(My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival?) ( Part 7) # Listen, My First Love Story!

Title                             : (My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival?)

( Part 7) # Listen, My First Love Story!

Author                         : Sazshi

Main Cast                    : Cho Kyuhyun

: Lee Heyna

Another Cast              : All member Suju Lainnya, Lee Eunji (oc), Park Jia (oc), Shin Heera (oc),Go Minji (oc), Hwang Jihyo (oc)

Genre                             : Romance, Comedy and Family

Rating                            : PG 13

Leght                              : Continue

Catatan Author          :

Anyeong chingu!!!!

Sazhi kembali lagi dengan kelanjutan FF MPGOR (My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival) part 7 ^^. Sesuai janji author gak berlama-lama buat nglanjutin ni ff, seminggu bukan waktu yang lama kan reader-deul #pasang puppy eyes^^

Kalau kemarin author dah sukses buat para reader ngakak karena ngebayangin tingkah para oppa-deul yang ancur abiz, sekarang author kembali dengan cerita yang sedikit nyinggung-nyinggung “first love” . Penasaran siapakah first love masing-masing tokoh utama ni ff? Capcus aja dech baca kelanjutannya^^

And one more time,ini ff murni karangan author, so please Don’t Be Plagiat!! And Don’t copy paste.

And now Check this out, Happy reading chingu^^

 Recommended Song

A Day # Super Junior

Snow White # Super Junior

First Love # Utada Hikaru

(PS: Play song sesuai tanda dari author yach, biar feel-nya dapet ^^)

I start to smile when yau smile. I start to feel warm when yau touch my head. And I start to feel strong when I hear your voice. Why do I start to feel all of this? Am I starting to love you?- Lee Heyna.

 So many girls around me, and special girl in my memory. But, at least I choose to love you.- Cho Kyuhyun.

*Author Pov*

December, 24nd 2011. .

Tok..tok..tok…

Seorang laki-laki dengan penampilan rapi tampak mengetuk sebuah pintu besar didepannya. Beberapa detik kemudian pria yang kira-kira berumur 40-an tahun itu membuka pintu dan memasuki suatu ruangan besar yang terkesan suram.

Sajjangnim, Heyna agasshi sudah sampai dan menunggu anda di ruang makan.” Pria yang di panggil sajjangnim itu memutar kursinya dan mengangguk singkat pada orang yang tengah membungguk kepadanya.

“ Apakah Heyna datang sendiri?” Tanyanya kemudian seraya berjalan menuju jendela dan memandang kosong keluar.

Ne, sajjangnim. Heyna agasshi datang sendiri tanpa Eomma-nya.” jawab pria itu dengan sopan.

“ Apakah keperluanku untuk ke London sudah beres?” Lanjut pria yang dipanggil sajjangnim tersebut tanpa menoleh pada lawan bicaranya dan tetap terpaku pada pemandangan diluar jendela.

“ Ne, sajjangnim. Segalanya sudah siap, besok anda sudah bisa berangkat.” Pria itu kembali duduk dikursi kerjanya dan menatap serius pria yang ia anggap sebagai orang kepercayaannya.

“ Jinwoon, sewalah detective handal untuk membuntuti Heyna selama aku ke London. Dan juga, pastikan ia mencari tau siapa laki-laki yang tengah bersama Heyna tempo hari!” Pria bernama Jinwoon tersebut mengangguk singkat mendengar perintah majikannya.

“ Sekarang, pergilah menemani Heyna sebelum aku turun ke bawah!” Jinwoon membungkuk singkat pada pria dihadapannya kemudian melangkah keluar meninggalkan seorang pria yang kini tengah memandangi foto di atas meja kerjanya. Wajah pria yang sebelumnya dingin itu kini perlahan menjadi muram. Terpancar rasa kesepian pada sorot matanya yang sudah tampak lelah. Pria itu mengambil salah satu bingkai foto yang selama ini selalu menghiasi meja kerjanya. Sekali lagi pria itu memandang sosok dalam bingkai tersebut, sosok seorang gadis kecil yang yang selama ini selalu ia rindukan kehadirannya.

“Na-ya, kuharap kau bisa mengerti! Semua ini kulakukan demi kebaikanmu. Aku tidak akan membiarkanmu mengikuti jejak ibumu dan mengulang kesalahan yang sama.” Pria itu bangkit dari kursinya dan segera melangkah meninggalkan ruang kerjanya.

January, 12nd 2012 at Seoul International High School. . .

 “ Ne, Eomma! Aku akan segera terbang kesana begitu sekolah usai hehehehe..” Yeoja yang masih duduk dibangku kelas 3 SMA itu terkekeh pelan menjawab telepon dari ibunya.

Eomma tak perlu menjemputku. Aku bisa naik bus.” Lanjut Heyna dengan senyum manis yang kini tengah menghiasi wajah cantiknya. Walaupun berasal dari latar belakang keluarga kaya, bukan kebiasaan bagi Heyna untuk menjalani kehidupannya secara glamour. Ia tidak suka berjalan-jalan ke mall dan menghamburkan uang seperti kebanyakan remaja kaya seusianya. Ia tidak suka menonton film di akhir pekan seperti teman-temannya. Ia juga tidak suka bergabung dalam club-club yang biasa diikuti anak-anak kaya sebagai ajang memamerkan kekayaan mereka serta sebagai penegas status sosial mereka. Bagi Heyna, menghabiskan waktu menemani Eomma-nya di butik mereka lebih menyenangkan. Sering kali Heyna menghabiskan waktu senggangnya membantu pekerjaan Eomma-nya. Terkadang, Heyna juga membantu pekerjaan karyawan. Bahkan, tak jarang Heyna tampak ikut melayani para pembeli di butik mereka. Sejak kecil, Eomma-nya selalu mengajarkannya tidak membeda-bedakan dalam bergaul serta menjadi orang yang ringan tangan.

“ Ne, Eomma! Sampai bertemu nanti!” Heyna segera menekan tombol off pada layar ponselnya dan kembali menatap kosong pemandangan diluar jendela kelasnya yang kini tengah sepi. Terdengar helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya. “ Semoga semuanya baik-baik saja.” Gumam Heyna seraya kembali menghela nafas. Saat ini dalam benak yeoja itu berkecamuk berbagai rasa khawatir yang hampir 3 minggu ini selalu menganggunya. Perasaan khawatir yang sama dengan yang ia rasakan ketika tanpa sengaja kedua bola matanya menagkap tatapan tajam sepasang bola mata lainnya 3 minggu yang lalu saat bersama Kyuhyun. Rasa khawatir itu kini semakin menekan dengan sikap baik-baik saja dari pemilik bola mata yang menatapnya tajam tempo hari. Heyna tidak menerima pertanyaan ataupun teguran dari orang tersebut. Bahkan segalanya tampak berjalan baik-baik saja seperti biasanya. Tapi, justru hal itulah yang membuat Heyna semakin khawatir.

Tanpa Heyna ketahui, sepasang mata khawatir tengah memandangnya sejak beberapa menit yang lalu. Jihyo, tampak menghela nafas menatap sahabatnya yang kini tangah melamun lagi dan sengaja menyingkir dari keramaian.

“ Na-ya!” teriakan keras dari jihyo tersebut sukses membuat Heyna terkejut dan tersadar dari lamunannya.

“ Yak, bisakah kau menyapa sahabat baikmu dengan lebih sopan?” protes Heyna yang kini membelalak kepada sahabatnya yang hanya mendengus seraya duduk diatas meja.

“Kau pikir kau akan segera sadar dari kebiasaan melamunmu itu jika aku menyapamu dengan sopan? Lee Heyna, berhentilah melamun dan memendam segalanya sendiri!” ucap Jihyo dengan lagaknya seperti seorang kakak. Heyna mendengus merespon jawaban sahabatnya dan mengikuti sahabatnya duduk di atas meja yang berhadapan dengannya.

“ Apa maksudmu nona muda?” balas Heyna dengan ekspresi datar.  Sebaliknya, Jihyo tengah memasang ekspresi seriusnya seperti biasa jika ia siap mengorek informasi dari sahabatnya tersebut.

