuHeyna_Story} HOPE # 1 WHEN EVIL’S MEET

Pic Part 1 fix compres

Title                             : {KyuHeyna_Story} HOPE #1When Evil’s Meet

Author                         : Sazshika_DeVya

Main Cast                   : Cho Kyuhyun

: Lee Heyna

Another Cast              :Lee Eunji (oc), Hwang jihyo (oc), Oh Jihoo (oc), Kang Mnhyuk (oc), Lee Shin (oc), Kang Jinwoon (oc)

Genre                          : Romance, Friendship and Family

Rating                         : PG 15

Leght                           : Continue

 

“Harapan? Ah, tentu saja aku memilikinya, bukan hanya satu ataupun dua, melainkan beratus-ratus hingga aku tak sanggup menghitungnya. Tapi, aku tidak akan menjadi orang yang tamak agar Tuhan mengabulkan semua harapanku tersebut, paling tidak aku ingin Tuhan mengabulkan satu harapanku. Harapan dimana aku bisa tersenyum dan membuka mataku lebih lama dari yang seharusnya kumiliki.” Lee Heyna.

 

“Harapan? Aku tidak memilikinya. Kenapa? Karena segala hal yang kuinginkan selalu datang kepadaku bahkan sebelum aku memintanya. Tapi, terlebih dari itu karena aku tidak mempercayainya, mempercayai sebuah tindakan kekanakan yang dinamakan berharap, yang akan membuatmu tampak seperti seseorang yang lemah.” Cho Kyuhyun

  Continue reading

Introducing New Story From KyuHeyna “HOPE #1 WHEN EVIL’S MEET

tumblr_m8k7kmsbnQ1r2d1pqo1_500_large

 

Introducing, New FF from “Project Novel” HOPE by. SaZsHika_Devya. Sebuah cerita yang dikembangkan dari karakter Duo labil (Lee Heyna & Cho Kyuhyun) yang berlatar kehidupan SMA di pulau Jeju. Dimana image serta karakter utama dalam cerita ini dibuat sama seperti karakter mereka sebelumnya dalam “My Perfect Girlfriend Or Rival” namun isi serta setting cerita ini merupakan ide baru yang diharapkan dapat membuat reader-deul merasakan hal yang sama seperti disaat kalian membaca karya-karya ancur SaZshi lainnya. So, this is the Teaser from the first Chapter of “HOPE”. Happy reading^^

 

Title                             : {KyuHeyna_Story} HOPE #1When Evil Meets

Author                         : Sazshika_DeVya

Main Cast                    : Cho Kyuhyun, Lee Heyna

Genre                          : Romance, Friendship and Family

Rating                         : PG 15

Leght                           : Continue

 

“Harapan? Ah, tentu saja aku memilikinya, bukan hanya satu ataupun dua, melainkan beratus-ratus hingga aku tak sanggup menghitungnya. Tapi, aku tidak akan menjadi orang yang tamak agar Tuhan mengabulkan semua harapanku tersebut, paling tidak aku ingin Tuhan mengabulkan satu harapanku. Harapan dimana aku bisa tersenyum dan membuka mataku lebih lama dari yang seharusnya kumiliki.” Lee Heyna.

 

“Harapan? Aku tidak memilikinya. Kenapa? Karena segala hal yang kuinginkan selalu datang kepadaku bahkan sebelum aku memintanya. Tapi, terlebih dari itu karena aku tidak mempercayainya, mempercayai sebuah tindakan kekanakan yang yang dinamakan berharap, yang akan membuatmu tampak seperti seseorang yang lemah.” Cho Kyuhyun

 

December, 13th 2013 at Jeju International Highschool. . .

*Author Pov*

“MWORAGO?Tidak ada apa-apanya? Wanita sepertiku? Game level rendah yang dimainkan anak SD? Whoa, apakah setan Seoul itu . . . .

“Ya, Kyuhyun-ah sudahlah! Tidak usah mencari masalah dengannya karena itu akan sangat merepotkan. Dia Lee Heyna, yeoja yang beberapa hari lalu kuceritakan. . .

“Ah, jadi inikah Lee Heyna. Siswa yang. . .

“Ya, kenapa semua kalimat yang keluar dari mulutmu sangat tidak berbobot? Apakah orang tuamu tidak pernah mengajarkan sopan-santun padamu? Pertama kau mengataiku ahjumma, setelah itu kau mendiagnosisku mengidap kelainan pendegaran dan otak, dan sekarang kau menyebutku yeoja berdahi lebar dan bermata besar yang hanya bisa membuatmu tertawa? Apakah. . .

 

COMING SOON ONLY ON KYUHEYNA_WORLD^^