“ Lee Heyna, katakan padaku apa yang membuatmu selalu tampak seperti gadis yang tengah patah hati akhir-akhir ini? Kau selalu menghindari keramaian dan menghilang secara tiba-tiba. Dan saat kutemukan, kau selalu tengah asyik melamun. Kau tau, sekolah kita ini banyak setannya. Apa kau tidak takut kesurupan?” Mendengar celotehan sahabatnya itu spontan membuat Heyna terkekeh pelan.

“Bagaimana mungkin setan di sekolah kita bisa merasukiku, buktinya ratu mereka saja bertekuk lutut padaku.” Ucap Heyna seraya menoel kening Jihyo.

“ Apa kau bilang, ratu setan? Yak, jika aku ratu setan lantas kau ini apa?” Jihyo setengah berteriak sambil berganti menoel kening Heyna .

“ Sudah jelaskan aku ini ratu malaikat!” Mulut Jihyo mengangga lebar mendengar jawaban yang meluncur dengan santainya dari bibir mungil sahabatnya tersebut.

“ Yak, katakan padaku sejak kapan dan dari mana kau berguru ilmu kenarsisan seperti itu? Atau apakah semua ini efek dari masalah yang membuatmu lama-kelamaan menjadi gila?”

“ Jaga mulutmu nona muda, aku masih sama warasnya denganmu! Mungkin semenjak aku bertemu dengan Cho…”Heyna buru-buru membekap mulutnya dengan kedua tangan saat hampir saja mengucapkan nama namja chingu-nya tanpa sengaja.

“ Yak, Cho apa? Siapa itu, katakan padaku Na-ya! Jangan bilang kau sudah mempunyai  namja chingu tanpa sepengetahuanku.” Dengan gerakan memaksa, Jihyo menarik kedua tangan Heyna yang masih dalam posisi membekap mulutnya. Suatu kesalahan besar karena ia hampir saja keceplosan mengucapkan nama Kyuhyun didepan sahabatnya. Heyna yakin, setelah ini sahabatnya tidak akan pernah lelah mencari tau.

“ Ah, Hyunjoo-ah! Kau mau kekantin? Aku ikut..!” Teriak Heyna mengalihkan perhatian Jihyo dan segera berlari keluar kelas meninggalkan Jihyo dalam rasa penasarannya.

“ Yak, Lee Heyna! Kau tidak bisa lari dariku!”

 

At Suju dorm 11th floor

“Yak, Kyuhyun-ah! Cepat bangun, sampai kapan kau mau tidur terus seperti orang mati?” Teriakan keras dari namja bernama Lee Sungmin tersebut bagai angin lalu. Tampak seorang namja yang sedari tadi ia bangunkan tidak merespon sedikitpun dan tetap tenang mengarunggi mimpi indahnya. “Yak, Kyuhyun-ah! Bangunlah sebentar untuk makan siang! Walaupun kau lelah, kau harus tetap mengisi perutmu kalau kau tak mau sakit.” Lanjut Sungmin dengan kesal.

Hyung, sampai tenggorokanmu serak-pun evil ini tidak akan bangun jika kau membangunkannya dengan cara seperti itu.” Ucap Eunhyuk yang tiba-tiba sudah berada di belakang Sungmin. Namja itu tiba-tiba tersenyum evil seraya melepas kaus kaki yang semula tengah melekat di telapak kaki kanannya. Tanpa banyak bicara segera Eunhyuk meletakkan telapak kaki kanannya tepat diatas wajah Kyuhyun yang tengah tertidur pulas.

Beberapa detik kemudian tubuh Kyuhyun tampak bereaksi terhadap benda berbau menyengat yang ia rasa tengah menindih wajahnya.

“Yak, Kurang ajar! Apa yang kau lakukan padaku, monyet!” Teriak Kyuhyun dengan keras seraya menepis kasar kaki Eunhyuk setelah terbangun dari tidur pulasnya. “ Beraninya kau mengusik mimpi indahku!”

“Arrrgggghhhhhhhhhhhhh……!!”

Kyuhyun berteriak kembali sambil menjambaki rambutnya.  “Padahal sebentar lagi aku bisa melihat senyum anak itu, aish!” lanjut Kyuhyun yang kini tengah melancarkan death-glare pada kedua Hyung-nya.

“ Yak, maksudmu Heyna? Kau tinggal menyuruhnya saja kesini kan bisa? Kalau memang rindu bilang saja, tak perlu jaga gengsi!” ucap Eunhyuk dengan santainya yang segera dibalas dengan timpukan bantal dari Kyuhyun.

“ Yang kumaksud bukan anak labil itu! Aish..!” gerutu Kyuhyun dengan kesal. Beberapa saat lalu namja itu tengah memimpikan kejadian dimasa lalu yang selalu berada dalam ingatannya. Sebuah pertemuan singkat dengan seorang gadis kecil yang membuatnya menjadikan Heyna sebagai yeoja chingu-nya.

“ Sudahlah, Kyu segeralah mandi dan mengisi perutmu. Ingat kau ini mudah sekali sakit, jangan sampai kondisimu drop. 3 hari lagi kita akan melanjutkan tour kita ke Singapura.” Saran Sungmin yang kini segera melangkah keluar di ikuti dengan Eunhyuk yang masih tersenyum puas karena bisa menganggu ketenangan raja evil tersebut.

Kyuhyun menghela nafas pelan sambil memandang kosong kedepan. Namja itu kembali mengingat kenangan manis 10 tahun silam. Beberapa saat Ia tampak tersenyum dan segera bangkit dari ranjangnya dan meraih LG VU II putihnya yang tergeletak di meja.

“Kurasa, senyum kalian berdua memang mirip.” Gumam Kyuhyun yang kini tengah menatap foto seorang yeoja yang tengah tersenyum lembut yang beberapa minggu lalu ia ambil secara diam-diam.

*Author Pov End*

*Kyuhyun Pov*

“ Yak, apa kau mau membunuhku? Kenapa semua menu yang ada dimeja ini berwarna hijau?” aku mengerutu kesal saat memandang meja makan didepanku yang kini penuh dengan sayuran.

“ Ayolah, Kyu! Sayuran itu baik untuk tubuhmu.” Balas Ryewook dengan wajah memelas dan kembali meneruskan kegiatannya menata meja makan.

“ Dan juga untuk wajahmu yang sudah penuh dengan jerawat itu.” Lanjut Eunhyuk yang segera ku hadiahi tendanganku dari bawah meja.

“ Jika tau begini, lebih baik tadi kalian tak perlu membangunkanku dan aku bisa melanjutkan mimpi indahku!” Aku segera bangkit dari kursi dan berjalan menuju lemari es mencari makanan yang bisa kumakan untuk menganjal perutku yang sebenarnya memang sudah kelaparan. Beberapa saat kemudian aku kembali melangkah menuju meja makan setelah mengambil sekotak ice cream vanilla.

“ Yak, Kyuhyun-ah! Bisa-bisanya kau memakan ice cream dalam cuaca sedingin ini!” Tegur Yesung-hyung yang baru saja melangkah keluar dari kamarnya dengan tampang berantakan. Kurasa hyung-ku yang satu ini baru saja menyelesaikan sesi latihan Ddangkoma. Yesung-hyung memiliki misi ingin membuat Ddangkoma menjadi kura-kura yang lain daripada yang lain dengan melatihnya berdiri diatas dua kakinya. Benar-benar aneh!

“ Bukankah lebih baik kau memakan kue buatan Heyna untuk menganjal perutmu! Timpal Sungmin-hyung yang entah sejak kapan sudah membawa sekotak kue  dengan hiasan teddy bear diatasnya.

“Aaarrrrrggggghhhhhhhh…..! Beraninya kau menyentuh kue itu!” teriakku dan dengan segera merebutnya dari Sungmin-hyung yang hanya mengelengkan kepalanya memandang kelakuanku. Segera aku memeriksa kondisi serta menghitung jumlah kue yang kulihat masih tersusun rapi didalam kotak. Aku tersenyum lega mengetahui hadiah spesialku itu masih dalam keadaanya semula. Kupandangi kembali beberapa buah kue berwarna hijau dengan hiasan gula berbentuk teddy bear diatasnya.

Aku kembali teringat hari dimana aku membuka semua kado natal dari ELF yang dikirimkan ke dorm kami. Salah satu dari timbunan hadiah tersebut berupa sekotak kue yang tanpa melihat siapa pengirimnya segera kumakan karena merasa lapar. Hampir setengah isinya kumakan dengan lahap sampai akhirnya aku menemukan secarik kertas didasar kotak tersebut dan segera menghentikan acara makanku. Walaupun si pengirim tidak membubuhkan namanya dalam kertas itu, tapi aku dapat segera mengetahuinya dari cara pengirim itu menyapaku.

To: Ajusshi Narsis

Gomawo untuk gantungan teddy bear-nya.

Jangan takut, aku tidak memasukan bahan berbahaya dalam kue ini!

Merry Cristmast

Begitu mengetahui siapa pembuat kue tersebut aku segera mengamankannya dari para hyung-ku yang ingin ikut mencicipinya. Bagiku kue sederhana dari yeoja labil itu sangatlah penting. Karena itu adalah hadiah pertama yang kuterima dari Heyna, aku berencana akan menyimpannya sebagai kenang-kenangan.

“Tahukah kau, Kyu? Aku merasa penasaran dengan cara berfikirmu tentang cinta.” Ucapan dari Eunhyuk segera menyadarkanku dari lamunan. Aku menatap hyung-ku itu dengan ekspresi binggung.

“Apa maksudmu, hyung?” jawabku masih dengan ekspresi binggung. Eunhyuk berjalan kearahku dan memandangku dengan ekspresi serius. Merasa kotak kue spesialku terancam, dengan sigap aku langsung menyembunyikannya dibalik tubuhku.

“Aish, berhentilah menyembunyikan kue itu! Aku tidak berniat memintanya mengingat apa yang pernah Heyna masukan dalam kue mochi buatannya.” Cibir Eunhyuk yang kini mengambil kursi makan dan duduk menghadapku. “ Kau tahu, aku merasa heran dengan jalan pemikiranmu. Apa yang membuatmu menyukai Heyna seakan-akan kalian sudah mengenal lama? Mengingat cerita pertemuan kalian yang tak lazim itu, susah untuk mempercayai jika setan sepertimu bisa jatuh cinta setengah mati dengan gadis remaja yang baru saja ditemuainya dan langsung menjadikannya sebagai yeoja-chingu.” Aku tersenyum mendengar penuturan si raja monyet itu.

“ Kau tau, itulah yang disebut takdir.” Jawabku singkat seraya melangkah menuju jendela apartement kami dan menatap pemandangan diluar gedung.

“Kau tidak bisa memutuskan apakah suatu hal itu takdir ataupun bukan, Kyu! Hanya Tuhan yang tahu semua hal itu.” Sahut Siwon yang entah sejak kapan sudah ikut duduk dimeja makan kami bersama Leeteuk, Donghae dan Shindong-hyung. Aku mendengus pelan mendengar nasihat dari namja agamis yang kini tengah mangut-mangut kearahku.

Aigoo, menu hari ini keliahatanya sungguh menyegarkan.” Ucap Leader kami seraya mencicipi sesendok sayuran didepannya. Benar-benar menjijikan!

“Aku sendiri yang akan menentukan takdirku, bagiku gadis itu adalah takdirku. Takdir baru yang kubuat setelah aku merelakan takdirku yang lain.” Balasku seraya kembali menatap keluar jendela tanpa menghiraukan protes dari Siwon.

“ Merelakan takdir yang lain? Takdir mana yang kau maksud? Apakah takdir kau bisa bersama dengan Victoria?” aku segera melemparkan sandal rumah yang kupakai kearah Eunhyuk yang dengan sigap berhasil menghindar.

“ Berapa kali sudah kubilang, aku dan Victoria itu hanya bersahabat baik!” omelku seraya melotot tajam pada semua hyung-ku yang kini serentak nyengir kearahku.

“Jadi, takdir mana yang kau maksud?” tanya Sungmin sambil menatap penasaran kepadaku.

“ Takdir dimana suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan cinta pertamaku.” Serentak para hyung-ku bersiul riuh mendengar pernyataanku barusan.

Aigoo, aku jadi penasaran siapa gadis yang bisa membuat magnae kita ini merasakan indahnya jatuh cinta untuk  pertama kalinya.” Sahut Leeteuk yang di ikuti dengan anggukan para member lainnya.

“Lalu, siapa gadis bernasib sial yang harus menjadi cinta pertama seorang Cho Kyuhyun.” Tanya Donghae-hyung yang segera kubalas dengan death-glare. Aku segera beranjak menuju meja makan dan duduk dikursi menghadapi para member yang saat ini tengah penasaran menunggu jawabanku.

Molla, aku tidak tau siapa nama gadis itu ataupun alamatnya.” Segera para member mendengus kecewa mendengar jawabanku.

“Kalian tahu, berkat cinta pertamaku itulah akhirnya aku memutuskan Heyna adalah gadis yang tepat menjadi yeoja chingu-ku.” Kembali para member terlihat bersemangat mendengar ceritaku.

“ Senyum yang dimiliki Heyna sama persis dengan senyuman anak perempuan itu. Senyum polos serta pancaran mata kesepian yang mereka miliki terlihat sama dalam ingatanku.” Lanjutku seraya memandang lembut sekotak kue dalam genggaman tanganku.

(Now, playing: A Day, By: Super Junior)

*Flasback On*

“Saat aku berumur 12 tahun, aku dan keluargaku pergi berlibur ke pulau Jeju. Aku ingat, saat itu di Jeju tengah turun hujan deras dan aku menyelinap keluar dari penginapan untuk mencari toko game terdekat karena stick PS yang kubawa rusak saat Ahra-noona menginjaknya tanpa sengaja tadi siang. Hampir 1 jam aku berkeliling jalanan yang asing bagiku dengan mengengam erat payung yang melindungiku dari guyuran air hujan yang jatuh dengan derasnya. Sampai akhirnya mataku berhenti pada sebuah papan nama suatu toko yang sedari tadi kucari. Aku segera menuju toko tersebut. Tapi, sungguh sial ternyata toko tersebut tutup. Saat aku masih sibuk mengerutu, tiba-tiba aku dikagetkan oleh bunyi benda jatuh yang cukup keras didepanku. Kulihat seorang anak perempuan jatuh terjerembab tepat didepanku, anak itu segera bangkit dan mengomel sendiri. Aneh sekali, seharusnya anak seusianya itu akan merintih ataupun menangis saat terjatuh dengan keras seperti barusan. Anak itu segera berjalan tertatih-tatih menuju emperan toko game tempatku berdiri. Tanpa menganggap keberadaanku anak itu terus mengerutu menyesali kebodohannya hingga bisa terjatuh dan mengeluhkan betapa kotor bajunya saat ini karena lumpur.

 “Ya, bodoh! Seharusnya kau mengurus dan mengkhawatirkan luka pada kedua lututmu daripada kau mengeluhkan bajumu yang kotor!” ucapku dengan ketus seraya meliriknya yang kini tengah menoleh kaget kearahku.

“Ya, siapa yang kau sebut bodoh? Eomma-mu tidak pernah mengajarimu berkata sopan ya? Yang bodoh itu kau, kenapa kau malah mengingatkan lukaku yang memang sengaja tak kuhiraukan!” balas anak itu yang kini mulai tampak akan menangis. Dan benar saja, anak itu kini mulai menagis tersedu-sedu seraya meniupi kedua lututnya yang terluka.

“Padahal aku hampir berhasil melupakan rasa sakitku. Kenapa kau malah mengingatkanku.” Omel anak itu ditengah tangisannya yang semakin keras. Jadi, ternyata sedari tadi Ia sengaja mengerutu tidak jelas mengeluhkan betapa kotor bajunya untuk mengalihkan rasa sakit dikedua lututnya? Aneh sekali!

“Kau ini bodoh ya? Bukan kurasa lebih tepat jika kau disebut aneh! Kalau memang sakit ya menangis saja, dan segera obati lukamu daripada kau mengerutu tidak jelas untuk mengalihkan rasa sakitmu. Kau pikir jika kau berusaha pura-pura tidak tahu, rasa sakit dilututmu itu akan hilang? Secepat kau mengobatinya, maka secepat itu juga rasa sakit itu hilang!” balasku dan segera berjongkok didepan anak perempuan yang kini masih sibuk menangis sambil meniupi lututnya.

“ Eomma-ku bilang, jika air mata kita akan terjatuh segeralah memikirkan hal lain. Dengan begitu, kau dapat melupakan rasa sakit ataupun kesedihanmu dan air matamu tidak akan jadi jatuh.” Gumam anak itu dengan sesenggukan dan mengusap air matanya yang terus mengalir. Entah mengapa aku jadi merasa kasihan padanya. Segera kuambil sapu tangan dari dalam ranselku dan menyobeknya menjadi dua bagian. Tanpa ijin aku segera membalutkannya ke kedua lutut anak perempuan dihadapanku. Anak itu tampak meringis kesakitan saat aku mengaitkan dua ujung sapu tangan tersebut menjadi sebuah simpul agar tidak terlepas dari lututnya.

“Bagaimana, cara ini lebih cepat menghilangkan rasa sakitmu kan daripada menggerutu tidak jelas?” Anak itu sudah berhenti merintih, walaupun air matanya masih mengalir deras di pipinya.

“Berhentilah menangis bodoh!” nanti disangkanya aku menganggumu oleh para pejalan kaki yang lewat didepan kita.

“Aku ingin berhenti, tapi air mataku tak mau berhenti mengalir bodoh!.” Anak itu menatapku dengan setengah melotot.

“Yak, kenapa kau mengataiku bodoh! Seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku telah menolongmu, apakah Eomma-mu tidak pernah mengajarimu sopan santun.” Anak itu membelalakan matanya saat aku membalikan kata-katanya tadi.

“Sudahlah, berhentilah menangis dan makanlah ini!” kusodorkan dua buah permen jeruk didepan hidung anak itu.

“Aku tidak mau permen! Aku ini bukan anak kecil yang akan berhenti menangis hanya dengan sebuah permen!” Wah, dasar anak nakal. Besar juga nyalinya menolak kebaikanku.

“Kau ini benar-benar banyak maunya! Sudah ditolong masih berlagak! Lalu apa yang kau inginkan agar kau bisa menghentikan air matamu itu!” tanyaku kemudian dengan sedikit kesal.

“Aku mau ice cream coklat!” sahut anak itu setengah berteriak.

“Kau ini benar-benar bodoh ya? Mana ada orang yang memakan ice cream ditengah-tengah cuaca sedingin ini! “ aku setengah berteriak mengimbangi suara anak itu barusan saat memintaku membelikannya ice cream. Tiba-tiba anak didepanku itu mulai menangis dengan keras kembali. Sungguh sial hari ini, sudah tidak berhasil mendapatkan stick PS. Sekarang malah harus berurusan dengan anak bodoh yang sangat menyusahkan ini.

“ Ya..ya..hentikan tangisanmu! Kalau kau tidak segera berhenti akan kubatalkan niatku membelikanmu ice cream coklat!” tangisan keras anak itu berhenti seketika itu pula. Dasar  bodoh!

“Tunggu disini dan jangan menangis lagi! Perintahku pada anak itu dan segera mengenggam kembali payungku dan melangkah menuju minimarket yang kebetulan tidak jauh dari toko game tempat kami berdua berteduh.

 Beberapa saat kemudian baik aku maupun anak perempuan disampingku tengah asyik menjilati ice cream coklat dalam genggaman kami masing-masing. Anak itu sudah berhenti menangis dan merintih begitu aku membawakannya ice cream coklat. Dasar aneh!

“Wah, lihat ada pelangi!’ teriak anak itu yang segera kurespon dengan menegadahkan kepalaku kearah dimana telunjuk anak itu menunjukkannya. Kulihat wajah yang sedari tadi pucat karena menahan rasa sakit itu berangsur-angsur ceria. Senyum riang kini tengah menghiasi wajah anak itu. Seperti tersihir oleh senyumannya, aku mematung memandangi wajahnya. Wajah anak itu kini terlihat manis dan tidak menyebalkan seperti sebelumnya. Namun ada yang aneh, meskipun anak itu tersenyum aku merasa sorot mata yang terpancar dari anak itu adalah sorot mata seorang anak yang kesepian.

“Apa kau tahu pelangi itu terdiri dari berapa warna?” tanya anak itu masih dengan senyum yang menghiasi wajah mungilnya.

“Sudah jelaskan, pelangi itu terdiri dari tiga warna. Merah, kuning dan hijau!” jawabku santai seraya memandangi pelangi yang terhampar indah dilangit.

“Cih, kau ini bodoh ya?Bukankah kau ini lebih tua dariku? Warna penyusun pelangi saja kau tidak tahu!” sahut anak itu dengan angkuhnya. Aku melotot kepada anak perempuan yang kini tengah menjulurkan lidahnya mengejekku.

“ Pelangi itu tersusun dari 7 warna , bodoh! Walaupun terlihat terdiri dari 3 warna, tapi sebenarnya pelangi itu tersusun dari warna merah, jingga, kuning, hijau,biru,nila dan ungu!” lanjut anak itu seraya kembali tersenyum memandang hamparan pelangi. Segera ku urungkan niatku untuk membalas ejekan anak itu saat melihat senyum yang kini menghiasi kembali wajahnya yang terlihat mengatupkan kedua matanya karena hembusan angin dingin yang menerpa kami.

Senyum manis anak itu membuatku merasa tentram saat melihatnya. Berbeda dari senyuman teman-teman perempuan disekolahku. Senyuman anak didepanku itu terasa berbeda dan membuatku ikut tersenyum saat melihatnya.

“Sudah bawa saja payungku ini, siapa tahu ditengah perjalanan pulang nanti akan turun hujan lagi.” Paksaku pada anak didepanku seraya menyodorkan payungku kepadanya.

“Tapi bagaimana denganmu? Bukankah nanti kau juga akan kehujanan jika nanti hujan turun lagi?”balas anak itu dengan ekspresi polosnya.

“Jika hujan aku bisa melindungi kepalaku dengan topi ini.”jawabku seraya mengeluarkan sebuah topi hitam dari dalam ranselku.

“Tapi nanti tubuhmu akan tetap basah. Bagaimana jika aku saja yang memakai topimu dan kau memakai payungmu? Toh bajuku sudah terlanjur basah dan kotor, jadi tidak masalah bagiku jika nanti aku kehujanan lagi.” Sahut anak itu sambil tersenyum simpul kepadaku.

“Kau tenang saja, besok aku akan mengembalikan topimu. Bagaimana jika besok sore kita bertemu lagi didepan toko ini?”lanjutnya seraya memakai topiku yang terlihat kebesaran di kepalanya yang mungil.

“Baiklah, besok berjanjilah mengembalikan topiku. Kau tahu, topi ini spesial untukku. Ini adalah pemberian Appa-ku saat aku berhasil menyelesaikan permainan rubik untuk pertama kalinya dalam waktu kurang dari 10 menit.”

“Ne, aku janji!” ucap anak itu yang kini menyodorkan jari kelingkingnya didepanku yang segera ku respon dengan mengaitkan jari kelingking kami. Kami berdua tertawa satu sama lain untuk pertama kalinya.

“Gomawo, anak pelangi! Sampai bertemu besok! Teriak anak perempuan yang kini tengah melambaikan tangannya dengan semangat kepadaku dari seberang jalan.

*Flasback Off*

“Jadi, apakah kalian bertemu hari berikutnya?” tanya Shindong-hyung yang kini mulai mengisi mangkuk nasi ketiganya selama mendengar ceritaku.

“Tidak, aku mengingkari janji kami. Malam harinya kami sekeluarga segera kembali ke Seoul karena mendengar kabar bahwa kakekku jatuh pingsan saat hendak kekamar mandi.” Jawabku dengan nada menyesal. Saat itu aku sungguh sedih karena tidak bisa memenuhi janjiku dan bertemu dengan anak perempuan itu lagi. Aku benar-benar menyesal tidak menanyakan siapa namanya dan rumahnya saat itu. Mungkin, aku terlalu terpesona dengan senyuman anak itu hingga lupa menanyakan namanya.

*(Stop Playing A Day)*

“ Jadi, itukah alasanmu tidak segera mempunyai yeoja-chingu setelah putus dari pacarmu saat SMA? Jadi selama ini kau berharap bisa bertemu kembali dengan cinta pertamamu itu?” Tanya Ryewook seraya menaruh banyak sekali sayuran dalam mangkuk nasiku.

“Yak, Ibu rumah tangga! Kau ini mau meracuniku ya!” Teriakku yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Ryewook yang kini malah meletakkan sendok ditanganku seraya melotot kepadaku dan berkacak pinggang.

“Itu baik untuk kesehatanmu, Kyu! Segera habiskan atau aku akan memanggil Heyna kemari untuk memaksamu memakannya.” Aku melotot mendengar ancaman Ibu rumah tangga dalam grup kami ini.

“Kau fikir, aku akan takut dengan ancamanmu itu!” cibirku sambil menyingkirkan makanan didepanku dan mulai menyendok ice cream coklat dengan lahap.

“Jadi, karena Heyna mempunyai senyum yang sama dengan cinta pertamamu itu lantas kau menjadikannya sebagai yeoja-chingu tanpa berfikir panjang?” Kembali Eunhyuk bertanya padaku tentang alasanku memilih Heyna menjadi yeoja chingu-ku.

“Begitulah, dan tentu saja seperti yang kukatakan sebelumnya. Aku dan Heyna memang ditakdirkan bersama!” jawabku ditengah kegiatanku melahap ice cream yang kini hampir kosong.

“Lalu, bagaimana jika suatu saat nanti kau bertemu dengan cinta pertamamu? Siapa yang akan kau pilih? Heyna atau anak pelangimu itu?” Aku menghentikan gerakan tanganku seketika saat hendak menyuapkan sesendok ice cream ke mulutku. Apa yang dikatakan Donghae membuatku berfikir. Aku sendiri belum bisa memutuskan akan memilih siapa nantinya jika hal itu terjadi. Aku terdiam seraya menyuapkan kembali sesendok ice cream yang sempat tertunda. Pertanyaan Donghae kini membuatku tengelam berfikir mencari jawaban yang entah mengapa aku sendiri belum bisa memastikannya.

“Apakah kau belum bisa menemukan jawabanmu? Jangan bermain-main dalam cinta, Kyu! Bisa terjadi perang dunia nantinya jika kau mencampakkan Heyna!” sahut Eunhyuk seraya bergidik ngeri membayangkan apa yang akan Heyna lakukan padaku jika aku sampai mencampakkannya.

“Jika kau tidak bisa segera menentukan pilihan dan memantapkan hatimu, lebih baik berikan Heyna padaku!” aku membelalak tajam kepada anak makpo itu segera setelah Ia menyelesaikan pernyataanya.

“Yak, Lee Donghae! Jangan coba-coba menggoda Heyna dibelakangku! Kau mau menghabiskan hidupmu dalam kesengsaraan ya!” teriakku pada namja yang kini malah terkekeh ditempat duduknya. Cih, dia kira karena Heyna adalah fans-nya lantas Ia bisa dengan mudahnya merebut Heyna apa?

“Tenangkan dirimu, aku hanya bercanda. Aku tak mungkin merebut kebahagian dongsaeng-ku. Lagipula, Heyna hanya menyukaimu.” Kembali aku terbelalak mendengar pernyataan Donghae.

“ Apa maksudmu? Dari mana kau tahu kalau Heyna menyukaiku? Apakah anak labil itu mengatakannya padamu?” tanyaku dengan cepat dan antusias. Selama ini aku sendiri selalu bertanya-tanya tentang perasaan yeoja chingu-ku itu. Apakah Ia juga menyukaiku seperti aku menyukainya.

“  Heyna tidak mengatakan apa-apa padaku. Hanya saja aku bisa melihat tatapan mata Heyna yang kadang kala terlihat lembut saat membahas tentangmu ataupun menatapmu. Kau tahu, ungkapan cinta ataupun suka itu tidak harus melalui kata-kata. Sorot mata seseorang bisa mengungkapkan segalanya dengan jujur.” Mulutku mengangga lebar mendengar ceramah dari namja yang terkenal melankolis dihadapanku. Apakah ucapannya tadi benar? Apakah sorot mata Heyna terlihat lembut saat membahas tentang diriku? Tanpa sadar aku terkekeh pelan sampai akhirnya lamunan indahku itu melayang karena kurasakan seonggok benda menjijikan telah dipaksa masuk kedalam mulutku.

“ Yak, monyet! Kau mau mati ya!” teriakku saat menyadari Eunhyuk tengah memasukkan sesendok sayuran kedalam mulutku seraya tersenyum evil. Aku segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan benda hijau berlendir itu. Dapat kulihat semua member tersenyum puas karena bisa mengerjaiku.

Saat ini para member tengah asyik menghubungi para yeoja chingu-nya lewat ponsel masing-masing. Sebenaranya aku juga ingin menghubungi anak labil itu. Tapi, entah mengapa pikiranku tidak bisa terlepas dari pertanyaan Donghae beberapa saat lalu. Apa yang akan kulakukan jika suatu saat nanti aku bertemu dengan cinta pertamaku? Saat pikiranku masih sibuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh bunyi bel dorm kami yang berdering dengan nyaring.

“Ah, kurasa teman kecilku sudah datang! “ teriak Ryewook seraya berlari riang menuju pintu.

Anyeong, oppa!” Aku segera menoleh kearah suara yang sudah hampir 3 minggu ini tidak kudengar. Heyna tampak berdiri dalam balutan baju dingin dengan wajah kemerahan karena cuaca dingin diluar. Segera aku melangkah menuju yeoja chingu-ku yang kini tengah dirangkul Ryewook. Dengan kasar segera kutepis tangan usil si Ibu rumah tangga itu.

“ Yak, singkirkan tanganmu dari yeoja chingu-ku!” ucapku setengah melotot pada Ryewook yang kini menjulurkan lidahnya padaku.

*Pletakkkk. . . .

“Yak, kenapa kau memukulku!” teriakku pada yeoja yang kini malah ikut menjulurkan lidahnya padaku. Yeoja ini benar-benar cari mati rupanya!

“Kau itu, bersikaplah sopan sedikit pada hyung-mu!”  ucap Heyna dengan ketus dan melangkah menuju para member yang kini tengah menghentikan aktivitas mereka.

“Adik ipar, tolong ajarilah magnae kami ini sopan santun!” ucap Leeteuk seraya nyengir lebar kearahku.

“ Tumben sekali kau datang saat aku tidak memintamu? Apakah kau merindukan namja chingu-mu yang tampan ini?” aku segera berlari menghindari jitakan Heyna yang hampir saja mendarat dikepalaku. Aish, yeoja ini benar-benar tidak ada manisnya.

“ Cih, dasar narsis! Jangan terlalu berharap, Tuan Cho! Kau tahu, waktu yang kulalui tanpa gangguanmu merupakan waktu yang menyenangkan!” aku mendengus mendengar pernyataan yeoja yang kini tengah duduk diantara para hyung-ku yang tengah menonton perang mulut diantara kami dengan antusias.

“Yak, aku pasang Heyna kali ini sebagai pemenang hyung!” ucap Eunhyuk tiba-tiba seraya melambaikan selembar 20.000 won.

“ Yak, kau pikir kami ini objek perjuadian apa?” teriak kami bersamaan sambil melancarkan death glare pada namja yang kini memasukkan kembali uangnya dan nyengir lebar tanpa rasa bersalah.

Oppa, apa yang bisa kubantu? Katamu tadi kau sedang dalam keadaan emergency dan butuh bantuanku?” ucap Heyna kemudian seraya menatap Ryewook yang kini tampak tersenyum riang dan melangkah kearah Heyna. Ryewook segera duduk disampingnya dan membisikkan sesuatu. Aish, anak itu banar-benar cari mati rupanya, berani-beraninya dia selingkuh didepanku!

(Now Playing: Snow White, By: Super Junior)

Beberapa detik kemudian serigai evil tampak menghiasi wajah Heyna. Detik berikutnya Ia melirikku masih dengan serigai evilnya yang lama-kelamaan membuatku bergidik. Kurasa firasatku mengatakan ada konspirasi buruk diantara dua orang itu yang ditujukan padaku. Kini Heyna bangkit dari duduknya dan segera melangkah menghampiriku dengan senyum evil yang membuatku menelan ludah.

Oppa. . .” sapaan yang keluar dari bibir mungil yeoja itu semakin membuatku bergidik ketakutan. Jika yeoja yang selalu menjaga gengsinya ini mulai memanggilku dengan sebutan oppa, itu menandakan dia mempunyai maksud terselubung.

Aigoo, oppa kenapa tubuhmu terlihat tidak segar seperti ini? Dan, coba lihat wajahmu penuh bekas jerawat.” Gumam Heyna seraya menoel-noel pipiku yang memang banyak bekas jerawatnya.

“ Yak, apa maumu nona labil?” tanyaku dengan nada menyelidik.

“ Mauku? Aku mau hari ini kau mengabulkan permintaan pertamaku, oppa! Kau lupa ya, kau berhutang mengabulkan 3 permintaanku.” Lanjut Heyna seraya melangkah lebih dekat kearahku. Aku segera mundur kebelakang menghindari serangan yeoja didepanku ini.

“Lalu apa permintaanmu? “ tanyaku masih berusaha mundur menjaga jarak dari yeoja didepanku yang kini tampak akan segera menyiksaku.

“ Wookie-oppa, berikan hasil karyamu kepadaku.” Seru Heyna seraya menegadahkan telapak tangan kanannya tanpa menoleh sedikitpun dan tetap memandangku dengan tatapan evil. Kulihat dengan senyum riang Ryewook menghampiri kami dengan membawa sepiring besar benda hijau menjijikkan ditangannya. Aku menelan ludah kedua kalinya menyadari malapetaka apa yang akan segera menyongsongku. Kini Heyna terlihat semakin mengerikan saat kedua tangannya menyodorkan sepiring besar sayuran kepadaku.

“ Kau tahu, aku tidak akan membiarkan namja chingu-ku terlihat layu dan berwajah penuh jerawat karena kekurangan vitamin. Buka mulutmu lebar-lebar, oppa!” Aku segera menutup mulutku dengan kedua tangan saat Heyna mulai mencoba menyuapkan sesendok penuh sayuran kepadaku. Gadis ini benar-benar suka sekali menyiksaku!

Oppa-deul, jika kalian menginginkan magnae kalian hidup sehat cepat bantu aku membuka mulut magnae kalian!” teriak Heyna yang segera direspon oleh para member yang berlari dengan wajah evil mereka kearahku. Terlambat, habislah aku hari ini.

“Tamatlah riwayatmu, Cho Kyuhyun!” teriak Heyna mengelegar dalam dorm yang diikuti dengan suara tawa dari  hyung-deul yang kini tengah memegangiku dengan erat.

“ Ya..ya..ya berhenti atau aku akan mengigit lidahku nona labil!” ancamku pada yeoja yang tidak mengubrisku sama sekali dan mulai kembali menyodorkan sesendok penuh sayuran kemulutku.

“Ummmffppppp……” aku berusaha mengatupkan mulutku saat sendok itu mulai dipaksakan masuk kedalamnya.

Oppa, bantu aku membuka mulutnya!” seru Heyna yang segera dipatuhi oleh Eunhyuk yang kini membuka paksa mulutku.

“Yak, Lee Heyna! Jika kau berani melakukannya, aku tidak akan tinggal diam nanti! Kalian juga berhenti berkomplot dengan Heyna atau akan kubuat hidup kalian tidak tenang!” teriakku diakhir usahaku menghentikan konspirasi diantara mereka.

“ Sudahlah, tidak perlu mengancam segala dan cepat habiskan makan siangmu!” ucap Heyna puas karena berhasil memasukkan sesendok penuh sayuran kedalam mulutku yang segera kusemburkan keluar sehingga mengotori baju yeoja didepanku.

“Aish, kau ini cari mati ya! Oppa, paksa magnae kalian ini menelan makananya!” seru Heyna yang kini kembali memasukkan sayuran berualang kali kemulutku.

Aigoo, sayuran itu baik untuk tubuhmu. Ayo cepat habiskan dan segera berkencan denganku, oppa!” gumam Heyna seraya menyuapiku tanpa henti. Aku hampir kehilangan nafas karena mulutku terlalu penuh dengan sayuran. Kini Eunhyuk mulai mengerakan mulutku naik turun dengan kedua tangannya agar aku segera menelan sayuran tersebut. Terdengar gelak tawa dari para hyung-ku saat melihat wajahku yang kurasa sudah merah padam saat ini.

Aigoo, uri Kyuhyun pintar sekali.” seru Heyna seraya menepuk kepalaku karena berhasil membuatku menelan seluruh sayuran yang ia suapkan padaku secara paksa. Sumpah demi apapun akan kubalas ulah kalian hari ini. Jangan kira kalian bisa hidup tenang setelah ini!

“Hahahahahahaahahahahahahahahahahahahahahahahahahhaahahaha. . . .!” Tawa mereka serentak memenuhi dorm. Aku segera bangkit dan berlari menuju lemari es dan segera meneguk banyak-banyak air mineral dengan mata melotot kearah sekumpulan makluk yang masih tertawa puas karena berhasil mengerjaiku.

“Lee Heyna tamatlah riwayatmu!”

*Kyuhyun Pov End*

*(Stop, Playing Snow White)*

*Heyna Pov*

“Lee Heyna tamatlah riwayatmu!” Aku tertawa semakin keras mendengar ancaman dari namja yang kini tengah melotot tajam dan melangkah ke arahku. Kurasa keputusanku memenuhi permintaan Ryewook-oppa untuk datang ke dorm hari ini adalah tepat. Setidaknya aku bisa tertawa lepas setelah hampir 3 minggu ini aku tengelam dalam kekhawatiranku. Namja itu kini duduk sambil memainkan PSP nya dengan kasar. Sesekali Ia tampak mual dan ingin muntah, wajahnya itu benar-benar mengemaskan.

Segera kudatangi namja chingu-ku yang kini tengah merajuk.

“ Ya, Tuan Cho! Apa yang kami lakukan itu bukanlah hal yang buruk bagimu. Tubuhmu itu memang terlihat layu! Para hyung-mu hanya ingin kau terlihat segar dan tidak mudah sakit. Seharusnya kau berterima kasih karena mereka masih mau mengkhawatirkan kesehatanmu.” Rayuku pada namja yang sama sekali tidak menggubrisku dan tetap asyik memainkan PSP-nya.

“Ucapan Heyna itu benar, Kyu! Tubuhmu itu memang membutuhkan asupan zat besi.” Sambung Ryewook-oppa menguatkan argumenku.

“ Kau seharusnya bangga memiliki yeoja chingu seperti Heyna yang sangat memperhatikan kesehatanmu, Kyuhyun-ah!” ucap Donghae-oppa seraya mengacak lembut puncak kepalaku yang segera di tepis kasar oleh Kyuhyun.

“ Yak, berhenti menggoda yeoja chingu-ku ikan makpo!” hardik namja disampingku seraya menjauhkanku dari jangkauan Donghae-oppa. Aku hanya tersenyum simpul melihat kelakuan kekanakannya.

“Heyna-ya, kau tau Kyuhyun tidak mengijinkan kami mencicipi kue buatanmu. Apakah kapan-kapan kau mau membuatkan juga untuk kami.” Pinta Sungmin-oppa sambil memperlihatkan sekotak kue yang tidak asing bagiku.

Andwee! Kau tidak boleh membuatkan apapun untuk para ajusshi genit ini tanpa seijinku, Lee Heyna!” protes Kyuhyun dengan suara keras dan segera berlari menuju Sungmin-oppa yang dengan segera mengangsurkan kotak kue dalam gengamanya kepada Siwon-oppa yang berdiri tidak jauh darinya. Aku tertawa melihat pemandangan lucu yang tengah berlangsung didepanku saat ini.

I start to smile when yau smile. I start to feel warm when yau touch my head. And I start to feel strong when I hear your voice. Why do I start to feel all of this? Am I starting to love you?” gumamku tanpa sadar sambil mengikuti gerakan Kyuhyun yang tengah berusaha merebut kotak kue dari para hyung-nya yang dengan sengaja mempermainkannya.

“ Apa yang kau ucapkan barusan?” aku segera menoleh kebelakang dengan terkejut saat mendengar pertanyaan dari Donghae-oppa yang kini tengah berdiri dibelakangku.

A..aniyo, oppa! Aku tidak mangatakan apapun.” ucapku sambil tergagap berusaha menutupi kebohonganku.

“ Baiklah, tidak masalah jika kau tidak mau mengakuinya. Oppa sudah  mendengarnya cukup jelas barusan, Na-ya.” kurasa saat ini mukaku merah padam. Aish, nan pabo-ya!

Aigoo, kau ini benar-benar mengemaskan adik ipar!” lanjut Donghae-oppa seraya kembali mengacak kepalaku dengan lembut.

“Yak, Lee Donghae jauhkan tangan mesummu dari kepala yeoja chingu-ku!!

Saat ini kami tengah berada didalam mobil menuju apartementku. Namja setan itu memaksa mengantarku karena hujan masih belum berhenti. Selama perjalanan Kyuhyun hanya membisu dan sama sekali tidak melirikku. Kukira setan ini pasti masih marah dengan kejadian tadi.

“Arrrrggggggghhhhhhh. . . . .!” namja setan disampingku tiba-tiba meng-ngerem mendadak dan berteriak kencang hingga membuat kepalaku membentur kaca jendela disampingku dengan keras.

“Yak, kau ini bodoh ya! Apa hanya karena memakan sepiring sayuran membuatmu menjadi gila! Teriakku sambil memijit kepalaku yang masih sakit. Namja disampingku itu segera menatapku dengan sengit.

“ Siapa yang kau sebut bodoh, nona labil! Hati-hatilah berbicara pada namja chingu-mu jika kau tidak mau aku menciummu saat ini juga!” aku menelan air liurku dengan segera setelah mendengar ancaman namja didepanku yang kini mulai mendekatkan wajahnya padaku. Aku sangat yakin setan ini tidak main-main dengan ancamannya. Aku tidak akan membiarkannya mengintimidasiku!

“Pletakkkkkk…!

Yak, dasar siluman! Bisa-bisanya kau memukul kepala namja terpenting dalam hidupmu! Kau ini cari mati ya!” teriak Kyuhyun sambil mengelus-elus kepalanya yang barusan ku hadiahi jitakan mautku.

“Itu peringatan bagi ajusshi mesum sepertimu! Apa penyakit amnesiamu kambuh lagi?Atau memang kau ini sudah mulai pikun? Ingat, poin pertama perjanjian kita! Dilarang mencuri ciuman Lee Heyna!” balasku tak kalah sengit.

“ Apa katamu, ya nona labil aku tidak sepikun yang kaukira. Dan lagi, isi pernjanjian itu kan berbunyi dilarang mencuri ciuman. Setahuku yang dimaksud dengan kata mencuri itu adalah mengambil sesuatu tanpa sepengetahuan pemiliknya. Sedangkan apa yang kulakukan tadi jelas-jelas bukan mencuri, aku sudah mengatakannya langsung padamu kalau aku akan menciummu.” Jawab Kyuhyun tak mau kalah seraya duduk memunggungiku dan memandang keluar jendela mobil. Aneh sekali, tidak biasanya Ia akan mengakhiri adu mulut denganku secepat ini. Apa Ia benar-benar marah karena aku telah mencekokinya dengan sayuran untuk ketiga kalinya?

Hampir 5 menit kami saling terdiam, namja itu masih saja memungungiku dan diam membisu. Jujur saja lama-kelamaan aku merasa tidak nyaman dengan kondisi saat ini.

“ Ya, sampai kapan kau mau merajuk seperti anak kecil seperti itu!” ucapku pada akhirnya untuk mencairkan suasana diantara kami. Tapi sungguh sial, namja setan ini tetap bersikukuh pada pendiriannya dan mengabaikanku. Sekali ini aku akan mengesampingkan gengsiku, karena kupikir kelakuanku tadi memang keterlaluan. Aku tau saat ini Ia tengah lelah dengan segala schedule Suju yang sangat padat. Walaupun begitu, Ia masih memaksa mengantarkanku disaat seharusnya Ia bisa beristirahat sebelum melanjutkan schedule-nya nanti malam.

Mian, aku tau kau marah karena konspirasiku dengan oppa-deul. Terlepas dari itu aku hanya ingin kau menjaga kesehatanmu. Wajarkan jika aku mengkhawatirkan kesehatan namja chingu-ku. Sekarang berhentilah merajuk jika kau ingin aku mengabulkan satu permintaanmu!” Ucapku yang sukses membuat Kyuhyun membalikkan badannya dan menatapku dengan ekspresi  terkejut. Aish, saat ini pasti dalam hati setan itu bersorak kegirangan karena berhasil membuatku meminta maaf padanya.

“ Bukan itu saja, ingat barusan kau memukul kepalaku nona labil!” akhirnya namja didepanku ini membuka mulutnya kembali walaupun kata-kata yang keluar tentu saja tidak sopan seperti biasanya.

“Itu, salahmu sendiri mau berbuat yang tidak-tidak padaku! Bukankah kita sudah sepakat.” Jawabku untuk membela diri. “ Aigoo, apakah sampai nanti kau mau merajuk setelah hampir 3 minggu tidak memandang wajah manis yeoja chingu-mu?” rayuku spontan yang sekarang membuat mulut Kyuhyun mengangga lebar dengan ekspresi heran dan jijik yang sangat jelas terpancar dari wajahnya.

“ Ya, berhenti bertingkah seperti yeoja labil seperti itu. Kurasa jika kau yang mengucapkannya justru terdengar seperti sedang merapal mantra.” Namja ini memang benar-benar cari mati, aish bodoh sekali aku mau merendah seperti ini. Rasanya saat ini aku benar-benar ingin menendangnya keluar dari mobil! Calm down, Heyna!

“Ya, jaga mulutmu Tuan labil! Lebih baik segera antarkan aku pulang, daripada kau segera habis ditanganku!” desisku pada namja yang kini tersenyum evil penuh arti.

Shireo, aku tidak akan mengantarkanmu sebelum kau membelikanku ice cream coklat!” aku mengangga lebar mendegar permintaan setan itu. Mana ada namja yang merajuk kemudian minta dibelikan ice cream oleh yeoja chingu-nya! Cih, dasar aneh!

‘ Yak, Kau ini benar-benar bodoh ya? Mana ada orang yang memakan ice cream ditengah-tengah cuaca sedingin ini! Dan juga, mana ada namja yang minta dibelikan ice cream oleh yeoja chingu-nya!” ucapku dengan ekspresi campuran antara heran dan geli.

“ Ada, buktinya aku memintamu. Palli, katamu kau akan mengabulkan satu permintaanku. Lihat didepan ada sebuah mini market!” lanjut Kyuhyun seraya menjulurkan jari telunjuknya kearah sebuah minimarket tak jauh dari tempat mobil kami berhenti.

“Aish, kau ini menyusahkan saja!” ucapku singkat dan segera membuka pintu audy hitam milik setan itu dengan kasar.

“Yak, pakai payung ini bodoh!”

“ Simpan saja, aku tidak memerlukannya!” teriakku dan segera berlari menerobos hujan yang kini sudah mulai reda.

*Heyna Pov End*

 

*Kyuhyun Pov*

“ Simpan saja, aku tidak memerlukannya!” gadisku itu segera berlari menerobos hujan yang kelihatanya mulai reda. Entah mengapa hari ini aku ingin sekali memakan ice cream coklat sepuasnya. Apakah ini semua efek karena aku memimpikan anak pelangiku tadi?

*(Now Playing,  First Love, By:Utada Hikaru # until END)*

Kembali aku teringat pertanyaan Donghae beberapa saat lalu. Jika suatu saat nanti aku bertemu dengan cinta pertamaku, apakah hatiku masih akan sama dan mengharapkannya? Sosok anak perempuan itu sampai saat ini masih kusimpan dalam ingatanku baik-baik. Karena ingatan akan senyumnya itulah membuatku jatuh hati pada Heyna. Walaupun yeoja itu selalu bertingkah kasar padaku, tapi aku tau persis dia adalah gadis yang baik. Dia sangat berbeda dengan gadis-gadis yang selama ini kutemui. Bahkan caranya menunjukan perhatiannya juga sangat berbeda. Dan karenanya, beberapa minggu ini aku selalu bisa bertahan menghadapi segala schedule yang menekan.

Tok..tok..tok..

Aku tersentak dari lamunanku saat mendengar ketukan berulang kali dari jendela audy hitamku.

“ Yak, cepat keluar! Lihat ada pelangi!” seru Heyna dengan antusias dan segera berlari menuju pohon yang tak jauh dari mobil. Aku mengedarkan pandang disekitar area tempatku sekarang berada untuk mengecek apakah ada orang disekitar kami. Setelah memastikan keadaan disekitar aman, segera kupakai masker serta topiku untuk menyembunyikan identitasku. Aku segera melangkah menuju tempat Heyna berdiri. Namun sedetik kemudian kuhentikan langkahku saat kedua bola mataku menatap wajah Heyna yang tengah tersenyum riang memandangi hamparan pelangi.

Entah takdir ataupun kebetulan semata, aku merasa seperti melihat anak pelangiku. Senyum lembut disertai sorot mata kesepian itu seolah menjawab pertanyaan yang sedari tadi memenuhi otakku. Segera kuambil ponselku dan membidikkan kearah yeoja yang masih tersenyum polos memandang hamparan pelangi dilangit.

So many girls around me, and special girl in my memory. But, at least I choose to love you.” Gumamku seraya menatap hasil karyaku dilayar LG VU II putihku. Hyung, aku telah mendapatkan jawanbannya. Pada akhirnya aku akan tetap memilih Heyna, sosok gadis itulah yang kurasa akan mampu menjadi sandaranku dan menghiasi kehidupanku kedepan. Heyna adalah takdirku sejak saat aku memilihnya menjadi yeoja chingu-ku. Dan sejak saat ini aku berjanji tak kan membiarkannya terlepas dari takdir ini.” Aku segera melanjutkan langkahku menuju yeoja yang kini menoleh kepadaku dan tersenyum lembut.

Palli, jarang sekali kita bisa melihat pelangi di Seoul!” serunya sambil melambai bersemangat kearahku.

“Ini, makan ice cream-mu!” tutur Heyna seraya menyodorkan ice cream coklat ke arahku. Saat ini kami berdua terdiam sambil menjilati ice cream dalam gengaman kami masing-masing dan memandang hamparan pelangi diatas kami. Aku seperti kembali pada kejadian 10 tahun silam. Kejadian saat aku merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Kenangan itu akan tetap tersimpan baik-baik dalam ingatanku, karena kenangan itulah yang membuatku menemukan sosok gadis yang selama ini kunantikan untuk mengisi kehidupanku di masa depan.

Kulirik Heyna yang masih asyik menjilati ice cream dan memandang pelangi. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan segera kucium pipinya.

*Chu…*

“Yak, kau mau mati!!” aku segera berlari menyelamatkan diri dari amukan Heyna.

“Yak,dasar ajusshi mesum berhenti kau!!

*Epilog:

“Eomma!

“Na-ya, kau kemana saja? Dari tadi Eomma mencarimu. Aigoo, apa yang terjadi padamu, kau terjatuh?”

“Ne, tapi tidak apa-apa Eomma. Tadi ada anak laki-laki yang menolongku.”

“Jinjja? Siapa dia, apakah Eomma mengenalnya?

“Ani, aku juga tidak mengenalnya. Tapi dia baik sekali Eomma, bahkan dia membelikanku ice cream saat aku menangis.”

“Whoa, beruntung sekali anak Eomma!”

“Lihat, selain itu dia juga meminjamkan topi spesialnya padaku agar kepalaku tidak kehujanan. Besok aku akan mengembalikan topi si-anak pelangi ini.”

‘Anak pelangi?”

“Ne, itu nama yang kuberikan padanya karena aku lupa menanyakan namanya hehehe. Tadi kami berjanji akan bertemu didepan toko game besok sore.”

“Kalau begitu, lebih baik besok kau memberikan sesuatu untuknya sebagai ucapan terimakasih.”

“Ah, ne!  Lalu, apa yang akan kuberikan padanya?”

“Bagaimana jika nanti kau membuatkan kue spesial untuk anak pelangi?”

“Ah, ne! Kalau begitu kajja kita segera membuatnya Eomma!

”Ne, kajja!”

 

TBC.

 

Gimana readers? Ngebosenin yach? Mian, author juga binggung mau buat seperti apa kisah cinta pertama duo evil ini. Itupun ide author juga dah mentok^^. Di part ini author juga belum jadi memenuhi janji buat munculin siapa sebenarnya laki-laki yang ngintipin duo evil kita. Sengaja author masih nyembunyiin identitas tu orang biar pada semakin penasaran #plak

Nah jadi part ini semakin memperjelas benang merah yang memang sudah saling mengikat diantara mereka tanpa mereka mengetahuinya. So, intinya author mau mempertegas pernyataan abang evil yang bilang bahwa dia dan Heyna memang sudah ditakdirkan.

Ok, seperti biasa RCL dari para readers selalu author nantikan. So, Don’t Be Silent Readers!

Kamsahamnida^^  #bow

 

 

 

 

39 thoughts on “(My Perfect Girlfriend Or My Perfect Rival?) ( Part 7) # Listen, My First Love Story!

  1. Waaaah ini takdir yg di buat author kece badai..hehe
    ditngguy kelanjtny,.lw bisa di buat panjang n jngnan tamat-tamat..hihi
    Dsar anak pelangi…

  2. Si hyena dah mulai jatuh cinta…
    Untung aja donghae yg dengar perkataan hyena, andaikan kyuhyun bakalan gede kepala.
    Cinta pertama kyuhyun sbnrnya hyena kan…lanjut lagi ah bacanya

  3. Ahh! Cinta pertama kyu itu pasti si Heyna kan? Bener nggak???
    Thor! Aku masih khawatir dengan appany heyna!!! >.<

  4. wew sedikit-sedikit moment romantisnya keluar nih , doh jadi penasaran sama love storynya mereka *kabur ke next part*

  5. Wahhh asik crita nya
    Si kyuhyun membuat takdir itu untuk bisa bersma heyna.
    jahahahah ampe bgtu ny kue yg jd kado heyna buat kyuhyun ampe gg ad yg boleh mkan and the jd pajangan di dlm kulkas jahahhahahaa
    Anak pelangi kyuhyun tu sperti orang yg sma 10 tahun yg lalu yaitu heyna.

Leave a reply to Cho kaizi Cancel reply